NovelToon NovelToon
Menantu Pewaris Kaya

Menantu Pewaris Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Menantu Pria/matrilokal / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

Duke tumbuh miskin bersama ayah angkatnya, dihina dan diremehkan banyak orang. Hidupnya berubah ketika ia dipaksa menikah dengan Caroline, cucu keluarga konglomerat Moreno, demi sebuah kontrak lama yang tak pernah ia mengerti.

Di mata keluarga besar Moreno, Duke hanyalah menantu tak berguna—seorang lelaki miskin yang tak pantas berdiri di samping Caroline. Ia diperlakukan sebagai budak, dijadikan bahan hinaan, bahkan dianggap sebagai aib keluarga.

Namun, di balik penampilannya yang sederhana, Duke menyimpan rahasia besar. Masa lalunya yang hilang perlahan terungkap, membawanya pada kenyataan mengejutkan: ia adalah putra kandung seorang miliarder ternama, pewaris sah kekayaan dan kekuasaan yang tak tertandingi.

Saat harga dirinya diinjak, saat Caroline terus direndahkan, dan saat rahasia identitasnya mulai terkuak, Duke harus memilih—tetap bersembunyi dalam samaran, atau menunjukkan pada dunia siapa dirinya yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERTEMU DENGAN AYAH

Taksi berhenti di rel kereta tua di Lane Street, dan Duke keluar dari mobil. Lalu dia menunggu sopir pergi sebelum dia mendekati Land Rover Defender hitam dan masuk ke dalamnya.

"Selamat pagi, tuan muda." kata Tuan Marcellus, menatap Duke dari kursi depan.

"Pagi," jawab Duke dengan pikiran melayang karena seluruh pikirannya tertuju pada bagaimana cara mendapatkan akun-akun itu untuk Caroline dan mencari jalan keluarnya.

Mobil melaju, dan beberapa menit kemudian, mereka berhenti di "Eclipse Boutique," lalu Tuan Marcellus dan Duke masuk ke dalam butik tersebut.

Seorang karyawan bergegas mendatangi mereka dan sedikit membungkuk. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan berkata,

"Ayah anda sudah menelepon kami. Pakaian anda ada di ruang VIP. Silahkan ikuti saya, tuan."

"Ini Ramos. Dia sudah lama bertanggung jawab atas pakaian tuan, termasuk milik anda ketika anda masih kecil," kata Tuan Marcellus sambil menatap Duke.

"Aku masih ingat," jawab Duke sambil tersenyum pada Ramos.

Lalu Duke mengikutinya, dan Ramos membawanya ke sebuah ruangan mewah di belakang butik.

Beberapa menit kemudian, Duke keluar mengenakan setelan abu-abu rapi dengan kaos hitam, serta sepatu desainer tanpa kaus kaki.

"Mengapa orang tua itu menyuruhku berpakaian rapi?" gumam Duke sambil menatap pantulannya di cermin di sudut ruangan.

"Aku tidak tahu, tuan muda. Tapi kita sebaiknya segera berangkat," kata Tuan Marcellus sambil melirik arlojinya.

Mereka berpamitan pada Ramos, keluar dari toko, lalu kembali masuk ke mobil.

Beberapa menit kemudian, Land Rover berhenti di area parkir Grandview, dan Duke keluar.

Lalu dia mengikuti Marcellus masuk ke dalam, dan tanpa berbicara pada petugas di meja depan, mereka langsung menuju area VIP dan masuk ke sebuah ruangan.

Begitu tatapan Duke bertemu dengan mata ayahnya, dia tersenyum, tapi yang dia dapat hanyalah tatapan dingin.

"Kamu bisa keluar dari ruangan ini.” kata Tuan William sambil menatap tajam ke arah Tuan Marcellus.

Dia sedikit membungkuk lalu buru-buru keluar, menutup pintu di belakangnya.

"Putraku!" kata Tuan William sambil tersenyum pada Duke.

Duke terdiam, hanya bisa menatap wajah ayahnya dengan kebingungan di matanya.

"Mengapa kau meninggalkan ayahmu? Aku jarang sekali melihatmu akhir-akhir ini. Apakah aku harus menjadwalkan pertemuan hanya untuk bisa bertemu dengan anakku?" gumam Tuan William sambil mengerutkan dahi menatap Duke.

"Maafkan aku, ayah. Tapi aku tidak bisa terlihat bersama ayah untuk saat ini," kata Duke sambil duduk di sofa.

"Mengapa, apakah karena keluarga istrimu dan cara mereka memperlakukanmu?"

"Bagaimana ayah tahu?"

"Aku ini William. Tidak ada rahasia yang bisa tersembunyi dariku di negara ini. Katakan saja, dan aku bisa membuat seluruh keluarga Moreno hancur jadi debu."

