Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Kesempatan Kedua Untuk Mencintaimu

Bab 1

Tahun 2025.

Blue Star Group.

Ben Wang, pria muda yang dingin sekaligus tegas, berdiri di ruang rapat dengan wajah muram. Ia melemparkan setumpuk dokumen ke meja dengan kasar hingga berkas-berkas itu berantakan di hadapan sekretarisnya, Moon Lee. Tatapannya menusuk, nadanya meninggi.

“Walau kau sudah lama di sini, bukan berarti aku tidak bisa memecatmu. Moon Lee, seharusnya kau memberiku penjelasan yang masuk akal.”

Moon menunduk, jemarinya menggenggam erat berkas yang tersisa. Suaranya bergetar, tapi ia berusaha tegar. Wajah pucatnya berkeringat.

“Direktur, saya tidak melakukannya sama sekali. Mana mungkin saya melakukan hal bodoh ini? Menjual rahasia perusahaan hanya akan membuat saya kehilangan pekerjaan.”

Ben menyipitkan mata, seakan tak puas dengan jawabannya. “Aku tidak butuh penjelasanmu, aku butuh bukti. Bisa kau berikan bukti kalau bukan kau yang menjual data perusahaan kita?”

Moon mengangkat wajahnya perlahan. Ada luka yang jelas tergambar di matanya.

“Saya tidak punya bukti. Tapi direktur… tidak ada alasan bagi saya untuk melakukannya. Tidak ada alasan bagi saya mengkhianati perusahaan—dan Anda.”

Ben mendengus sinis. “Dalam dua bulan ini kau sudah banyak melakukan kesalahan. Aku masih bisa toleransi karena melihat kegigihanmu. Tapi hari ini? Kau sangat mengecewakan.”

Nada suara itu membuat dada Moon terasa sesak. Namun ia tetap berusaha tenang.

“Direktur, saya harap masalah ini diselidiki ulang. Rekaman CCTV tiba-tiba rusak, bukankah itu janggal? Kalau tidak ada yang bermain kotor, hal seperti ini tidak akan terjadi.”

Ben menatap tajam, langkahnya maju mendekat. “Maksudmu ada orang yang sengaja menjebakmu? Apakah kau menganggapku bodoh sehingga tidak bisa membedakan? Moon, hanya kau yang tahu semua ini! Tiga tahun kau di sini, file yang kau berikan selalu kacau, aku masih bisa terima. Proyek yang seharusnya kau dapatkan tapi gagal, aku juga masih bisa terima. Tapi kali ini… aku tidak akan tinggal diam. Aku akan menuntutmu karena menjual data perusahaan. Tunggu surat panggilan!”

Ia melangkah pergi dengan cepat, meninggalkan Moon yang terpaku di tempat. Namun gadis itu mengepalkan tangannya dan akhirnya menyusulnya dengan wajah merah menahan kesal.

“Wang Shao Han! Kenapa kau tidak pernah percaya padaku? Di matamu, apakah aku ini orang serakah? Kenapa selalu aku yang kau salahkan setiap ada masalah? Kau atasan, tapi kau tidak pernah menyelidiki dengan benar, hanya percaya pada Viona—calon istrimu. Apa kau masih pantas disebut direktur?”

Langkah Ben terhenti. Bahunya menegang. Perlahan ia berbalik, menatap Moon dengan sorot dingin bercampur amarah.

“Kau menyalahkanku tidak bisa menjadi direktur? Hasil kerjamu buruk selama ini. Aku masih cukup baik menerimamu, karena semua ini permintaan Viona. Tapi kau masih berani bicara buruk padanya?”

Moon menghela napas panjang. Matanya memerah, tapi suaranya tegas.

“Iya, semua yang dia katakan selalu benar walau tanpa bukti. Semua yang aku lakukan selalu salah di matamu. Kalau begitu, penjarakan saja aku. Lagi pula hidupku tidak ada yang perlu ditakutkan. Tapi ingat, Wang Shao Han… suatu saat kau akan menyesal.”

Moon melangkah cepat masuk ke toilet wanita, menahan perasaan yang hampir meledak. Begitu pintu tertutup, ia berdiri di depan wastafel, menatap bayangan dirinya di cermin. Air matanya jatuh deras, tak bisa lagi ia bendung.

“Ben, kita sudah lama kenal… tapi di matamu aku selalu salah. Semua ucapan Viona selalu benar bagimu,” ucapnya lirih, suaranya pecah. “Kalau bukan karena biaya pengobatan, aku juga tidak akan bertahan di sini, menghadapi rasa sakit dan sedih ini.”

Tangannya mengepal di sisi wastafel, tubuhnya bergetar menahan amarah sekaligus putus asa.

“Viona Lu… kenapa kau harus selalu menjebakku? Proyek yang kudapatkan dengan tanganku sendiri kau rebut dariku. File yang kau buat salah, kau lemparkan atas namaku. Hingga aku yang disalahkan… dan Ben Wang, yang buta cinta, percaya padamu tanpa sedikit pun curiga.

Isak tangisnya kian dalam.

