🌹Luke Tobias Russel & Rara Kanazawa🌹
Luke diharuskan untuk menikahi wanita yang tidak dia cintai oleh kakeknya. Keadaan bertambah rumit ketika Rara ikut masuk ke dalam hubungan Luke dan Medina. Dan semua itu kesalahan Luke.
Apa yang terjadi? Kenapa pembantu dari calon istrinya terlibat dalam kehidupan Luke yang sempurna?
P.S : Ini adalah buku ketiga dari serries persahabatan David - Sebastian - Luke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red Lily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Medina
🌹JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE, RATING LIMA, ULASAN BAGUS SAMA AJAK YANG LAIN BUAT BACA INI YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK.🌹
🌹IGEH EMAK DI FOLLOW JUGA YA DI : @REDLILY123.🌹
🌹SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.🌹
Luke sedang melihat rumah yang dia bangun. Hanya dalam waktu sebulan, ini sudah semperempatnya. Karena pusat perusahaan berada di Zurich, Swiss, Luke menyadari dia akan berada di sini untuk waktu yang lama.
Dan ini adalah tempat yang bagus untuk menjernihkan pikirannya jika sesuatu tidak sesuai jalannya. Kedua sahabatnya sudah menjalani kehidupan mereka sendiri sendiri, mencoba tidak terlena dengan dunia dan sejenak beristirahat untuk pikiran dan hati.
“Ini akan selesai sesuai jadwal bukan?” tanya Luke pada seseorang yang bertanggung jawab di sana.
“Sesuai keinginan anda, Tuan. Tapi jika terjadi badai, mungkin akan sedikit lambat selama seminggu.”
“Aku ingin semua perabotannya sesuai yang aku inginkan. Sesuai dengan tema, dan pastikan ranjangnya luas.”
“Baik, Tuan.”
“Untuk ruangan bermain, aku ingin memesan meja golf dari orang orang desa. Prioritaskan untuk kebutuhan membeli dari desa, supaya mereka dapat penghasilan.”
“Baik, Tuan.”
Saat sedang bicara, Luke mendapatkan pesan dari Dev yang menyebutkan kalau kakeknya tidak makan apapun sejak kemarin. Dan memintanya untuk pulang.
Membuat Luke berdecak. “Medina benar benar mencuci otak kakek,” gumamnya.
“Maaf, Tuan?”
“Aku tidak bicara padamu, kau boleh pergi.”
“Baik.”
Sambil melangkah melihat sekeliling rumah, Luke mengirim pesan kepada Dev agar datang menjemputnya ke sana.
Dan karena jarak dari Zurich ke desa cukup memakan waktu, Dev baru datang saat sore menjelang.
“Kau terlambat,” ucap Luke mendekat.
Tatapan Dev focus pada rumah yang sedang dibangun di belakang sana. “Wow, ini menakjubkan. Ditengah hutan?”
“Ini akan menjadi tempatku berlindung. Apa dijalan macet?”
“Aku harus mengalihkan perhatian Medina agar dia tidak menguntit.”
Luke tertawa saat Dev berubah menjadi mode paman, dia terlihat kesal. “Kau menemukan Rara?”
Dev terkejut, tidak biasanya Luke menanyakan seorang wanita lebih dari dua kali, apalagi jika wanita itu tidak memiliki urusan. “Tidak.”
“Astaga, apa dia masih hidup?”
“Apa yang akan kau lakukan jika menemukannya?”
“Memastikan dia hidup dengan baik.”
“Sepertinya kau tertarik dengannya.”
“Ya, dia benar benar murni. Aku sulit melupakannya, ternyata seperti ini rasanya menjadi David.”
“Apa maksud anda, Tuan?” tanya Dev dengan suara berwibawanya.
“Lupakan. Akan aku ajak berkeliling sebelum pulang. Ayolah.”
🌹🌹🌹🌹🌹
Isa menatap Rara yang sejak tadi terdiam di dalam kamar, menatap kosong keluar jendela. Dia benar benar seperti mayat hidup.
Isa yang sudah membuat susu itu membawakannya ke dalam kamar. “Rara, minum ini.”
Rara masih terdiam, pikirannya melayang entah kemana.
“Rara, kau harus makan.”
“Aku belum memutuskan untuk memberinya kehidupan.”
“Astaga,” ucap Isa terkejut. “Kau tega membunuhnya?”
“Dia belum punya nyawa.”
“Dia darah dagingmu.”
Dan kalimat itu membuat mata Rara meneteskan air matanya lagi, mengingat perlakuan ibunya yang menggila dan melakukan pembunuhan pada anaknya.
