NovelToon NovelToon
“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

“Dibunuh Suami, Dihidupkan Takdir”

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Vira Sita, seorang gadis yatim piatu yang sederhana, dijodohkan dengan Vito Hartawan — pewaris kaya raya — sebagai amanat terakhir sang kakek. Tapi di balik pernikahan itu, tersimpan niat jahat: Vito hanya menginginkan warisan. Ia membenci Vira dan berpura-pura mencintainya. Saat Vira hamil, rencana keji dijalankan — pemerkosaan, pengkhianatan, hingga kematian. Tapi jiwa Vira tidak pergi selamanya. Ia bangkit dalam tubuh seorang gadis muda bernama Raisa, pewaris keluarga Molan yang kaya raya, setelah koma selama satu tahun. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Vira kini hidup kembali. Dengan wajah baru, kekuatan baru, dan keberanian yang tak tergoyahkan, ia bersumpah akan membalas dendam… satu per satu… tanpa ada yang tahu siapa dirinya sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 14

Pagi itu, Raisa tengah mengerjakan sketsa koleksi keduanya di studio kampus. Rambutnya digulung sederhana, kemejanya sedikit kusut, tapi matanya fokus dan penuh semangat. Warna-warna dalam desainnya berubah lebih berani, lebih tajam.

Di saat itulah Sonia muncul.

---

“Raisa,” sapa Sonia sambil tersenyum. Ia mengenakan blazer nude dan celana panjang putih dengan heels setinggi langit. “Aku boleh duduk?”

Raisa menoleh sejenak. “Silakan.”

Sonia duduk tanpa menunggu. Ia langsung meletakkan proposal kecil di meja Raisa.

“Aku sedang buat proyek fashion charity kolaboratif. Dosen dan alumni support banget. Dan… aku ingin kamu jadi salah satu tim desainernya.”

Raisa tidak menjawab. Ia hanya menatap proposal itu.

“Kenapa aku?” tanyanya tenang.

Sonia tersenyum simpul. “Karena kamu punya semangat. Aura kamu kuat. Aku suka orang yang… punya kisah di balik rancangannya.”

" Kamu suka kisah, Sonia? Baiklah. Aku akan beri kisah. Tapi kamu tidak akan suka akhir ceritanya.

---

Sepulang kuliah, Rani langsung menghampiri Raisa di kantin.

“Jangan bilang kamu bakal ikut kolaborasi Sonia?” bisiknya pelan.

“Aku akan ikut,” jawab Raisa, mengaduk jus alpukatnya dengan pelan. “Justru karena itu... aku bisa lihat lebih dekat.”

Rani menatap tajam. “Ra, kamu main terlalu dekat dengan api.”

Raisa menoleh padanya, lembut. “Aku bukan main api, Ran. Aku sedang memadamkan sisa-sisa bara. Tapi pelan. Supaya dia nggak sadar kapan panas itu berubah jadi dingin.”

---

Rani, yang mulai aktif membantu Raisa secara diam-diam, mendatangi kantor firma hukum kecil yang dulu mengurus beberapa urusan bisnis keluarga Molan.

“Permisi, saya ingin cek dokumen legal atas nama Raisa Andriana Molan, khususnya tentang pengelolaan asuransi jiwa saat sebelum kecelakaan satu tahun lalu,” ucapnya sopan.

Petugas wanita membuka arsip digital. “Ah, ini menarik. Enam bulan sebelum kecelakaan, ada pengalihan hak penerima manfaat asuransi ke nama seorang wanita bernama... Sonia Larasati.”

“Pengalihan itu atas tanda tangan siapa?” tanya Rani, mulai gelisah.

“Dilampirkan surat kuasa... atas nama Raisa, tapi... Tanda tangan ini aneh. Mirip, tapi bukan tanda tangan resmi kami catat selama Raisa aktif menabung.”

"Sonia... kau palsukan kuasa dan memegang nyawa Raisa di ujung jari. Tapi ternyata Tuhan tak mengizinkan." batin Rani

---

Malam itu, Sonia mengajak Raisa makan malam di sebuah kafe atap gedung. Mereka duduk di sisi yang menghadap kota. Angin malam berembus, membawa aroma kopi dan lilin aroma terapi.

“Kamu pernah dengar nama... Vito pengusaha muda itu ?” tanya Sonia tiba-tiba.

Raisa mengangkat alis. “Pernah. Kenapa?”

