"Surat nikah mu akan aku tukar dengan sumsum tulang belakangku."
Demi menyelamatkan nama keluarganya, Charllote mengajukan syarat pernikahan sebagai penyelamat Sean Smith yang mengidap penyakit kanker darah, karena Charllote memiliki sumsum tulang yang cocok.
Akankah pernikahan itu akan menjadi cerita bahagia selalu dan selamanya atau sebaliknya, menjadi ajang saling menyakiti?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SATU BUKU TABUNGAN
Bab 15
"Mana aku tahu, kau memberi pesan agar aku menempatkan wartawan dan akan membayar besar untuk itu," jelas David.
"Jadi ketika aku melihat itu sudah di transfer ke rekeningku, aku pun menjalankan misi itu," ujar David lagi membela diri.
Charlotte merasa membuang waktu berharganya, berbicara kepada David sama saja seperti bicara pada kaca, tidak akan mendapatkan jawaban. Terakhir kalinya Charlotte berkata, "Apa masih menyimpan no rekeningnya?" tanya Charlotte.
David mengambil ponselnya, lalu mencari bukti transaksi penerimaan uang, "Ini buktinya."
Dia mengernyitka alisnya seraya berpikir jika dia hanya memiliki satu buku tabungan. Jadi bagaimana mungkin dia melakukan transaksi ke rekening David.
"Nah, sudah percaya kan?" ujar David.
"Aku hanya memiliki satu nomor rekening," ujar Charlotte yang merasa tidak mentransfer uang kepada David.
Charlotte mengeluarkan pulpen dan buku catatan kecilnya untuk mencatat nomor rekening tersebut. Dia pun pergi meninggalkan David, merasa penasaran dari mana ada datang sebuah nomor rekening yang bahkan dia tidak tahu, maka dia pun menghubungi Alfred, yang mungkin saja mengetahui sesuatu tentang hal ini.
"Nona apa baik-baik saja?" tanya Alfred.
"Aku baik-baik saja, dan bagaimana dengan kau?" tanya Charlotte.
"Aku sehat dan baik-baik saja," jawab Alfred.
"Apa kau sudah bekerja lagi?" tanya penasaran Charlotte.
"Saat ini demi mengisi waktu menunggu Nona memanggil, maka aku bekerja pada keluarga Crownly," jawab Alfred.
"Keluarga Katie, maksudmu?" tanya Charlotte.
"Iya Nona," jawab Alfred.
Keluarga Crownly termasuk keluarga kaya makmur, merupakan keluarga multigenerasi yang telah menjalankan bisnis cemilan dan permen. Produknya tersebar secara global dan sangat populer.Perusahaan itu sekarang dijalankan oleh beberapa anak mereka, generasi keempat dari anggota keluarga Crownly.
Memiliki kekayaan yang hampir setara dengan keluarga Smith membuat Katie lebih mudah melakukan tindakan memanipulasi orang-orang disekitarnya, termasuk memperdayai Charlotte dengan topeng kawan baik yang dia tunjukan kepada Charlotte, dan topeng kepolosan, keluguan di depan Sean. Serta Topeng arogan kepada pesuruh, bawahannya.
Charlotte mencoba menahan hatinya, Alfred-nya adalah pelayan setianya. Tapi Katie juga berniat mengambilnya. Alfred tidak mendengar Charlotte berbicara maka dia pun berkata, "Nona apa ada yang sedang mengganggumu?"
Mendengar perkataan mantan kepala pelayannya itu, maka dia pun teringat tujuannya menghubungi Alfred, "Apa kau mengetahui jika aku memiliki dua rekening?"
"Nona apa kau lupa, ketika berusia 17 tahun, Tuan Brown membukakan rekening atas namamu?" Jawab Alfred.
"Aku tidak pernah menerima buku rekening itu," jawab Charlotte.
Pada saat itu pengacara Tuan Brown memberikan formulir pengisian pembukaan rekening baru kepada Charlotte, dan dia yang mengurus tentang pembukaan buku rekening itu. Tapi dia tidak pernah menerima buku itu meskipun sudah membubuhkan tanda tangan, bahkan setelah ayahnya tiada dia sama sekali tidak menerima buku itu. Jadi dia berpikir jika Ayahnya berubah pikiran untuk memberikan pembagian hasil dari aset keluarga mereka.
Mendengar Nonanya terdiam lagi, maka Alfred berkata, "Nona, jika kau sudah siap memanggilku maka aku akan kembali ke sisimu," janji Alfred.
"Ok, janji adalah janji," ujar Charlotte.