“Kau harus bertahan untuknya.”
“Ibuku tidak melakukan hal yang sama untukku.”
“Kau bukan ibumu, kau harus menjadi sosok ibu yang berbeda. Rawat dia.”
“Lalu bagaimana bisa aku membesarkannya? Jika dia lahir, dia hanya mendapatkan kesialan.”
“Tidak, dia akan hidup. Jadikan dia sebagai kehidupanmu yang baru. Jangan khawatir, aku akan membantumu.”
“Kau membantuku karena ingin tahu rahasia Medina bukan?”
Isa sedikit terkaget, dia terdiam sesaat. “Awalnya memang begitu, tapi aku tidak berteman lagi dengannya. Jangan khawatir.”
“Kenapa tidak?”
“Dia menyebalkan.”
Rara mengusap air matanya. “Aku akan pergi dari sini.”
“Tidak,” ucap Isa menahan tangan Rara. “Tinggalah di sini, tempat ini tidak ada yang menempati. Kau satu satunya temanku yang peduli padaku.”
“Aku tidak peduli padamu, aku juga bukan temanmu.”
“Aku hanya mencoba membantu. Kau akan pergi kemana lagi?” tanya Isa yang khawatir. “Aku juga mangkhawatirkanmu.”
“Kenapa kau melakukan itu?” tanya Rara mencoba melepaskan pegangan tangan Isa. “Lepaskan.”
“Aku khawatir kau bunuh diri atau membunuh bayimu. Sudah di sini saja, jadi aku tidak perlu membayar pembersih untuk villa ini.”
Rara menatap tidak percaya. “Itu alasanmu?”
“Lagipula kau tidak tahu akan pergi kemana, dan tidak punya uang. Medina bisa menemukanmu dan memakanmu hidup hidup.”
“Itu yang aku harapkan, kematian datang dengan sendiri tanpa aku cari.”
BUK!
Isa memukul tangan Rara. “Berhenti mengatakan itu, diamlah di sini oke?”
Rara terdiam. “Aku tidak akan menanyakan apa pun tentang bayimu itu. Kau sudah dewasa, sudah hak mu menyuaki pria.”
“Dia adalah pria yang aku benci setelah ayah.”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Luke akhirnya pulang sesuai keinginan kakeknya. Entah siap atau tidak dia menerima apa yang akan kakeknya katakan padanya. Luke tahu ini akan terjadi, Medina memintanya menikahinya. Kenapa itu tidak sejak dulu? Saat dirinya masih mendambakannya.
Kini yang ada dalam pikiran Luke adalah Rara, bagaimana perempuan itu begitu polos, suci dan juga manis. Ditambah lagi Rara masih muda, umurnya baru 24 tahun sedangkan dirinya sudah 35 tahun.
Kali ini Luke yakin seperti inilah rasanya menjadi David, temannya itu menikahi gadis yang masih muda, polos dan juga manis.
“Apa yang anda pikirkan?”
“Berhenti mengawasiku,” ucap Luke membuat Dev memutuskan pandangan dari kaca spion dalam mobil.
Mereka baru sampai di rumah sakit saat menjelang malam. Mobil diparkirkan di basement.
Kebetulan saat itu, Medina datang dan melihat Luke turun dari mobil.
“Luke, dari mana saja kau?” tanya Medina dengan kesal dan mendekat. “Kau tidak boleh pergi begitu saja, itu tidak bertanggung jawab. Kita akan menikah.”
“Siapa bilang kita akan menikah?” tanya Luke.
“Luke!” teriak Medina kesal.
“Medina, perbaiki sikapmu supaya aku tertarik denganmu.”
“Jika kau tidak menikah denganku, maka aku akan memberitahu Kakek Nobles kau tidur dengan wanita lain.”
“Kupikir kau sudah memberitahunya.”
Medina terkejut seketika. “Kakek sakit, dia ingin kita menikah. Berikan aku kesempatan, aku tidak akan menyia nyiakannya lagi. Aku akan setia, akan selalu punya waktu bersamamu. Bisakah kita memulai semuanya kembali lagi?”
Luke terdiam sesaat. “Aku ingin menemui kakekku dulu.”
Medina terdiam di sana, dia merasa Luke telah mengabaikannya dan tidak mempedulikannya lagi. Dan Medina tahu, semua ini karena Rara. Dia mengepalkan tangannya menahan kesal.
“Awas saja kau jika aku temukan, akan aku hancurkan kau, anak pembunuh, anak orang gila. Beraninya dia mengalihkan isi kepala kekasihku.”
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
TO BE CONTINUE