Menatap ekspresi serius ayahnya, Duke menarik napas panjang, lalu perlahan menghembuskannya, dan berkata, "Itu akan melukai Caroline, dan aku tidak mau itu terjadi. Aku sudah memiliki rencanaku sendiri, dan itu bukan tentang dia kehilangan segalanya, melainkan tentang dia mendapatkan semuanya."

"Apakah kau mencintainya sedalam itu?" gumam Tuan William sambil mengelus jenggotnya.

"Ini bukan tentang cinta. Ini karena dia pantas mendapatkannya. Bagaimanapun juga, dia satu-satunya Moreno dengan jiwa yang polos dan hati yang murni. Pertemuan pertama kami sudah cukup membuatku mengerti hal itu."

"Wah, putraku begitu bijak. Kau menuruni sifat ibumu. Dia selalu memiliki penilaian yang tepat terhadap orang lain. Ah, aku sangat merindukannya."

"Aku juga."

Keduanya terdiam beberapa saat, lalu Duke berdecak dan berkata, "Jadi, sarapan? Aku lapar sekali."

"Apakah keluarga Moreno tidak memberimu makan? Apakah kau yakin tidak ingin aku menghancurkan mereka!" kata Tuan William sambil menghantam meja dengan tangannya.

"Ya, aku yakin. Aku hanya lapar karena aku menantikan sarapan bersama ayah, dan aku tidak mau kekenyangan sebelum tiba."

"Benarkah?"

"Ya, ayah."

Setelah menatap Duke dengan penuh keraguan, Tuan William tertawa kecil lalu berkata, "Aku juga menantikan sarapan kita. Tapi ini bukan hanya tentang sarapan antara ayah dan anak."

"Apa maksud ayah?" tanya Duke.

"Aku memiliki beberapa orang yang ingin kuperkenalkan padamu."

"Ayah, aku..."

"Aku tahu apa yang akan kau katakan, tapi semua orang ini berhutang besar padaku dan mereka sangat ingin menawarkan jasa mereka demi resor bernilai miliaran yang sedang kurencanakan untuk dibangun. Jadi mereka semua berada dibawah kendaliku."

"Baiklah. Kalau begitu, mari kita temui teman-teman ayah."

Dengan bersemangat, Tuan William menepuk tangannya lalu berkata, "Hebat! Aku tidak sabar untuk membuat orang-orang tua itu iri karena aku memiliki seorang pewaris!"

"Jadi ini tentang ayah ingin memamerkanku?"

"Karena aku tidak bisa merayakan ulang tahunmu secara terbuka dan pesta tersebut bertema rahasia, kupikir paling tidak beberapa orang papan atas harus tahu bahwa aku bukan hanya sedang merayakan pesta, tapi juga merayakan kembalinya anakku."

Berdiri dari sofa, Duke tersenyum samar pada ayahnya, lalu berkata, "Kalau begitu, ayo kita pergi. Kita tidak ingin membuat teman-teman ayah menunggu."

Beberapa menit kemudian, Tuan William dan Duke tiba di sebuah ruang makan besar yang mewah, dan semua mata tertuju pada mereka.

Dua puluh lima pria di sekitar meja terlihat lebih tua dan sangat kaya raya.

"Hai, bukankah ini suami yang tidak berguna Nona Caroline? Tuan William, kenapa anda bergaul dengan pecundang seperti dia? Dari apa yang kudengar, dia bahkan lebih rendah dari pelayan di rumah Moreno karena betapa tidak bergunanya dia." salah satu dari mereka berkata.

"Collins, sepertinya kau ini burung cerewet yang suka berbicara omong kosong. Yah, semoga kau bisa menjelaskan kepada media kenapa perusahaan konstruksimu tiba-tiba kehilangan investasi jutaan dolar," kata Tuan William dengan wajah masam.

"Tapi... apa yang aku lakukan?"

"Kau boleh pergi sekarang. Oh ya, besok aku akan menagih hutang lima puluh juta dolar darimu. Batas waktumu sudah habis dua bulan lalu."

Ketika Duke menatap ayahnya, kemarahan murni adalah satu-satunya hal yang dia lihat di matanya, dan akhirnya dia mengerti apa arti dirinya bagi ayahnya dan mengapa semua orang takut padanya.

"Tapi Tuan William, anda mengatakan akan memberi saya waktu tambahan untuk melunasi pinjaman itu. Anda tahu betapa sulitnya kondisi keuangan perusahaan saya!" teriak Collins sambil mengangkat bahunya setengah pasrah.

"Jangan khawatir. Setelah besok, ketika perusahaanmu menjadi milikku, uang tidak akan lagi menjadi masalah," kata Tuan William dingin sambil memasukkan tangannya ke saku depan.

"Tolong, Tuan William. Berikan saya kesempatan lain dan aku janji tidak akan jadi burung cerewet yang suka berbicara omong kosong."

