Squel Mafia Couple Love dan Mafia Vs Gadis Bercadar Season 2
Khumaira rela menjadi pengantin Pengganti demi membiayai operasi ibunya. Hanya itu jalan satu-satunya yang akan ditempuh gadis yang disapa Mai itu. Hingga takdir mengikatnya melalui janji suci pernikahan dengan anak majikannya sendiri yaitu Morgan Leo Alexander.
Sementara Morgan yang selalu didesak untuk segera menikah oleh keluarganya, mulai dari orang tuanya, saudaranya hingga ponakan kembarnya yang sangat nakal, akhirnya memutuskan untuk menikahi Maura (Minmin) gadis yang dikenalnya selama hampir tiga tahun lamanya.
Namun terhitung beberapa hari menuju hari pernikahannya, tiba-tiba saja Maura kabur dan hilang kabar bak ditelan bumi. Hal itu membuat Morgan murka dan terus mencari keberadaan Maura.
Morgan bersumpah akan menemukan Maura hingga ke ujung dunia sekalipun, namun semuanya menjadi sia-sia ketika orang disayanginya mengetahui semuanya, bahkan turun tangan mencarikan pengantin pengganti untuknya.
Bagaimanakah Mai dan Morgan menjalani hubungan rumah tangganya ? mengingat keduanya beda kasta. Akankah Mai dan Morgan saling mencintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengapa harus dia!
Morgan terdiam sejenak mendengar embel-embel nama yang disebutkan oleh ponakan kembarnya, hal itu membuat Morgan mulai curiga. Morgan beranjak dari tempatnya dan lekas menuju ke kamarnya.
Di dalam kamar yang ditempati oleh Morgan tampak Mai sedang dibantu Nyonya Milan untuk melepas gaun pengantin yang melekat di tubuhnya dan dua pelayan wanita bertugas melepas aksesorisnya. Setelah itu, pelayan wanita bergegas keluar dari kamar tersebut.
Sementara Nyonya Milan kembali membantu Mai menghapus riasan wajahnya, padahal Mai sudah mengatakan bahwa ia bisa melakukannya sendiri, namun Nyonya Milan begitu kukuh dengan pendiriannya hingga Mai tak bisa menolaknya. Nyonya Milan memperlakukan Mai seperti anak sendiri dan terlihat begitu menyayanginya.
"Nyonya, biar saya saja yang menyelesaikannya." ucap Mai dengan suara lembutnya.
"Astaga, panggil Mama sayang, kamu itu sudah menjadi putriku dan Mama tidak akan keluar dari kamar sebelum menyelesaikan ini " balas Nyonya Milan tersenyum dengan tangan cekatan menghapus riasan wajah Mai menggunakan pembersih wajah.
"Ba-baik...Mama." ucap Mai ragu mengatakannya.
Rasanya benar-benar aneh memanggil majikannya dengan sebutan Mama. Tapi apa mau dikata, semuanya sudah berubah, karena kini ia menjadi bagian anggota keluarga Alexander.
"Anak pintar." puji Nyonya Milan menyentuh dagunya, membuat Mai tersenyum merekah memperlihatkan deretan gigi ratanya.
"Terima kasih Mama." ucap Mai tak enak hati karena ibu mertuanya harus turun tangan membantunya menghapus riasan wajahnya.
"Ya sudah, mama pergi. Beristirahatlah sayang."ucap Nyonya Milan tersenyum sambil mengelus puncak kepalanya lalu melangkah keluar kamar dan membiarkan Mai seorang diri di dalam kamar tersebut.
Mai beranjak dari tempatnya, tiba-tiba pintu kembali terbuka lebar membuat Mai mengalihkan pandangannya ke arah pintu hingga bertemu pandang dengan manik mata elang sosok pria tinggi yang berdiri di ambang pintu.
Buru-buru Mai memutus pandangan dengan pria itu dan melangkah cepat mendekati kopernya untuk mengambil handuk beserta baju ganti dan tak lupa Mai mengambil ponselnya untuk di bawah masuk ke kamar mandi. Dia harus menghubungi ibunya untuk menanyakan kondisinya.
