Terjebak Gairah Sang Mantan

Tidak berapa lama ponsel nyonya Rima berbunyi dengan nyaring terlibat nama Rania ada di layar ponselnya.

“Rania telepon pagi pagi begini ada apa ya, apa ada hubungannya dengan Arsen tadi ya, aduh bagaimana ini pa, mama harus jawab apa sama Rania, Arsen gimana sih bikin malu mama aja” ucap nyonya Rima dengan wajah kesal

“Papa kan sudah bilang sama mama, kalau mau lihat Arsen marah silahkan aja, ini belum seberapa” sahut tuan Rayendra ambil menatap tawanya, dia sudah tahu apa yang sudah dilakukan oleh Arsen sehingga Rania menghubungi istrinya pagi pagi, tidak lama setelah Arsen pergi dari rumah ini.

“Aduh bagaimana dong pa, Rania nggak berhenti telepon mama, mama jawab apa pa” ucap nyonya Rima dengan wajah panik dan juga kesal pada Arsen.

“Jawab jujur aja ma, jangan bohong nanti malah makin sulit keadaan mama” nasehat tuan Rayendra 

“Huuh bikin masalah aja ni anak, dikasih yang baik malah di tolak” umpat nyonya Rima, kemudian nyonya Rima mengangkat telepon tersebut 

“Ya Rania ada apa sayang?” tanya nyonya Rima

“Ma, barusan Arsen mengatakan kalau hubungan kami tidak bisa dilanjutkan lagi, karena dia sudah nggak bisa menjalani perjodohan ini, Arsen tidak pernah suka dan mencintai Rania ma, bagaimana ini ma, Rania nggak mau putus dari Arsen” cerita Rania dengan tergesa gesa, nyonya Rima yang mendengar cerita Rania langusng lemes, wajah nya menjadi jelek.

“Sayang kamu tenang dulu ya, bicaranya pelan pelan mama jadi bingung mendengar nya” balas nyonya Rima dengan suara pelan, dia berusaha terlihat tenang.

“Ma tadi pagi Arsen telepon Rania” jelas Rania 

“lalu apa yang terjadi Rania?, apa kalian berantem atau berdebat hal hal yang nggak Arsen sukai” tanya nyonya Rima 

“Nggak ada berantem ma, Arsen langsung saja memutuskan hubungan kami, alasannya kalau dia nggak bisa mencintai Rania, dari pada menghabiskan waktu dan nggak ada hasilnya lebih baik pisah, dan Arsen juga menyuruh Rania untuk mencari laki laki yang lebih baik” jelas Rania lagi

“mungkin Arsen saat ini sedang banyak masalah di kantor Rania, beberapa hari ini mama lihat memang Arsen sangat sibuk sekali dan nggak bisa di ganggu, kalau di ganggu dia akan marah, apa kamu beberapa hari ini suka bikin Arsen marah?” tanya nyonya Rima lagi

Nyonya Rima berusaha terlihat sebagai ibu yang sangat memahami keadaan Arsen dan Rania, padahal dalam hatinya nyonya Rima mengumpat habis karena sikap Arsen ini.

“Nggak ada sih ma, cuma Rania beberapa hari ini memang sering ajak Arsen ketemuan, soalnya kami sudah lama nggak jalan berdua ma, Rania kan kangen juga jalan sama kekasih Rania ma” ucap Rania mencoba mencari alasan agar nggak di salahkan oleh nyonya Rima.

“Oh gitu, bisa jadi karena itu sih, Arsen nggak bisa di desak Rania, biarkan lah Arsen beberapa hari ini, mana tahu suasana hatinya membaik, dan kalian kembali bisa berbaikan” nasehat nyonya Rima.

“Berbaikan bagaimana ma? Arsen sudah memutuskan hubungan kami, dan arsen bilang dia serius, keputusan yang dia ambil ini sudah Arsen pikirkan dengan baik”

“Kata Arsen lagi dia nggak mau membuat Rania menunggu terlalu lama karena rasa cinta itu nggak akan pernah ada untuk Rania ma, sepertinya Arsen nggak bisa di bujuk lagi ma, terus Rania harus bagaimana ma” terang Rania

“Apa kamu pernah melihat Arsen dekat dengan wanita lain selama kalian berhubungan sebagai sepasang kekasih Rania?” tanya nyonya Rima 

“Nggak ada yang mencurigakan ma, Arsen sama aja seperti saat pertama kami di jodohkan, nggak ada sikap Arsen yang mencurigakan ma, ada apa ini ma? apa mama mengetahui sesuatu” tanya Rania

“Nggak ada sih nak, coba nanti mama tanya sama Arsen, sebenarnya dia ada masalah apa, sampai memutuskan hubungannya dengan kamu” ucap nyonya Rima.

