Warning!!!
Disarankan agar cerita menyambung, silahkan baca novelku sebelumnya berjudul Broken Heart!!!
Bertahun tahun mencintai orang yang sama, namun ternyata orang itu menikahi orang lain, dia berusaha untuk bisa membuat rasa cintanya layu
Namun apalah daya, rasa cinta itu tetap ada. Walaupun sekeras apapun dia berusaha melupakannya tetap saja rasa cinta tidak hilang
Hingga akhirnya sebuah fakta yang membuatnya berubah pikiran.
follow igku: Anaputri8711
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natasyatia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perbedaan
"Jangan ragu ragu ya?" tutur Elenna.
"Aku tidak akan ragu ragu mommy, aku akan menerima setiap pemberian kalian " ucap Zea.
"Kalau hanya beberapa ratus ribu rupiah apakah kamu tetap tidak protes apapun?" Tanya Elenna, ia memastikan agar Zea tidak kecewa nantinya.
"Tidak mommy, aku mendapatkan mertua seperti mommy saja aku sudah bahagia, bukankah bahagia tidak perlu tolak ukur dari harta, ataupun sebuah mahar?" Ucap Zea dengan lemah lembut.
"Dan aku akan bahagia jika suamiku kelak tidak kecewa dengan setiap langkahku, aku akan terus mendoakannya di setiap sholatku, aku juga berusaha agar mendoakan semua yang terbaik untuknya tanpa harus memakinya sedikitpun " tutur Zeaa
"Kamu adalah gadis yang sopan nak, bahkan mommy begitu menyukai sifatmu ini" Elenna memeluk tubuh Zea kembali dan teringat sebuah hal.
Flasback on
"Nak bagaimana jika kami tidak bisa memenuhi semua permintaan maharmu itu nak,?, banyak sekali bahkan kami belum tentu mampu" ucap Elenna.
"Pokoknya engga mau tahu, harus 1 unit rumah besar, 2 mobil sport, 3 miliar uang titik tidak pakai koma!!!" hardik Sonya kepada Elenna.
Elenna hanya bisa beristigfar karena sifat Sonya yang begitu keras, bahkan tak segan segan untuk membentaknya.
"Sonya, tolong ambilkan minum untukku" tutur Elenna
"APA APAAN KAMU INI, MEMANGNYA AKU PEMBANTU?" pekik Sonya dia begitu tidak menyukai Elenna yang begitu banyak memerintah.
"Hanya segelas air saja Sonya" Ah hati Elenna begitu sakit mendengar bentakkan dari Sonya yang begitu jelas tidak menyukai dirinya.
"Apa apanya kamu, kamu tidak punya pembantu ya? rumah sebesar ini tidak yakin aku, jika kalian tidak memiliki 1 pun, "
"BIBII" pekik Sonya namun tidak ada 1 pun yang menghampiri mereka, sebenarnya ini adalah rencana dari Elenna untuk semua yang bekerja disana. untuk beristirahat di rumah yang berada di belakang sana,
Karena sebenarnya Elenna hanya ingin melihat seberapa meyakinkannya Sonya. Hanya ingin memberikan tes sebelum masuk kedalam kehidupan di rumah Drake, rupanya Sonya tidak menyukainya.
Bahkan tidak segan segan untuk menghinanya.
"Hanya segitu saja yang aku inginkan! masa kalian tidak bisa mendapatkannya dalam waktu cepat " omel Sonya dengan bertolak pinggang.
"Kita bukanlah orang terkaya di dunia. Yang bisa kamu minta ini dan itu, berikanlah kami keringanan agar tidak membuat kami merasa keberatan, atas maharmu itu." tunjuk Elenna kepada Sonya.
Sonya begitu banyak menuntut, bahkan sampai tidak mau tahu, harus di turuti permintaannya yang begitu memaksakan kehendak.
Flasback off
"Mengapa dia begitu berbeda dengan Zea?, tetapi tidak apa yang terpenting nanti aku akan memiliki menantu seperti Zea yang begitu aku idam idamkan" Batin Elenna, seraya menatap Zea yang menatap kosong ke arah cermin.
"Eh nak, mommy haus, bolehkah mommy meminta segelas air?" Tanya Elenna, dia mengetes Zea
"Astagfirullahalazim, maafkan aku mommy aku lupa memberikan air kepada mommy, sebentar ya mommy, Zea ambilkan" Zea keluar dari kamarnya menuju dapur untuk memberikan air minum untuk Zea.
Zea bergegas untuk mengambilnya.
"Mommy, ini airnya, Maafkan Zea ya, ayo mommy duduk saja di kasur Zea minum lebih tenang, jangan minum dalam posisi berdiri ya mommy bahaya" tutur Zea dengan lembut.
