SELINGKUH DI MALAM PERTAMA

Belum hilang kekesalan Nurma terhadap ibu Hanum yang selama ini memperlakukan Nilam sesuka hatinya, sekarang dia harus menghadapi Novia yang sudah mengkhianati saudaranya. Wanita yang juga sempat mencoba menggoda suaminya.

Nurma sangat bersyukur dia mendapatkan suami seperti Darma. Pria terhormat dan juga setia. Meskipun begitu, dia juga ikut merasakan sakit yang Bintara dan Nilam rasakan.

"Aku kira kamu pergi bulan madu dengan Angga," ucap Novia yang tidak sadar menyampaikan keresahan yang dia rasakan beberapa hari ini.

Sekarang Novia bisa tersenyum lebar, karena Angga benar-benar tugas keluar kota. Novia tidak tahu saja Angga bukan hanya sibuk dengan pekerjaan tapi juga sibuk bersenang-senang di sana, sehingga mengabaikan panggilan dan pesan yang Novia kirimkan.

Tapi bukan itu yang menarik perhatian Nilam. "Dari mana Kak Via tahu aku dan mas Angga berencana bulan madu?" Tanya Nilam.

Terlihat dengan jelas Novia meneguk ludah dengan kasar. Tidak mungkin dia menjawab mengetahui hal ini dari Angga, kan? Bisa-bisa ketahuan dia punya hubungan dengan Angga. Dan itu akan membahayakan anak yang ada dalam kandungannya saat ini.

Novia memutuskan untuk memberitahu Bintara tentang kehamilannya, setelah dia yakin suaminya itu tidak terlalu ingat jika mereka sudah lama tidak berhubungan. Tanpa Novia sampaikan pada Bintara, kakak Nilam itu sudah lebih dulu tahu. Begitupun dengan Nilam dan Nurma. Karena itu mereka semakin membenci Novia.

"Aku bertemu Angga dan menanyakan kabar kalian. Lalu dia mengatakan mau pergi bulan madu sama kamu," jawab Novia. Dia pikir itulah alasan yang paling tepat, dengan menyebutkan nama Angga.

"Oh begitu," balas Nilam yang tidak ingin memperpanjang pembicaraan masalah bulan madu ini. Lagi-lagi Nilam harus menahan untuk tidak marah, agar rencana Bintara untuk menangkap basah Angga dan Novia berjalan dengan baik.

Bintara kemarin memberikan kabar baik, jika pekerjaannya di Lampung sudah selesai seratus persen. Itu berarti mereka tinggal menunggu kepulangan Angga dari luar kota.

Nilam sudah tidak sabar menunggu hari itu. Karena setelah itu, dia bisa bebas dari Angga. Yang Nilam tidak tahu, pekerjaan Bintara lebih cepat selesai karena campur tangan kakek Mahendra sebagai Presdir perusahaan Anderson Group tersebut.

Maksud hati Bintara tidak ingin merepotkan kakek Mahendra, sehingga dia menyembunyikan masalah rumah tangganya dengan Novia dari kakeknya itu. Begitu pun dengan masalah rumah tangga Nilam dan Angga, Bintara ingin menyelesaikannya sendiri.

Namun Bintara lupa, siapa pria tua yang dia panggil kakek itu. Tanpa Bintara dan Nilam memberitahunya, pria tua itu tetap akan tahu. Kakek Mahendra punya banyak mata dan telinga untuk mengawasi cucu-cucu kesayangannya. Sayang, dia dikhianati oleh seseorang yang dia minta menyelidiki tentang Angga, sebelum menikah dengan Nilam.

Orang tersebut menyampaikan semua yang baik-baik tentang Angga. Sampai akhirnya orang tersebut datang dan meminta maaf, bahwa dia memberikan informasi yang salah tentang Angga.

Orang itu mengaku menerima imbalan dari ibu Hanum, agar menutupi prilaku Angga yang sebenarnya. Dari pengakuan orang tersebut, kakek Mahendra mencari tahu kehidupan rumah tangga Nilam dan Angga. Fakta yang mengejutkan, Angga ternyata selingkuh dengan Novia.

Lalu kakek Mahendra meminta bantuan mbok Darmi untuk menyampaikan masalah ini. Tapi tidak secara langsung menyampaikan Novia selingkuh, melainkan hanya curiga saja. Jadi, sebenarnya perselingkuhan Angga dan Novia, justru pertama kali diketahui oleh kakek Mahendra.

Kakek Mahendra sengaja tidak memberitahu Bintara secara langsung. Dia jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran untuk Bintara dalam menyelesaikan masalah penghianatan. Kelak, akan ada banyak orang yang akan Bintara hadapi saat dia memimpin perusahaan. Diantara banyak orang tersebut, akan ada yang berkhianat.

"Jadi kakek sudah tahu," ucap Bintara setelah mendengar penjelasan dari pengacara keluarga Mahendra.

Salah satu orang kepercayaan kakek Mahendra itu bicara dengan Bintara melalui sambungan telepon. Dan tentu saja atas perintah kakek Mahendra. Dia tidak berani bicara, jika bukan karena perintah kakek Mahendra.

"Kamu itu seperti tidak tahu seperti apa kakek kamu saja," balas pengacara tersebut.

"Pantas saja kakek mengirimkan bantuan dari kantor pusat beberapa waktu yang lalu, sehingga pekerjaan di sini selesai lebih cepat. Rupanya dia sudah mengetahui semuanya."

Pengacara itu terkekeh mendengar keluhan Bintara. Belum ada yang bisa mengalahkan cara kerja Presdir perusahaan Anderson itu, kakek Mahendra selalu melindungi keluarganya dengan caranya sendiri.