"Sekarang keluar! Keputusanku sudah bulat! Keluar sekarang, atau kau akan diseret keluar!"

Didalam ruang makan menjadi sangat hening saat semua orang melihat Collins berjalan keluar dengan kepala tertunduk.

Ketika pintu tertutup, Tuan William menatap wajah semua orang di sekeliling meja lalu berkata, "Apakah ada yang masih ingin mengatakan sesuatu tentang anakku?"

Keributan langsung pecah di sekitar meja, dan kenyataan bahwa pewaris keluarga William yang hilang ternyata adalah menantu yang tidak berguna keluarga Moreno mengejutkan semua orang, butuh waktu lama bagi mereka semua untuk menerimanya.

"Kau menemukan anakmu?" salah satu pria bertanya, menatap Duke dengan mata terbelalak.

Perhatian mendadak dari para teman-teman ayahnya itu sedikit membuat Duke kewalahan karena dia sudah bisa menebak dari ekspresi mereka bahwa mereka siap untuk menjilatnya.

"Ya. Sebenarnya, kami menemukan satu sama lain. Tapi dia belum siap mengakuiku, jadi kuharap identitasnya tetap rahasia di ruangan ini," kata Tuan William sambil menatap para rekannya.

Tidak seorang pun berkata sepatah kata, tapi dia tahu dari ekspresi mereka bahwa mulut mereka sudah terkunci.

Lalu tatapannya beralih dari mereka ke Duke, lalu dia menepuk punggungnya, menariknya lebih dekat.

"Biarkan aku memperkenalkanmu pada teman-teman ku," kata Tuan William sambil menatap wajah-wajah di sekitar meja.

Saat Duke mendengarkan ayahnya menyebutkan nama-nama dua puluh empat pria dan perusahaan mereka, ada empat nama yang khusus menarik perhatiannya.

"Jordan, ketua Orion Group, Steve, ketua Horizon Dynamics Inc, George, ketua Luminance Company, dan Drake, ketua Grand Cru Estates," kata Duke lantang sambil menatap wajah keempat pria itu.

Perhatian mereka langsung tertuju padanya, menunggu apa yang akan dia katakan, tapi Duke tetap diam. Namun dia bisa melihat rasa penasaran di wajah mereka.

"Seperti yang kalian tahu, aku akan mengadakan pesta akhir pekan ini. Tapi yang tidak kusebutkan dalam undangan adalah bahwa itu juga pesta ulang tahun anakku," kata Tuan William.

Keributan kembali terdengar saat semua orang berusaha memberi selamat pada Tuan William dan mengucapkan selamat ulang tahun pada Duke.

Butuh waktu lama sampai akhirnya aula kembali hening dan semua orang kembali duduk tenang.

"Mungkin dia belum siap secara terbuka mengambil alih bisnisku, tapi sebagai pewarisku, kata-katanya dan keputusannya adalah milikku, dan siapapun yang mengusiknya berarti mencari masalah denganku," ujar Tuan William.

Lalu dia menatap wajah semua orang dengan dingin dan berkata, "Sekarang sudah cukup. Mari kita makan!"

Beberapa menit kemudian, meja dipenuhi dengan hidangan mewah, dan semua orang fokus pada makanan mereka.

Setelah sarapan selesai, mereka semua terlibat dalam percakapan bisnis sambil menyesap anggur terbaik.

Lalu Jordan, Steve, George, dan Drake mendekati Duke dengan senyum di wajah mereka.

"Halo, tuan-tuan," gumam Duke sambil merapikan kerah jasnya.

"Tadi anda menyebut nama kami, dan kami ingin tahu apakah ada sesuatu yang anda butuhkan dari kami," kata Steve sambil melirik Jordan, lalu George dan Drake.

"Aku mendengar kalian tertarik dengan resor baru milik ayahku, dan ternyata istriku tertarik dengan akun-akun perusahaan kalian. Apakah aku masuk akal?" kata Duke dengan nada santai, menatap mereka berempat.

"Yah, ya, kami mengerti maksudmu," ujar Jordan sambil melirik yang lain.

"Tapi kami perlu tahu bagaimana anda ingin kami melakukannya," gumam Drake.

Sebuah senyum tipis muncul di bibir Duke. Lalu dia menyisir rambutnya dengan tangannya, dan berkata, "Tetap tenang dan tunggu perintahku."

1
laba6
👍👍👍👍
laba6
update thor
laba6
update
Coffemilk
up
Coffemilk
update
sarjanahukum
lagi thorr
sarjanahukum
update
oppa
up
cokky
update thor
cokky
up
lerry
update
lerry
up
lerry
kakek yg tolol
🦍
up
🦍
update
okford
up
okford
update
Billie
upppppppppppp
Billie
uppppppppppppppp
corY
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!