Bagaimana jadinya jika seorang siswi dijodohkan dengan gurunya sendiri.
Faradilla Angelica, siswi kelas 12 yang terkenal dengan prestasinya keluar masuk ke ruang BK, bukan karena dia sering bolos atau yang lainnya, melainkan karena dia sering kepergok berpacaran di area sekolah dengan Arsyad.
Orang tuanya merasa geram, hingga mereka menjodohkan Fara dengan Aslan, guru baru di sekolahnya.
Fara jelas tidak terima dengan perjodohan itu. Dia sampai rela kabur dengan Arsyad demi menolak perjodohan itu.
Lalu bagaimana jika akhirnya Fara dan Aslan dinikahkan? Apakah akhirnya Fara bisa mencintai Aslan, sosok guru yang sangat galak itu?
"Dasar Pak Singa!" begitulah Fara menyebutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
Setelah mengambil kunci di rumah penjaga villanya, Pak Rasya segera membuka pintu villa itu. Sebelumnya dia sudah melihat motor Arsyad yang ada di garasi. Otot-ototnya semakin menegang. Dia ingin segera memarahi putranya itu.
Setelah pintu terbuka Pak Rasya segera naik ke kamar utama yang ada di lantai dua. Pak Ridwan dan Aslan mengikuti di belakangnya.
Ketiga pasang mata itu melebar saat melihat Arsyad dan Fara sedang tertidur sambil berpelukan di atas ranjang. Karena menjelang pagi mereka baru saja tertidur, hingga menjelang siang mereka belum juga bangun.
Pak Rasya segera berjalan mendekat dan menarik paksa putranya. "Arsyad!"
Arsyad dan Fara seketika membuka matanya. Rasa kantuk itu langsung menghilang kala menatap Ayahnya.
"Ayah."
Pak Ridwan juga menarik tubuh putrinya menjauh dari Arsyad.
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Arsyad karena emosi Pak Rasya sudah sampai di ubun-ubunnya. "Apa yang kamu lakuin sama Fara di sini! Berani sekali kamu membawa kabur anak orang!"
Arsyad hanya terdiam sambil memegang pipinya yang terasa panas. Dia tidak akan melakukan pembelaan pada dirinya meski sebenarnya yang mengajaknya kabur adalah Fara.
"Saya akan tuntut kamu sudah berani bawa kabur anak saya! Kamu memang bawa pengaruh buruk pada Fara!" tunjuk Pak Ridwan pada Arsyad.
"Ayah, Arsyad gak salah. Fara yang minta Arsyad untuk bawa kabur aku. Arsyad sangat baik, dia gak seperti yang Ayah pikirkan." Fara menahan Ayahnya saat Ayahnya terlihat akan memukul Arsyad.
"Fara, Ayah harus berpikir bagaimana melihat kamu tidur sambil berpelukan seperti itu."
"Kita gak ngapa-ngapain Ayah. Fara ngelakuin ini karena Fara gak mau dijodohkan!"
Mendengar hal itu, Pak Rasya menyeret putranya untuk keluar dari drama keluarga itu. "Arsyad mulai sekarang kamu jauhi Fara! Papa gak mau kamu terus dapat masalah seperti ini."
"Tapi Pa..." kini pandangan mata Arsyad tertuju pada Aslan yang berdiri di dekat Pak Ridwan. Ada hubungan apa keluarga Fara dengan Aslan? Kenapa mereka bisa sedekat itu, atau jangan-jangan...
"Jadi Pak Aslan yang dijodohkan sama Fara?"
Seketika Fara menatap kaku Arsyad. Satu hal yang dia tutupi kini akan terbongkar.
Aslan hanya menatap datar Arsyad tanpa berkata apapun.
"Kalau memang Bapak yang dijodohkan dengan Fara, saya gak akan lepasin Fara. Ingat itu!" kata Arsyad.
Pak Rasya semakin menarik tangan putranya. "Arsyad, kita pulang sekarang! Jangan campuri lagi urusan mereka. Papa juga akan beri kamu hukuman!"
Pak Ridwan juga mencekal tangan Fara dan memaksanya berjalan dengannya. Mereka semua akhirnya keluar dari villa itu.
Pak Ridwan membawa Fara masuk ke dalam mobil. Beberapa saat kemudian mobil Aslan sudah melaju.
"Fara, karena kamu semakin berulah, Ayah akan segera menikahkan kamu dengan Aslan."
"Ayah, gak pernah mikirin perasaan Fara. Fara gak mau sama Pak Aslan. Ayah memang gak sayang sama Fara!" Fara membuang pandangannya sambil menangis.
Sedangkan Pak Ridwan kini semakin memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Napasnya juga terasa sesak.
Aslan yang melihat Pak Ridwan dari rear spion menjadi khawatir. Dia menepikan mobilnya sesaat. "Om, kenapa?"