Karena mendapatkan bantuan dari kakek Mahendra, maka pekerjaan Bintara bisa selesai lebih awal. Dua Minggu yang dia targetkan untuk menangkap basah Angga dan Novia, sepertinya bisa dia percepat.

Bintara pun pulang ke Jakarta. Dia langsung menuju kediaman Nilam. Selain merindukan adiknya itu, Bintara juga ingin bicara dengan adiknya itu. Lagi pula, dia malas pulang ke rumah untuk bertemu Novia.

Sayangnya Bintara tidak tahu jika ada Novia yang sore ini mendatangi kediaman Nilam. Dia terkejut saat mendengar suara istrinya yang terdengar sedang bicara dengan Nilam.

"Aku menginap di sini ya," ucap Novia.

"Angga sedang tidak berada di rumah, jadi Nilam menginap di tempat saya." Nurma membantu Nilam menjawab.

"Kalau kamu kesepian, ikut menginap saja," ucap Nurma lagi. Dia sengaja memancing Novia yang segan terhadap Darma, karena pernah ditolak.

"Lain kali saja," jawab Novia.

Nurma mengangguk. Dalam hatinya tertawa. Tidak ada kata lain kali untuk Novia, karena ini penawaran untuk terakhir kalinya. Setelah ini, Novia akan diberikan sebuah kejutan. Tinggal menunggu waktunya yang tepat. Serta menunggu kepulangan Angga.

Suami Nilam itu saat ini baru saja menerima panggilan dari ibu Hanum. Wanita paruh baya itu memberitahu Angga tentang Nilam yang akan merenovasi rumah. Tidak lupa, dia memberitahu Angga tentang persiapan pernikahan keduanya.

Setelah menutup panggilan dari ibunya, Angga segera memeriksa pesan dari Nilam. Angga memijat keningnya sendiri. Nilam mengirimkan pesan mengenai hal ini sejak tiga hari yang lalu. Dan Angga sama sekali tidak membacanya.

"Bodoh!" Angga mengumpat dirinya sendiri.

Menyadari kesalahannya Angga menghubungi Nilam. Hingga tiga kali, Nilam tidak juga mengangkat panggilannya. Karena Nilam sedang menyambut kedatangan Bintara yang membuat Novia terkejut. Karena Bintara tidak memberi kabar kalau suaminya itu akan datang hari ini.

"Mas!" Novia memanggil suaminya itu.

Bintara terpaksa menyunggingkan senyum pada Novia, sebelum dia bicara, "Saya tahu kamu ada disini, jadi Saya menyusul kamu.'"

Novia senang mendengar penjelasan Bintara yang menyusulnya. Karena terlalu senang, lagi-lagi Novia tidak menyadari panggilan Bintara untuk dirinya sendiri dengan saya.

"Karena kita sudah ada di sini, kita menginap saja." Bintara memberitahu Novia.

Novia ingin menolak ajakan Bintara untuk menginap di kediaman Nilam dan Angga. Mengingat rumahnya yang belum dia rapihkan, akhirnya Novia setuju.

Karena sudah ada Bintara yang menemani Nilam, Nurma dan Darma pamit pulang. Pasangan suami yang setia itu akan menjemput putra mereka yang menginap di kediaman orang tua Darma.

Sepeninggal Darma dan Nurma, Nilam mempersilakan Novia istirahat di kamar bawah. Kamar yang biasa Novia tempati. Kamar di mana dia dan Angga sering bermain tunggang kuda.

Sedangkan Bintara mengajak Nilam bicara di kamar adiknya. membicarakan rencana mereka untuk menangkap basah Angga dan Novia besok.

"Abang sudah meminta Wildan agar Angga dipulangkan," ucap Bintara.

Dan benar saja, Angga yang baru saja akan masuk ke kamar Meira untuk bermain, mendapatkan pesan bahwa dia besok pagi harus kembali ke Jakarta.

Dan keesokan harinya, saat Angga tiba di kediaman yang dia tempati bersama Nilam, Angga tidak bisa masuk ke dalam rumah. Nilam sudah mengganti pin pintu rumahnya. Angga mengira Nilam marah karena satu minggu ini dia mengabaikan istrinya itu.

Angga terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Karena dia tidak hanya bermain dengan Meira, tapi juga dengan rekan kerjanya yang sudah dia incar sejak lama. Dasar Angga!

Angga menghubungi Nilam, tapi istrinya itu tidak pernah mengangkat panggilan darinya. Angga lupa, kalau Nilam sudah memberitahu Angga untuk pulang ke rumah ibu Hanum. Sampai sebuah pesan dari Novia masuk dan mengatakan, wanita itu merindukannya.

Angga mengabaikan pesan dari Novia. Dia memesan taksi online untuk menemui Nilam di sekolah. Angga ingin memenuhi janjinya terlebih dulu dengan Nilam, membuat istrinya itu senang sebelum dia menikah lagi dengan Meira.

"Nilam tidak masuk," ucap Sisil memberitahu Angga.

"Dia ada di mana sekarang?" Tanya Angga.

"Ada acara keluarga di Bogor," jawab Sisil.

Angga tidak punya waktu untuk menyusul Nilam ke Bogor. Dia pun akhirnya menemui Novia, setelah membalas pesan selingkuhannya itu. Sudah lama tidak bermain dengan istri Bintara itu, Angga sedikit merindukannya.

Maka disinilah Angga berada saat ini, di kediaman Bintara. Novia menyambutnya dengan senyum lebar. Bintara mengabaikannya kemarin malam. Membuat dia semakin menginginkan Angga.

Tidak perlu ditanya apa yang mereka berdua lakukan. Hanya saja keduanya tidak sadar, jika saat ini semua keluarga sudah dikumpulkan Bintara untuk melihat langsung perbuatan kedua manusia tidak beradab itu.