Mengandung Benih Ayah Mertua

Aku tertidur dan terbangun di malam hari, aku mendapat kabar dari ayah mertua kalo Farhan telah berangkat ke luar negri untuk menjalani bisnis kerjasama yang tadi pagi dia bicarakan saat kami sarapan.

"yu, sini duduk" ujar ayah mertua

aku duduk di samping ayah mertua di sofa ruang tengah, Tante Ida datang untuk minta izin kepada ayah mertua kalo dia akan pulang dan kembali besok pagi, karena anak Tante Ida sedang sakit.

"Tuan saya mau minta izin untuk pulang karena anak saya sekarang sedang sakit, saya akan kembali besok pagi" ujar Tante Ida yang tengah berdiri di sampingku membawa tas

"anak Tante sakit apa?" tanya ku

"demam yu dan dia meminta Tante untuk pulang"

"pergilah rawat anak mu dulu" ujar ayah mertua

"terimakasih tuan, kalo gitu saya permisi dulu, assalamualaikum"

"walaikumsalam" jawab ku

Setelah Tante Ida pulang, aku dan ayah mertua duduk berdua di sofa ruang tengah, berbincang mengenai Farhan yang telah berangkat keluar negri.

"Farhan sudah berangkat tadi sore saat kamu tidur, dia akan tinggal di luar negri untuk sementara waktu" ujar ayah mertua

"berapa hari dia akan disana yah?" tanya ku

"ayah tidak tau pasti, karena Farhan juga tidak memberi tahu ayah kapan dia akan pulang"

Aku terdiam dan tak bisa bicara apa-apa lagi, malam ini sebenarnya aku ingin melayani Farhan dan memberikan haknya sebagai seorang suami, namun dia telah pergi tanpa memberi tahu ku.

"kamu mau minum?" tanya ayah mertua pada ku

"iya yah aku keluar kamar karena haus, tadi aku ingin ke dapur untuk mengambil air minum, tapi kerena ayah memanggil ku aku jadi berbalik arah"

"iya udah kamu diam disini biar ayah siapkan kamu air minum"

"tidak usah yah, ayu ambil sendiri saja, ayah tak perlu repot-repot begitu"

"udah gak apa-apa, kamu tunggu saja disini"

Aku merasa tak enak di ambilkan minum oleh ayah mertua, tapi aku juga tak enak jika menolak keinginannya, aku menuruti perkataannya dan tetap diam duduk di sofa sembari menunggu ayah mertua membawa minum untuk ku.

Tak lama ayah mertua kembali ke ruang tengah dengan membawa satu gelas air minum di tangannya.

"ini, minum lah dan istirahat di kamar mu" ujar ayah mertua

Aku mengambil gelas yang berisi air minum itu dan membawanya ke kamar ku, di kamar aku minum sampai air itu habis. setelah minum aku berbaring di atas kasur untuk beristirahat sembari membayangkan wajah Farhan suami ku.

Tak lama setelah aku minum tiba-tiba aku merasa pusing dan lemas, badan ku terasa tak bisa di gerakan, mata ku serasa ingin tertidur padahal aku tidak mengantuk..... sampe aku tak sadar aku tertidur dan tak merasakan apa-apa.

minuman yang aku minum telah di campur obat yang membuat ku terbaring tak berdaya tanpa merasakan apa-apa.

Walaupun aku tertidur aku merasa tubuh ku sedang di timpa oleh seseorang, rasa sakit aku rasakan di bagian vagin* ku, namun aku tidak bisa membuka mata, dan tubuh ku terasa berat.

"hahhhhhh,,issshhhh,hahhhh" suara yang terdengar di telinga ku

Saat itu aku dalam keadaan setengah sadar, aku sadar akan tubuh ku yang sedang di timpa oleh seseorang namun aku juga tak bisa melihat siapa yang berada di atas ku, aku mengira aku sedang bermimpi dan sedang berada di alam tidur ku.

"ahhhhhhhishhhhhh" suara itu terus terdengar di telinga ku

......

....

...

Aku terbangun dari tidur ku, jam menunjukan pukul 8 pagi, dengan mata yang masih belum bisa melihat dengan jelas, dan kepala yang masih terasa pusing aku merasa bagian vagin* ku terasa perih. perlahan aku melihat ke arah tubuh ku yang sudah telanjang bulat tanpa pakaian.

Melihat tubuh ku yang sudah tak tertutup kain, bagian vagin* ku, yang berceceran darah perawa* ku. seseorang telah merenggut kegadisan ku saat aku tak sadarkan diri. aku menangis dan berteriak karena kegadisan ku di renggut oleh seseorang yang bukan suami ku.

Aku berlari ke arah kamar mandi, menyalakan shower dan menghapus darah yang melekat di bagian tubuh ku, hati ku merasa hancur, pikiran ku kacau, aku menangis teriak dengan tubuh yang sudah tidak suci lagi.

Aku tak sadar jika diriku telah di nodai oleh seseorang yang tidak aku ketahui, karena kemarin malam aku benar-benar tidak sadar akan sesuatu yang telah menimpa diriku. sama sekali aku tidak berpikir bahwa yang menodai ku adalah ayah mertua, karena aku percaya dia tak mungkin berani meniduri menantunya sendiri.

Setelah aku membersihkan badan , aku keluar untuk memakai pakaian dengan wajah yang murung dan merasa cemas dengan apa yang telah terjadi pada ku, kehormatan yang telah aku jaga selama ini harus di renggut oleh seseorang yang bukan muhrim ku.

Kehormatan yang aku simpan dan yang akan aku beri kepada suami ku, kini telah di rampas tanpa aku sadari. aku merenung di dalam kamar dengan air mata yang tak henti berjatuhan, membayangkan bagaimana jika aku hamil, apa yang akan terjadi jika aku mengandung benih dari seseorang yang bukan suami ku.

Di tengah renungan ku, ayah mertua masuk ke dalam kamar dengan mata yang menatap tajam diriku.

"kamu kenapa? kok nangis?" ayah mertua bertanya

"tidak,,,, tidak apa-apa" jawab ku dengan gugup

"ayo keluar dan sarapan, Tante Ida sudah memasak untuk kita" ujar ayah mertua sembari memegang tangan ku

Aku merasa tangan itu seperti tangan yang menyentuh ku kemarin malam, saat aku tak sadarkan diri, aku melihat ke arah ayah mertua dan menatap matanya sembari berkata dalam hati ku. "apakah ayah yang telah meniduri ku kemarin malam, apakah dia yang telah merenggut kehormatanku"

Aku beranjak pergi untuk sarapan, dalam hati aku yakin jika orang yang telah meniduri ku semalam adalah ayah mertuaku, karena tangannya yang tadi memegang tangan ku membuat ku merasakan sentuhan yang sama seperti orang yang telah meniduri ku dan telah merenggut kehormatanku.

Di ruang makan aku terus menatap ayah mertua, dengan berpikir kalau dia lah yang telah melecehkan ku.

"kamu kok terus menatap ayah?, ada apa" tanya ayah mertua

"apa,,, ayah semalam masuk ke kamar ku?" tanya ku dengan gugup

"emang kenapa?, apa yang terjadi"

"tidak ada yah, aku ingin tau saja"

setelah aku selesai sarapan aku kembali ke kamar, merenung dan membayangkan bagaimana nanti jika aku hamil karena kejadian semalam, bagaimana aku memberi tahu suami ku bahwa keperawana* ku telah di renggut oleh ayahnya.