NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Menikah Dengan Pacar Pura-Pura

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:202
Nilai: 5
Nama Author: arfour

Andini kesal karena sang ayah tidak menghadiri acara kelulusannya, ia memilih jalan sendiri dari pada naik mobil jemputannya
sialnya lagi karena keisengannya dia menendang sebuah kaleng minuman kosong dan tepat mengenai kening Levin.
"matamu kau taruh dimana?" omel Levin yang sejak tadi kesal karena dia dijebak kedua orang tua dan adik kembarnya agar mau dijodohkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arfour, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

izin nikah

Andini melipat tangannya kesal.

“Kamu semakin cantik kalau cemberut,” Levin mencolok bibir Andini yang manyun karena kesal.

“Iya Mas minta maaf ya sayang,” ujar Levin membelai rambut hitam Andini.

“Jadi selama pacaran kalian cuma pegangan tangan?” Tanya Levin penasaran.

“Iya, karena aku masih anak SMA pak Maman selalu bilang aku tidak boleh melakukan hal lebih selain itu, karena aku masih sekolah, aku tau kok kalau pacaran itu bisa saling ciuman atau mungkin lebih. Tapi aku gak mau,” ujar Andini menjelaskan.

“Aku mengerti, tapi siapa Pak Maman” rupanya Levin penasaran.

“Oh dia pamanku,” ujarnya sedikit terkejut karena dia dia lupa menyebut Nama Pak Maman.

“Wah paman yang baik,” ujat Levin lalu mengecup pipi Andini.

“Jadi aku orang yang pertama cium kamu dong,” ujar Levin sambil mengelus-elus lengan Andini dengan jarinya.

“Ya gitu deh, awalnya aneh tapi lama-lama aku malah kecanduan hahaha,” ujar Andini dengan pipi yang memerah.

“Mau lagi gak?” goda Levin, membuat Alea menggeser tubuhnya namun ditahan oleh Levin.

“Kata orang kalau pertama kali suka ketagihan, aku jadi takut,” ujar Andini menutup mulutnya.

“Hahaha, makanya nikah aja yuk,” bujuk Levin sambil tersenyum.

“Gak ah tar kuliahnya gak beres,” ujar Andini yang takut jika apa yang dicita-citakan tidak terwujud.

“Gak. Aku janji bakal izinin kamu kamu tetap kuliah, daripada kita buat dosa apa lagi zinah,” ujar Levin kali ini dia sangat serius.

“Tapi kalau aku hamil gimana, kan gak mungkin kuliah sambil hamil pasti repot,” ujar Andini lagi, dia memang banyak yang harus dipertimbangkan selain Papanya yang belum tentu mengizinkan dia menikah muda.

“Kan bisa pakai KB, bikin terus tapi anaknya nanti aja,” ujar Levin yang membuat Andini tertawa.

“Apaan sih Mas,” ujarnya sambil memukul dada Levin lembut.

“Mau yah?” bujuknya

“Emmh… boleh dipikirkan dulu gak? Aku kenal keluarga mas secara pribadi aja belum,” ujar Andini kemudian bersandar di dada Levin.

“Boleh dong sayang, asal jangan mikir mau nikah dengan yang lain aja,” ujar Levin memeluk Andini dengan erat seolah dia takut kehilangan.

“Gak lah, kepikiran aja gak cuma aku kan baru 19 tahun Mas emang boleh nikah dibawah 20 tahun?” kali ini Alea bertanya serius.

“Yang larang siapa, kamu kan bukan anak remaja lagi yang gak boleh kalau kamu masih dibawah 16 tahun, negara pasti gak bakal izinin,” ujar Levin mengelus punggung kekasihnya itu.

“Love sayang,” ujar Andini melonggarkan pelukannya, laku mengecup bibir Levin, namun Levin menahannya ia mengecup dengan sangat dalam.

“Aku juga sangat mencintaimu,” ucapnya ketika Levin melepaskan kecupan di bibir kekasihnya itu.

“kalau begitu, kembali kerja ya karena Mas butuh uang banyak untuk menikahiku,” ujar Andini tertawa.

“Baiklah nyonya Levin, aku tau itu,” ujar Levin sambil berdiri dari kursi dan kembali ke meja kerjanya. Andini tersenyum melihatnya, ia bergegas mengambil ponselnya.

“Papi pasti sibuk main Golf, lebih baik aku buat kejutan padanya,” ujar Andini dalam hati dia tersenyum jahil lalu mengerikan sesuatu.