Sonia tertawa kecil. “Dulu dia cinta mati sama aku. Tapi... takdir kadang kejam. Dia harus nikah sama wanita lain. Lucu, ya?”

Raisa menatap Sonia—menajam."Akhirnya kamu menyebut namanya.

Akhirnya kau ingin aku tahu bahwa kalian pernah ada hubungan. Tapi... itu perangkap yang salah"

“Dan wanita itu...?” tanya Raisa.

Sonia menjawab ringan, “Katanya sudah meninggal. Tapi aku percaya... jiwa orang jahat itu pasti bergentayangan.”

Raisa meneguk tehnya perlahan, lalu menjawab datar, “Atau mungkin... justru arwahnya datang untuk menuntut yang hidup. Tapi dengan cara yang anggun.”

Sonia terdiam.

---

Di rumah, Raisa pulang malam dan mendapati ayahnya duduk di ruang tengah. Ia menunjukkan sebuah surat.

“Ra, ini undangan beasiswa dari yayasan rekan bisnis lama Ayah. Mereka tertarik dengan karya kamu. Tapi, Ayah ingin tahu… kamu sungguh ingin jalan ini?”

Raisa duduk pelan. “Iya, Pah. Tapi bukan untuk jadi terkenal.”

Papa tersenyum. “Kalau niatmu bukan mengejar sorotan, kamu tak akan silau. Dan jika kamu mengejar kebenaran, kamu tak akan salah arah.”

---

> Sonia menyebut Vito.

Sebuah pengakuan yang tak langsung. Tapi cukup untuk menghubungkan tali.

Rani menemukan pengalihan asuransi. Dan aku mulai lihat bahwa mereka merancang bukan hanya kejatuhanku... tapi warisanku.

Aku akan ikut proyekmu, Sonia.

Aku akan ikut ke dalam lubang yang kau gali—tapi aku yang akan menutupnya.

Dengan kamu di dalamnya.

Tanpa satu tetes darah.

Hanya kebenaran, dan kekuatan yang kalian lupakan: aku hidup.

...----------------...

Kolaborasi yang diumumkan Sonia resmi dimulai. Mereka diberi ruang kerja khusus di lantai tiga gedung seni. Lima orang terpilih tergabung dalam tim. Di antara mereka, hanya dua orang yang saling memahami betapa berbahayanya permainan ini: Raisa dan Rani.

Sonia, yang kini tampil sebagai mentor dan koordinator proyek, bersikap sangat manis. Ia murah senyum, ramah pada semua peserta, dan bahkan sering mentraktir kopi atau camilan sore.

Namun Raisa tahu pasti: " Semua yang manis… bisa mengandung racun"

---

Nama proyek mereka: Rebirth. Ironis, karena tema ini adalah tentang kelahiran kembali, harapan baru, dan kehidupan setelah luka.

Dan di balik layar, Sonia dengan halus mencoba mengikis kepercayaan semua anggota tim terhadap Raisa.

“Raisa hebat, sih,” ujar Sonia pada Rika, salah satu peserta, sambil tersenyum, “tapi kadang desainnya terlalu emosional. Kamu ngerti nggak maksudku? Kurang komersil.”

Kata-kata itu terdengar ringan. Tapi pelan-pelan, mereka seperti racun. Menciptakan keraguan kecil. Dan Raisa menyadarinya.

---

Alih-alih membalas secara langsung, Raisa memilih untuk memperkuat posisinya lewat tindakan.

Setiap desain yang ia buat dikemas sempurna. Ia mencatat semua revisi, mendokumentasikan semua percakapan tim, bahkan mulai merekam secara diam-diam jika Sonia mulai menjatuhkan orang lain.

Sambil tertawa di luar, Raisa mulai menjalin jaringan yang kokoh dalam diam.

Dan Rani selalu ada di sisinya.

“Ra, aku bakal siapin sistem backup buat seluruh desain dan presentasi final. Jadi kalau mereka manipulasi data... kita punya bukti asli.”

Raisa mengangguk. “Kamu makin tajam, Ran.”

“Berguru dari kamu,” jawab Rani sambil mengedipkan mata.

---

Suatu sore saat Raisa menunggu mobil jemputan kampus, seorang pria paruh baya menghampirinya.

“Maaf, kamu Raisa Andriana?” tanyanya dengan nada sopan.

“Iya,” jawab Raisa hati-hati.

“Aku Kenzo. Pernah jadi pengacara pribadi... mendiang Vito Ardhana.”

