NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:930
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Aris mendelik tak terima.

" Oh gitu. Awas ya, Siena Kak Aris culik!" ia menggendong Sienna di pundak, lalu dibawa lari.

"AAA!!! TOLONG!!! SIENA DICULIK KAK ARIS! MAMA, PAPA, SIENA DICULIK KAK ARIS!! " teriakan gak ada sekecil itu melengking sampai ke penjuru rumah.

" penculik bau tai! turunin Serena! "Savier mengejar Aris yang membawa adiknya.

" penculik bau tai! "

Aris menjatuhkan Sienna di sofa, dan menggelitiknya. savier naik ke punggung Aris, kemudian menggigit kepala lelaki itu.

"ARRRGGGHHH!!! "

sakitnya tidak bercanda pemisa!

Aris refleks mendorong savier hingga tak sengaja bocah lelaki itu jatuh ke lantai, kepalanya terantuk, Antum sofa di ruang tamu lantainya dilapisi karpet bulu, jadi kepala savier dipastikan aman. tapi tetap saja savier kaget dan ingin menangis.

harus mengabaikan sakit di kepalanya yang seakan kroak bekas gigitan savier, dan cepat-cepat menolong sepupunya. bisa Gawat kalau anak itu sampai menangis. yang marah bukan Om Panji atau tante lyana, tapi mama dan papa.

" eh eh cup cup. jangan nangis " Aris menuding wajah Savier yang memerah siap mengeluarkan air mata.

" eh, cowok ganteng gak boleh nangis loh. Malu. nanti kalau Quinza tau Savier nangis, dia pasti langsung mutusin Savier, hayo. jomblo lagi dong. cewek itu nggak suka cowok cengeng" Iya melirik-lirik mamah yang sibuk di meja makan bersama Panji dan lyana.

" Kak Aris jahat, Siena aduin ke mama, ya" Ancam Siena.

" cantik-cantik kok Cepu. bilang dong cantiknya" Aris deg-degan sebenarnya, takut beneran diaduin, tapi dia tetap stay cool agar omongannya dipercaya.

Terbukti! Savier tidak jadi menangis, dan Siena diam saja melihat kakaknya.

Savier kembali angkuh.

" savier gak nangis kok. savier kan ganteng"

" nah gitu baru bagus" selamat. Aris mengusap dada Seraya melirik meja makan.

sebenarnya dari tadi Papa tahu kelakuan Aris, namun enggan ikut campur karena masih sibuk menghubungi. Makan malam akan segera dimulai, tapi si sulung belum juga pulang.

" Leon masih belom bisa di hubungi, ma" ujar papa, lelah meletakkan ponselnya di meja makan, lalu duduk di sana.

Mama jadi cemas.

" kemana sih itu anak, gek pernah-pernahnya dia susah dihubungi. bikin khawatir aja"

" memangnya tadi Leon pamitnya kemana, mbak? " tanya lyana.

" katanya mau belajar di perpustakaan. biasanya pergi cuma dia jam, tapi ini sudah lebih dari dua jam kok gak pulang-pulang. gimana pa? apa papa jemput aja di perpustakaan "

" biarkan saja. Leon sudah besar, ma. mungkin di terjebak macet, terus handphonenya ke habisan batrai "

" iya juga sih" mama mencoba berpikir positif.

Aris datang ke meja makan dengan Siena digendong di depan dan savier digendong di belakang.

" udah sampai, tuan dan nyonya" iya sedikit merendahkan tubuhnya.

saat menurunkan Siena, otomatis lingkaran tangan savier di leher Aris mengencang.Aris tercekik sampai mendelik..

 " leher gue patah!!"

Panji tertawa, lalu membantu putranya turun dari punggung Aris. sementara Siena langsung berlari ke mamanya.

mata Aris berminat melihat makanan di meja.

" banyak banget, mau makanannya"

" heh!! " Mama menampol tangan Aris yang mau asal comot gorengan udang crispy.

"Aris, yang sopan kamu" tegur papa.

Aris langsung menciut.

" Maaf, pa" dia duduk di samping mama.

" kita tunggu Rian 10 menit lagi bagaimana?" usul papa.

" Iya " tukas mama.