“Papi sayang Aku mau nikah Boleh yaaa?” ujarnya sambil memberikan emot hati dan senyuman malu-malu.

“Kamu kalau bercanda gak kira-kira, katanya mau jadi arsitektur, masa mau nikah?” Ujar Benni terkejut namun dia berusaha tenang menanggapi perkataan anaknya, setelah Pak Maman mengatakan kalau sebenarnya Andini anak yang ramah dan senang bercanda.

“Aku serius Papi, nanti aku kenalin orangnya sama Papi deh, Papi pasti bangga punya mantu kaya dia, tapi sekarang aku belum kasih tau dia kalau aku anak Papi aku bilang aku anak Mbok isah, “ ujarnya sambil mengirim emot tertawa lebar.

“Hah kok gitu sih Nak?” Tanya Benny bingung, sekarang Benni malah duduk dan sibuk membalas chat putrinya sementara temannya hanya geleng-geleng kepala karena Benni yang biasa serius malah sedang senyum-senyum sendiri.

“Ben kau kenapa, apa kau punya gebetan baru?” Ledek salah satu temannya.

“Enak saja untuk apa, cintaku sudah habis untuk almarhum istriku, aku sedang chatting dengan putriku satu-satunya,” jawab Benni dengan rasa bangga.

“Memang ya tidak bisa nanti dirumah, ayo kita tanding lagi,” ajak temannya itu.

“Kan aku bilang tadi pagi, sama Papi aku ingin menikah dengan orang yang mencintaiku, bukan karena aku anak Papi yang tajir melintir pengusaha sukses itu,” ujar Andini mengingatkan.

“Oh iya tadi kamu bilang gitu, ya sudah nanti ngobrolnya dirumah ya sayang, Papi main golf dulu,”Ujar Benny pamit pada putrinya.

“Iya, have fun ya Papi, love u,” Ujar Andini mengirim emot hati.

“Love u too see u in home,” Ujar Benny membalas pesan putrinya lalu kembali bermain golf.

“Kamu Chatting dengan siapa kok senyum-senyum gitu?” Tanya Levin yang sudah berdiri di depan Andini dan membuat nya terkejut.

“Orang penting, nanti Aku kenalkan pada Mas,” ujar Alea menutup ponselnya.

“Okey deh, kita cari makan yuk sayang,” ajak Levin sambil mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Andini.

“Yu gue titip kantor laporan udah gue tanda tangan, tinggal lu cek lagi di meja gue,” ujar Levin begitu dia sampai di depan meja Ayu.

“Siap Bos, hati-hati Bos bawa anak orang tuh,” ujar Ayu meledek Levin.

“Berisik lu,” ujar Levin sementara Andini hanya tersenyum dia lalu menganggukan kepala pamit pada Ayu.

“Cakep juga anak Benny Mulyawan,” ucap Rendy setengah bergumam namun Ayu masih mendengarnya.

“Maksud Mas Itu putrinya Benny Mulyawan, kamu lagi gak bercanda kan?” tanya Ayu pada suaminya itu.

“Iya beberapa hari yang lalu Levin menyuruh cari tahu tentang Kehidupan pribadi Benny Mulyawan awalnya aku pikir untuk referensi dia nanti, ternyata dia mengincar putrinya,” ujar Benny terkekeh.

Mana cantik dan ramah lagi,” ujar Rendy lagi.

Sementara itu Andini hanya mengikuti langkah kaki Levin masuk ke dalam Mall, lalu memasuki restoran mewah.

“kita makan disini setelah itu keliling Mall siapa tau ada barang yang bisa di beli atau kita butuhkan.” Ajak levin sambil menyusuri lorong hingga mereka sampai satu restoran mewah.

“Kok mas tau sih restoran seperti ini?” tanya Andini, karena jujur saja dia jarang makan ditempat-tempat resmi seperti ini menurutnya merepotkan walaupun dia memiliki cukup banyak uang, tapi bukan berarti dia tidak mengerti table manner ditempat seperti ini.

“Kamu tidak pernah kesini sebelumnya memang?” Ujar Levin karena anak seorang Benny tidak mungkin belum pernah makan di restoran ini apa lagi restoran ini sangat terkenal diantara orang-orang kaya.

“Jujur saja aku gak suka makan yang terlalu diatur,” ujar Andini berterus terang.

“Kalau begitu kita cari restoran lain saja sayang,” ucap Levin sambil berdiri dari kursinya.

Tidak usah sayang, disini juga gak apa-apa kalau sekali-kali,” ujar Andini memegang tangan Levin sambil menyuruh kekasihnya untuk duduk kembali.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!