Fara kini juga beralih menatap Ayahnya. "Ayah," dia menjadi panik. "Ayah kenapa?"
Pak Ridwan sudah tidak mampu berkata lagi. Dia hanya memejamkan matanya sambil menahan rasa sakit.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" Aslan segera tancap gas menuju rumah sakit terdekat.
Meskipun Fara marah dengan Ayahnya tapi dia tidak mau terjadi apa-apa dengan Ayahnya. "Ayah kenapa?" Fara memeluk tubuh Ayahnya. Dia tidak mau kehilangan Ayahnya.
Aslan semakin mempercepat laju mobilnya karena jarak rumah sakit memang lumayan jauh dari tempat itu.
Setelah hampir 30 menit, Aslan menghentikan mobilnya di depan rumah sakit. Pak Ridwan segera dilarikan ke IGD.
Fara masih saja menangis sambil menunggu hasil pemeriksaan Ayahnya.
Aslan kini duduk di sebelah Fara. "Fara, setiap orang tua pasti sayang dengan anaknya." kata Aslan memulai pembicaraan.
Fara tak menimpali perkataan Aslan. Dia sibuk menyeka air mata yang tak berhentinya keluar.
"Kamu memang masih sekolah tapi umur kamu sudah 18 tahun, sudah saatnya bisa berpikir dewasa. Tidak semuanya apa yang kita inginkan itu bisa terwujud."
"Tapi saya tetap tidak mau menikah sama Pak Aslan." kata Fara tanpa menatap Aslan lagi.
"Meskipun itu keinginan terakhir Ayah kamu, apa kamu masih tetap tidak mau?"
Seketika Fara menatap tajam Aslan. "Bapak jangan bilang seenaknya. Ayah gak papa." meski dalam hatinya dia merasa sangat khawatir karena memang baru kali ini dia melihat Ayahnya sangat kesakitan.
Mereka terdiam beberapa saat. Akhirnya Fara bertanya tentang kondisi Ayahnya pada Aslan. Fara yakin Aslan tahu sesuatu. "Memang Ayah sakit apa? Apa Ayah cerita sama Bapak?"
Aslan menatap Fara yang masih saja menangis sambil menundukkan pandangannya. "Oke, aku akan kasih tahu kamu agar kamu tidak menyesal di kemudian hari. Ayah kamu punya penyakit jantung koroner. Ada penyumbatan di jantungnya dan sudah semakin parah."
Seketika Fara menatap Aslan. "Pak Aslan bohong kan?"
"Buat apa aku bohong sama kamu? Gak ada keuntungannya sama sekali. Ini salah satu alasan aku juga kenapa aku gak bisa menolak perjodohan ini."
Fara semakin menangis, dia kini berdiri dan bersandar di tembok dekat pintu IGD. Dia semakin beringsut dan duduk di lantai.
Aslan sebenarnya kasihan melihat Fara tapi dia tidak bisa apa-apa, bahkan untuk sekedar memeluknya agar tenang.
Beberapa saat kemudian Dokter yang menangani Pak Ridwan keluar. Fara segera berdiri dan menghampirinya. "Bagaimana keadaan Ayah saya?"
"Ayah Anda kondisinya sangat lemah. Harus dirawat sampai beberapa hari untuk memastikan aliran darahnya kembali lancar karena sepertinya penyumbatan semakin melebar."
"Dokter, apa tidak ada tindakan lebih lanjut? Mungkin bisa dilakukan pemasangan ring di titik penyumbatan." kata Aslan untuk memperjelas tindakan selanjutnya.
"Untuk saat ini kondisi pasien masih tidak memungkinkan untuk melakukan operasi. Kita tunggu sampai kondisi pasien membaik." terang Dokter itu lagi.
"Saya ingin menemui Ayah saya."
"Baik, Ayah Anda sudah dipindahkan ke ruang rawat Dahlia 1."
Fara segera menuju ruangan itu yang diikuti oleh Aslan. Setelah menemukan ruangan itu, mereka berdua segera masuk.
"Ayah." Fara langsung memeluk lengan Ayahnya. Dia semakin merasa tidak tega melihat beberapa alat terpasang di dada Ayahnya. "Maafin Fara."
Pak Ridwan tersenyum kecil. Dia gerakkan satu tangannya pelan mengusap rambut Fara.
"Ayah cepat sembuh ya. Fara pasti akan menuruti semua keinginan Ayah." kata Fara dalam isak tangisnya.
Pak Ridwan memegang pipi Fara agar dia mendongak. "Apa kamu mau menikah dengan Aslan besok. Karena Ayah begitu ingin melihat kalian segera bersatu."
Fara dan Aslan melebarkan kedua matanya. Besok? Mengapa secepat itu?
.
💞💞💞
Tinggalkan like dan komen ya... 🙄
sayang ama papa aslan