" Siena sama savier kalau sudah lapar kasih makan duluan aja, ky"

"Siena laper? " tanya lyana.

Siena mengguk, lalu menunjuk udang crispy yang sebelumnya di incar Aris.

" Siena mau itu"

" mau ini? " mama mengambil satu untuk Siena.

" nah? "

" Siena bilang apa kamu di kasih, sayang? "

" makasih, bude"

" sama-sama sayang. ih, kok Siena makin genit sih. coba sini bude pangku" mama berjalan centil memutari meja untuk mengambil siena, setelah itu dibawa ke kursinya.

" gemesnya, Mbak dulu pengen banget punya anak perempuan,ly. waktu hamil kedua suka nontonin Disney Princess. maunya dandan terus, perawatan kulit itu wajib dulu pas hamil. kalau mau lihat dari ngidamnya Mbak, Banyak yang bilang anak mbak perempuan. makin seneng dong Mbak. sampai nggak pernah USG nanti yakinnya bakal dapat perempuan. tiap beli baju warnanya pink. kamarnya juga udah serba pink. Iya kan Pa. ah nggak taunya malah telor lagi" Mama menatap jenis Aris.

Lyana dan panji tertawa geli.

karena menahan lapar Aris jadinya diam saja. kebiasaan Aris kalau lapar Berat adalah jadi pendiam, seolah beban hidupnya meningkat 7 kali lipat.

Panji menanggapi.

" Tapi semenjak Aris lahir rezeki Mas Danu dan mbak Vera selalu lancar kan"

" Alhamdulillah" jawab mama, tersenyum bangga melihat Aris. memang benar, semenjak kelahiran Aris keuntungan perusahaan mereka naik drastis, usaha apapun lancar dan semuanya urusan seolah dimudahkan.

garis wujud nyata dari anak pembawa rezeki.

" maaf ya, ji, ly. kalian harus nunggu Leon" kejar papa.

" Mas, Mas. kayak sama siapa aja" Panji terkekeh.

" maklum Leon sibuk. tugas akhir memang bikin pusing. kita juga kan sudah pernah ngalamin"

"Aris.. "

Aris menegang, melihat dirinya sendiri yang mengaku sebagai Lingga, kembarannya di dalam mimpi. berdiri tak jauh di belakang Panji.

" Miya.. "

Deg.

Aris meringis merasakan nyeri luar biasa di ulu hatinya. seperti ditusuk ribuan pisau.

" Miya.. "

Apa maksudnya dia menyebut Miy?

perasaan Aris langsung tak enak. Iya bergegas ke kamarnya untuk menghubungi Miya.

***

alunan musik piano mengiringi Miya yang tengah menulis buku diary di meja belajarnya.

di saat anak seusianya berkeluh kesah di sosmed, Miya yang selalu menutup diri memilih buku harian sebagai sarana curhat. ponsel baginya hanya untuk berkomunikasi, tidak lebih.

perhatiannya beralih ke ponselnya yang terus berdering di dalam laci meja. Miya mengambilnya, melihat nomor tak dikenal terus menghubunginya, merasa penting ia lantas menggeser tombol hijau di layar.

"gosh! akhirnya kamu angkat telepon aku juga" ujar orang di seberang sana.

"Aris? "

"iya ini aku. kamu baik-baik aja kan. Aku cemas"

Sudut bibir Miya terangkat tipis.

" aku baik"

"syukur deh kalau gitu. nggak tahu kenapa tiba-tiba aku kepikiran kamu. sopir kamu di mana?"

" baru dikebumikan"

" Aku turut berduka cita ya"

Miya tanpa sadar menggangguk. lupa kalau Aris tidak akan bisa melihatnya.

Hening sesaat.

" tahu nomor telepon aku dari siapa? "

" dari Juwita "

" oh "

" kamu di mana? "

" di kamar "

" sendirian"

" iya "

" orang tua kamu? "

" papa ikut ke pemakaman supirku"

tiba-tiba terdengar suara dentuman dari atas rumah Miya, disusul suara pasir yang seolah ditabur. Miya mendongak ke Atas.

" Miya.. "

"mama? " Miya menoleh ke pintu yang terbuka sendiri. tanpa kata meninggalkan ponselnya di meja dan bergegas menemui mamanya.

"Miya.. "

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!