Jantung Raisa seketika berhenti berdetak. Tapi ia tetap menatap tajam.

“Ada apa?”

Kenzo menatapnya dalam. “Aku tidak tahu kenapa... tapi kamu sangat mirip dengan seseorang yang kukenal dulu. Aku ingin bicara. Secara pribadi. Tentang sesuatu yang... mungkin kamu ingin tahu.”

---

Sementara itu, Ardo—yang makin dekat dengan Rani dan Raisa—merasa gelagat Sonia aneh.

Ia mulai menyelidiki media sosial lamanya. Dan di situ, ia menemukan satu foto lama yang telah dihapus, namun tersimpan di cache blog:

Sonia dan Vito, duduk berdampingan di sebuah vila, terlihat sangat mesra.

Aku nggak tahu ini semua apa... tapi Sonia bukan siapa yang dia akui.

Dan Raisa terlalu sabar untuk orang sebaik itu.

Ardo menyimpan foto itu diam-diam.

---

Malam itu, keluarga Molan makan malam lengkap. Empat kakak Raisa hadir semua. Suasana hangat. Ada tawa, ada godaan dari Reno tentang Ardo yang katanya “suka nganter terus”, dan ada canda dari Jordan yang menyebut Raisa mulai jadi “idola kampus”.

Namun ketika Mama membuka berita di tablet, semuanya terdiam.

Vito Ardhana: Warisan Tak Terjamah, Kasus Lama Kembali Dibuka?

“Ini…” bisik Gavin.

“Kenapa muncul sekarang?” tanya Rey.

Papa langsung menatap Raisa.

Dan Raisa hanya menunduk, menahan napas. "Apakah ini permainan Sonia? Atau… peringatan dari masa lalu?"

bersambung

1
Ma Em
Semoga Raisa dgn siapapun jodohnya yg penting Raisa cinta dan bahagia dan calon suaminya baik cinta sayang dan juga setia tentunya .
Noey Aprilia
Hhmmm....
krain raisa bkln jdoh sm reinald,scra ky ccok gt....tp trnyta ga....mngkn kli ni bnrn jdohnya raisa,scra kluarganya udh tau spa dia....
Cindy
lanjut kak
Wahyuningsih
d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan loh 😆😆 sellu jga keshtn n tetp seeemaaaaangaaaat thor
Noey Aprilia
Nah loohhh....
spa tu????clon pawangnya raisa kah????
Noey Aprilia
Akhrnyaaa raisa plang jg....
wlau bgaimna pun,dia pst lbh ska tnggal d negri sndri....dkt dgn kluarga,dn bs mmbntu orng lain....kl mslh jdoh mh,srahkn sm yg d ats aja y.....
Smbgtttt.....
Noey Aprilia
Mngkn slh stu ujian biar raisa mkin dwsa,mkin bijak,plus mkin kuat....saat dia mlai mmbuka hti,orng dr msa lalu dtang.....
Hufftt....
mustika ikha
semangaaaat
mustika ikha
begitulah kehidupan ada pepatah mengatakan "semakin tinggi sebuah pohon maka semakin kencang tiupan angin"
jadi, berjuanglah walaupun dunia tidak memihakmu, macam thor, klw ada yg ingin menjatuhkan mu maka perlihatkan dengan karya mu yg lebih baik, semangaaaat thor/Determined//Determined/
Risma
lanjut kak
Noey Aprilia
Reader jg bngga sm km raisa.....
ttp smngt...😘😘😘
Noey Aprilia
Hai kk....
aku udh mmpir lg,smpe ngebut bcanya....he....he....
smngttt.....😘😘😘
Wahyuningsih
d tnggu upnya thir yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya thor ntar lumutan sellu jga keshtn tetp semangat thor jgn ampe kndor
Risma
lanjut kak
Ma Em
Semoga Raisa tambah sukses dan makin banyak orang yg menyukai desain Raisa .
Ma Em
Semoga Raisa ( Vira ) sukses tunjukan pada dunia dan buat Sonia menyesal karena sdh berbuat jahat padamu Raisa begitu juga Vito semoga dia menyesali semua perbuatannya .
Risma
lanjut kak
nonoyy
karma is real akhirnya terbongkarlah semuanya kejahatan vito & sonia. hebat raisa (vira)
nonoyy
itulah hasil dari perbuatan mu sendiri sonia
nonoyy
setelah ini vito akan mendapatkan karma dan menyesali perbuatannya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!