Sementara pria itu masih berdiri mematung di ambang pintu dengan rahang mengeras tatapannya begitu datar bahkan tangannya dikepal kuat entah apa yang dipikirkannya. Yang jelas moodnya sedang buruk. Dan Pria itu tidak lain adalah Morgan, pria yang baru saja berganti status menjadi menikah.
"Sialan, Pelayan bodoh itu....Arghh." Morgan berdengus kesal sambil meninju udara saking kesalnya melihat pelayan rendahan berada dalam kamarnya.
Pikirannya mulai menerka-nerka seolah berputar begitu cepat mengingat setiap kejadian hari ini, hingga sesuatu hal terlintas dipikirannya yang terasa tidak masuk akal jika pelayan itulah yang menjadi istrinya.
"Tidak, semua itu pasti salah besar." ucap Morgan tak habis pikir dan tak ingin membenarkan hal yang baru saja terlintas dipikirannya.
Morgan langsung mengeluarkan ponselnya untuk memastikan bahwa dugaannya salah. Tangannya begitu cepat berselancar di media sosial dan grup WhatsApp keluarga Alexander.
Mata Morgan menajam hingga membulat sempurna melihat deretan foto pengantin penggantinya terlihat cantik dan menawan dengan senyuman manis terpancar di bibirnya, ya Morgan mengakuinya cantik. Tapi, wanita ini adalah pelayan rendahan yang bekerja di kediaman orang tuanya dan sekarang wanita itu sudah sah menjadi istrinya. Mengapa ia baru menyadarinya sekarang.
"Shiittt!!!.... arghh. Sialan, ini benar-benar tidak bisa dibiarkan. Harga diriku jatuh saat ini" kesal Morgan menggenggam kuat ponselnya. Kepalanya ingin meledak, sesial inikah nasibnya ditinggal pergi oleh calon istrinya dan berakhir menikah dengan seorang pelayan rendahan.
Morgan tipikal pria yang tak bisa mengontrol emosinya dan akan melupakannya pada orang-orang yang dianggapnya salah.
Morgan melangkah cepat menuju kamar mandi untuk menyusul Mai. Tak peduli bagaimana reaksi wanita itu jika dia mendobrak pintu kamar mandi tersebut.
Pakk
Pakk
Morgan menggedor keras pintu kamar mandi, membuat Mai yang tengah membersihkan tubuhnya terlonjat kaget dan buru-buru mengakhiri ritual mandinya.
"Buka pintunya!" teriak Morgan dari luar pintu.
Mai menjadi ketakutan mendengar teriakan Morgan. Dia bergegas melap tubuhnya dan segera memakai pakaiannya.
"Aku ingatkan, dalam hitung ke tiga kamu belum keluar, maka pintu ini ku dobrak." ancam Morgan tak main-main yang sedang tersulit emosi.
Ceklek
Mai membuka cepat pintu kamar mandi, raut wajahnya memancarkan ketakutan dan mencoba menutupinya dengan cara menunduk. Morgan langsung menatap tajam wanita yang berstatus istrinya itu dan tetap menganggapnya pelayan rendahan.
"Aku tidak habis pikir pelayan rendahan seperti dirimu berusaha merangkak naik kasta. Katakan berapa uang yang kamu dapatkan hingga bersedia menjadi pengantin pengganti untukku."ucap Morgan dengan suara meninggi, tatapannya begitu sinis sambil menunjuk-nunjuk wajah Mai.
Sementara Mai hanya mampu bungkam sambil menggeleng tidak membenarkan ucapan Morgan. Sedangkan Morgan kembali mencengkeram kuat lengannya membuat Mai meringis kesakitan dan juga ketakutan, bahkan kedua kakinya gemetaran dan mulai terkulai lemas menopang tubuhnya. Tak ada yang bisa Mai lakukan selain mengatupkan kedua tangannya dengan mata berkaca-kaca memohon kepada suaminya itu.
"Ikut denganku, kamu harus menjelaskan semuanya." tegas Morgan menghentikan aksinya lalu menarik tangan Mai dengan kasar.