“Nenek… aku ini tidak berguna. Kini aku tidak ada jalan lain. Ben Wang sendiri mengatakan akan memenjarakanku. Pria yang kucintai sejak di universitas… justru ingin menghancurkanku. Aku gagal dalam segala hal.”

"Moon Lee, lihatlah dirimu sekarang, sejak kecil dibuang, setelah dewasa ditindas, dihina, dan dituduh. Tidak ada yang percaya padamu. Bahkan mati saja harus di penjara. Nenek, tunggu aku, kata dokter aku tidak akan bisa bertahan hingga bulan depan. Aku akan segera menyusul," ucap Moon.

***

Di luar, Ben yang berada di dalam mobil sedang menyentuh dadanya, “Ada apa denganku…? Melihat air matanya, aku malah merasa sakit,” batinnya.

Beberapa saat kemudian

Malam itu, Ben mengendarai mobil dengan wajah muram. Ingatan tentang air mata Moon masih mengganggu pikirannya. Jalanan licin oleh hujan membuat suasana semakin kelam.

Tiba-tiba, dari arah depan, cahaya lampu truk menyilaukan. Ben membanting setir, namun rem mobilnya tak berfungsi. Mobil meluncur tak terkendali, menabrak pembatas, lalu terguling beberapa kali.

Benturan keras membuat tubuh Ben terhempas. Kaca pecah berserakan, darah mengalir dari pelipisnya. Nafasnya terengah-engah, pandangannya kabur, tubuhnya lemah tapi kesadarannya belum sepenuhnya hilang.

Mobil Ben ringsek parah, asap mengepul dari kap mesin yang hancur. Tubuhnya terjepit di kursi, darah mengalir dari pelipis dan bibirnya. Nafasnya tersengal, setiap hembusan terasa menyakitkan.

Di antara pandangan yang kabur, ia melihat Viona melangkah mendekat dengan payung hitam di tangannya. Wanita itu tersenyum sinis, tawanya pelan namun menusuk telinga.

“Ben Wang… akhirnya kau jatuh juga. Semua ini memang sudah kuatur. Dan lihatlah, kau tak berdaya sekarang.”

Ben menelan darah di mulutnya, suaranya parau saat ia berusaha berbicara.

“Vi…Viona… apa… yang kau lakukan...” Tubuhnya bergetar menahan sakit.

"Apakah kau tidak curiga, kenapa rem mobilmu tidak berfungsi sama sekali?" tanya Viona dengan senyum.

"Kau yang melakukannya...?" tanya Ben."Selama ini aku percaya padamu."

Viona tertawa kecil, mendekat hingga wajahnya tampak jelas di matanya yang buram.

“Percaya? Kau terlalu bodoh, Ben. Cinta dan kepercayaanmu padaku… hanyalah alat yang kupakai. Kekayaanmu jauh lebih berarti daripada dirimu sendiri.”

“Kenapa?” tanya Ben dengan suara parau, menahan sakit di seluruh tubuhnya. Darah menetes dari sudut bibirnya.

Viona mendekat, menatapnya dari balik payung hitam sambil tersenyum dingin.

“Ben, kau tidak pernah percaya padaku. Selama ini aku hanya ingin segera menikah denganmu dan menjadi manajer keuangan. Tapi kau selalu menolak. Jadi… aku harus menggunakan cara ini untuk mendapatkan semua hartamu. Perusahaanmu… akan jatuh ke tanganku.”

Ben memejamkan mata sejenak, lalu membuka kembali dengan pandangan buram.

“Data rahasia… kau yang menjualnya?” tanyanya dengan suara serak.

“Benar!” jawab Viona cepat, tawanya mengejek. “Gadis bodoh itu hanyalah kambing hitamku selama ini. Bukan pertama kali dia jadi korban. Dan kau—karena kebodohanmu—menyalahkan dia berkali-kali!”

Ben terdiam, dadanya terasa semakin sesak. Air matanya hampir pecah, bukan karena rasa sakit di tubuhnya, tapi luka di hatinya.

“Ternyata… Moon benar. Aku salah menilainya…” ucapnya lirih.

“Jangan salahkan aku, Ben. Aku hanya memilih cara tercepat untuk mendapat posisimu. Tapi kau tak perlu khawatir…” senyumnya melebar, “setelah kau mati, gadis itu juga akan segera menyusul. Hidupnya tidak akan bertahan hingga bulan depan.”

Mata Ben melebar, tubuhnya bergetar menahan sakit.

“Apa… maksudmu…?” tanyanya dengan suara bergetar.

"Ben, kau sangat bodoh sehingga tidak memperhatikan dia. Kondisi kesehatannya semakin hari semakin memburuk. Tapi kau malah tidak menyadarinya," ungkap Viona.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Ben.

Terpopuler

Comments

🤩😘wiexelsvan😘🤩

🤩😘wiexelsvan😘🤩

haallowww thorrr🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️
mampir absen lg yaa😁😁
mo ikutan ngehaluin seru nya kisah ben wang ma moon lee yachhh thorrr 😉😍😁😁😁😁😁

2025-09-25

1

Rainn Dirgantara

Rainn Dirgantara

Up lagii kak 🌹

2025-09-27

0

Pikachu

Pikachu

🥰🥰🥰🥰🥰

2025-09-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!