Setelah pembicaraan selesai, Charlotte pun bergegas kembali ke hotel. Demi memghemat maka dia tidak berlama-lama di swiss. Keesokannya dia langsung saja kembali pulang. Baru saja tiba, tapi hati Charlotte sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan pengacara ayahnya dulu. Meski lelah, tapi dalam pikiran Charlotte bergelantung rasa penasaran yang besar. Kemana perginya buku tabungannya, buku tabungan yang baru saja dia tahu keberadaannya.
Charlotte tiba di depan pintu rumah Tuan Arthur, dia menyapa pelayan yang membukakan pintu, "Hai, apa ada Tuan Arthur?"
"Tunggu di sini, aku akan memanggilnya," jawab pelayan itu.
"Nona ...?" tanya pelayan itu.
"Brown ... Charlotte Brown."
Tak menunggu lama Tuan Arthur langsung saja keluar, "Charlotte, lama tidak jumpa, ayo masuk."
Setelah masuk, tanpa berbasa-basi lagi Charlotte langsung saja bertanya, "Apa ingat tentang pembukaan buku tabungan yang Ayahku pinta waktu itu?" tanya Charlotte.
"Iya, kenapa kau menanyakan ini?" tanya Tuan Arthur.
"Mengapa tidak pernah memberikannya kepadaku?" tanya Charlotte.
"Kau tidak pernah menerimanya?" tanya bingung Tuan Arthur.
"Tidak, aku pikir ayahku berubah pikiran," jawab Charlotte.
Tuan Arthur pun bercerita, pada saat itu dia pergi ke rumah keluarga Brown untuk mengantarkan buku tabungan itu, tapi Charlotte sedang tidak di rumah. Dan, Pada saat itu ada hal mendesak yang membuat dia tidak bisa berlama-lama, kebetulan ada Katie Crownly di sana. Mengetahui jika mereka adalah teman baik, maka ketika Katie menawarkan diri untuk memberikan buku tabungan tersebut, maka tanpa curiga Tuan Arthur memberikannya. Apalagi dia tahu sekaya apa katie Crownly itu. Tidak berpikir jika gadis itu akan tertarik dengan nominal kecil yang ada di buku tabungan itu.
"Jadi selama ini buku tabungan itu ada di tangan Katie?" ujar Charlotte.
"Maafkan kelalainku," ujar Tuan Arthur.
"Aku tidak pernah mengira, dia tidak akan pernah memberikan buku tabungan itu kepadamu," ujar Tuan Arthur.
Charlotte pun berdiri untuk pamit, berpikir betapa liciknya Katie ini. Dulu dia ini adalah teman baiknya semasa Diana pergi ke luar Negri. Katie datang dengan membawa pertemanan yang luar biasa manis, tapi ternyata mengandung racun.
Charlotte menghubungi Adam, "Apakah Tuan Smith sudah kembali dari Swiss?"
"Belum, kemungkinan lusa akan kembali," jawab Adam.
Charlotte menutup sambungan ponselnya, berdiri di balkon kamarnya, mendongak ke atas langit seraya berkata, "Tidakkah ingin memberikanku satu saja bintang keberuntungan."
Di Swiss, Hati Sean sedikit merasa uring-uringan mendengar jika Charlotte telah kembali. Terkadang dia masih teringat dengan tatapan marah Charlotte, sebelum dia menghancurkan surat-surat penanya waktu itu. Dan, sedikit merasa aneh mengapa dia tidak melihat binar kemarahan di kedua mata Katie ketika surat-surat yang mereka anggap berharga itu dihancurkan oleh wanita lain.
Sean menyesap anggur putihnya, seraya berdiri di balkon, menatap langit. Pada saat ini mereka sama-sama menatap langit hanya saja dari belahan bumi yang berbeda. Sean mengirimikan pesan kepada Adam agar memoerceoat kepulangan mereka.
Charlotte tidak bisa tidur memikirkan ini semua, nomor ponsel yang diberitahu David, sudah tidak bisa dipakai, itu artinya hanya ponsel sekali pakai saja. Dia baru bisa tertidur dini hari. Ketika masih pagi sekali, ponselnya berdering. Itu dari manajer hotel, "Nona sebaikanya kau datang ke hotel, kita kedatangan tamu presidential suite, dan dia meminta agar kau yang menjadi asisten pribadinya selama dia menginap di sini."
"Ok aku akan ke sana," jawab Charlotte segera bergegas marapihkan diri lalu dengan cepat dia melajukan mobilnya ke Quaint hotel, sambil menebak siapakah tamu mereka kali ini.