"Tuan, tolong lepaskan tangan saya. Saya bisa jalan sendiri." ucap Mai memelas dan suaranya masih saja terdengar lembut di indera pendengaran Morgan.
"Diam!" bentak Morgan dan langsung menghempaskan tangan Mai begitu saja, kemudian mengibaskan tangannya di texudo nya bekas menyentuh Mai.
Mengapa harus dia! pelayan rendahan yang sangat bodoh, hancur sudah harga diriku. Batin Morgan merutuki nasibnya.
Mata Mai sudah berkaca-kaca bahkan ingin sekali menangis saat ini juga diperlukan kasar oleh suaminya, namun Mai berusaha menahannya, ia harus bersabar menghadapinya, inilah salah satu resiko yang harus dihadapinya sekaligus cobaan untuknya.
Morgan melangkah lebih dulu dengan wajah masam keluar dari kamarnya, kemudian di susul Mai yang hanya bisa mengekor di belakangnya dan selalu menjaga jarak dengannya.
"Mengapa kalian masih berkeliaran, sebaiknya beristirahatlah. Mama yakin kalian pasti capek." tegur Nyonya Milan tersenyum yang baru saja dari dapur dan langkahnya terhenti saat melihat anak dan menantunya menuruni anak tangga.
Tatapan Morgan sulit diartikan yang tengah berdiri berhadap-hadapan dengan ibunya.
"Mengapa harus dia yang menjadi pengantin pengganti untukku, Ma" ucap Morgan dingin tak terima menikahi seorang pelayan rendahan.
Mai melipat bibirnya rapat-rapat, dadanya terasa sesat menjadi objek pembicaraan mereka.
"Karena dia gadis baik dan Sholehah, itulah alasannya mengapa Mama menjadikannya sebagai pengantin pengganti untukmu." ucap ibunya tak kalah tegasnya melakukan pembelaan untuk Mai.
"Dia hanya seorang pelayan rendahan! tidak seharusnya Mama memilihnya. Masih banyak wanita diluaran sana yang dengan suka rela bersedia menjadi istriku. Mengapa harus dia! Ma" ucap Morgan meluapkan emosinya menunjuk-nunjuk ke arah Mai.
Deg!
Mai terhentak mendengar ucapan pria yang baru saja menjadi suaminya, air matanya seketika lolos membasahi pipinya. Mai ingin segera pergi dari tempat tersebut, namun kedua kakinya seolah lumpuh tak bisa beranjak pergi.
Mai mengusap air matanya dengan kasar, beginikah yang akan dia alami setiap harinya, diperlakukan dengan kasar, direndahkan, di caci maki, pikirnya. Mai menyentuh dadanya yang teramat sesak, segitu rendahnya kah pekerjaan sebagai seorang pelayan, sampai-sampai harus direndahkan segala.
"Tutup mulutmu! dia gadis penyelamat untukmu!. Memangnya mengapa kalau dia seorang pelayan, asal kamu tau wanita yang melahirkanmu di dunia ini yang sering kamu panggil Mama juga bekas seorang pelayan bahkan wanita yang kamu sayangi ini terlahir dari rahim seorang pelayan. Jika kamu merendahkannya, berarti kamu juga merendahkan ibumu sendiri!" ucap ibunya marah dengan mata memerah dan begitu murka tak terima ucapan putranya. Sungguh dirinya begitu sensitif jika seseorang direndahkan.
Morgan menjadi diam seribu bahasa dan tak bisa berkata-kata lagi. Entah mengapa dia menjadi menyesali apa yang baru saja diucapkannya.
Tuan Fino dan Malfin yang mendengar perdebatan mereka bergegas menghampirinya.
Nyonya Milan melangkah mendekati Mai yang sedang menunduk menyembunyikan wajahnya yang sembab. Kemudian Nyonya Milan membawanya masuk ke dalam pelukannya.
"Dia putriku, jangan sekali-kali merendahkannya." peringat Nyonya Milan sambil menatap tajam putranya.
Bersambung....
Terima kasih atas dukungannya teman-teman 🙏
Maaf baru update 🙏
lalu dia sadar dan bertemu sama Morgan dan dia mgomong bahwa iya koma karna kecelakaan