“Iya ma, Rania nggak mau pisah sama Arsen, terus tadi managemen gedung yang kita lihat kemarin menghubungi Rania ma, mereka menanyakan kapan kita akan membayar uang muka nya, Rania bingung ma” ucap Rania

“Kalau soal gedung kamu cancel aja dulu, nanti kita cari lagi, yang penting hubungan kamu sama Arsen di pastikan dulu, pisah atau lanjut ke pernikahan” ucap nyonya Rima.

Tuan Rayendra hanya menggeleng kan kepalanya menikah sikap istrinya yang nggak kapok juga setelah Arsen mengambil sikap pada Rania.

“Oke ma, nanti kalau mereka telepon lagi Rania akan membatalkan sewa gedungnya, ma bantu Rania ma, Rania nggak mau pisah sama Arsen, apa kata teman teman Rania nanti, kalau tahu Rania dan Arsen batal menikah” jelas Rania.

“Teman kamu sudah banyak yang tahu kalau kamu dan Arsen akan menikah?” tanya nyonya Rima penasaran 

“Iya ma, kan Rania malu kalau batal menikah dengan Arsen” balas Rania

“Ya udah kamu tenang dulu ya, nanti malam mama bicara dulu dengan Arsen, mana tahu ada jalan keluar dari masalah ini” imbuh nyonya Rima

“masalahnya hanya sama Arsen ma, Rania nggak punya masalah sama sekali, Rania curiga kalau Arsen sudah mencintai wanita lain” ucap Rania

“Nanti kita selidiki sayang, mama nggak sudi punya menantu selain kamu “ sahut nyonya Rima, membuat Rania senang mendengarnya, nyonya Rima sudah kepincut sama Rania, untuk menjadikan sebagai menantu idaman nya.

“Rania siang ini mau ke kantor Arsen ma, mau menanyakan masalah ini semua, Rania nggak bisa menunggu dari mama, Rania mau bicara empat mata dengan Arsen, dia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, sampai Arsen berani memutuskan hubungan kami dengan tiba tiba” ucap Rania

“Kalau saran mama sih mending kamu nggak menemui Arsen saat ini, tapi kalau kamu masih penasaran dan ingin kejelasan dari Arsen ya nggak apa apa juga” balas nyonya Rima

“Iya ma, Rania harus minta kejelasan secepatnya ma, nggak bisa di biarkan masalah ini ma, ini menyangkut masa depan Rania ma” ungkap Rania

“Ya sudah kalau niat kamu sudah begitu, mama doakan semoga masalah kalian berdua ada solusinya” tukas nyonya Rima

“Tapi mama juga bantu Rania ma” ucap Rania

“mama akan usahakan yang terbaik untuk kalian berdua” balas nyonya Rima.

“Ma Rania mau mandi dulu, mau siap siap ke kantornya Arsen” ungkap Rania

“Oke nak, sukses ya” sahut nyonya Rima

“Iya ma semoga Arsen membatalkan keputusannya tadi” imbuh Rania dan setelah itu sambungan telepon mereka pun putus.

“Pa bantu mama dong, bicara sama Arsen” ucap nyonya Rima

“papa nggak bisa membantu ma, mama apa susahnya bicara jujur sama Rania, kalau cara mama kayak gini akan menambah masalah baru, Arsen itu sudah nggak mau dijodohkan sama Rania, itu juga karena sikap mama yang terlalu meremehkan Arsen” tegas tuan Rayendra 

“Terus sekarang bagaimana pa?” tanya nyonya Rima

“Katanya mama mau lihat marahnya Arsen seperti apa, ini belum marah ma, ini masih tahap kesal sama mama” ungkap tuan Rayendra 

“Kesal aja kayak gini bagaimana marahnya Arsen , huff pusing” sahut nyonya Rima sambil menarik nafas panjang.