"Baiklah nak, mommy akan mendengarkan dan menuruti permintaan darimu" Elenna duduk dengan tenang lalu meminum air tersebut dengan begitu tenang
Elenna senang mendapatkan seorang menantu yang begitu perhatian.
"Sayang, Bagaimana caranya ayah atau ibumu mendidikmu?, bahkan kamu begitu sopan santun seperti ini, akhirnya mommy mendapatkan seorang anak perempuan walaupun hanya menantu, tetapi menantu sama saja menantu adalah anak." tutur Elenna.
"Aku belajar dan di didik oleh Ayah agar tidak menjadi sesosok yang tidak sopan apalagi semena mena, Ayah mendidikku dengan baik, aku begitu menyayanginya" Elenna memeluk Zea dengan lembut.
Walaupun Zea tidak memiliki sifat yang sepertinya yaitu Tegas dan mudah memberontak, tetapi dia tetap menyayangi Zea yang penyayang kepadanya.
Pov Zavier.
"Hey, matamu" pekik Akhtar kepada Zavier, saat Zavier melihat ke arah koridor, terus menerus sehingga Akhtar kesal kepada putranya.
"Maaf daddy, Maaf" sesal Zavier.
"Baiklah, kalau kau melihat lagi ke arah sana kita pulang saja " Mata Zavier reflek melotot kearah Akhtar.
"Daddy" pekik Zavier.
"Nyenyenyenye " Akhtar mengejek putranya hingga membuat Zavier kesal kepada ayahnya.
"Daddy" pekik Zavier lagi.
"Mau terus diam atau pulang?" bisik Akhtar.
"Iya dad" Zavier menundukan kepalanya "Good job boy" Akhtar mengacak acak rambut Zavier.
"Hahahaha, sabar anak muda, kalian menikah 4 hari lagi jangan takut untuk tidak bertemu" ejek pak Rt.
"Eh iya, saya ada acara lagi sebentar lagi, saya izin pamit undur diri, semoga acara pernikahan kalian berjalan dengan lancar" pamit pak Ustaz
"Terimakasih banyak bapak, kalau bapak berkenan monggo datang ke acara pernikahan Zavier ya" tutur Akhtar.
"Insya Allah, yang terpenting kalian sah di mata agama dan Negara, jangan lupa untuk banyak belajar ya" pinta pak Ustaz kepada Zavier.
"Iya pak, terimakasih ya pak" sahut Zavier, dengan sedikit malu malu.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh "pamit pak ustaz
Setelah 10 menit pak Ustaz, pak Rt pun pamit undur diri juga.
"Er" panggil Akhtar.
"Apa dad?" Zavier mengangkat kepalanya menatap kearah Akhtar.
"Kamu menyukai Zea sejak kapan? kenapa daddy baru mengetahuinya 3 minggu ini?" Tanya Akhtar.
"Anu emm" Zavier menggarukkan kepalanya.
"Jujur saja" ujar Leon.
"Sudah 1 tahun ini dad"
"Astaga, kau pandai sekali menutupi semua ini!" pekik Akhtar ia terkejut dengan putranya itu, hobi sekali menutupi apapun yang dia rencanakan. Bahkan dirinya tidak tahu apa rencana putranya itu.
"Sabar bang" Raka menenangkan pikiran Akhtar yang kesal kepada putranya sendiri.
"Ampun dad, maaf lupa" Zavier sampai menangkupkan tangannya karena takut kepada sang daddy.
"Ah sudahlah, yang terpenting menantuku adalah Zea" Entah mengapa Zavier tiba tiba saja tenang tanpa peduli dengan anaknya sendiri.
"Hah?" Zavier sampai kebingungan dengan daddynya begitu cepat mood sang daddy berubah, yang tadinya garang tiba tiba saja menjadi tenang dan berbincang dengan Raka.
"Ah sudahlah Er, biarkan dari pada daddy meraung raung kepadamu" bisik Leon, Zavier mengiyakan permintaan Leon.
Tak terasa waktu sudah memasuki adzan Magrib.
"Ayo bang, kita ke masjid terlebih dahulu, baru berbincang lagi" ajak Raka.
"Liyaa, Ayah ke masjid ya, kalau mau sholat dirumah saja" pekik Raka.
"Iya ayah, hati hati" Zea berjalan kearah pintu keluar.
Sedangkan Zavier melongo melihat Zea.
Mata Zavier langsung di tutup oleh Leon."Kau ini" omel Leon "Maaf bang" Akhirnya Zavier memutuskan untuk menutup matanya.
"Astaga kalian ada ada saja" celetuk Elenna merekapun tertawa bersama.
"Sudah sudah, ayo sholat magrib" ucap Raka.
Mereka yang laki-laki memutuskan untuk menuju masjid.
Setelah Zea dan Elenna selesai sholat Magrib mereka kembali berbincang.
"Sayang" Panggil Elenna kepada Zea.
"Iya mommy?" sahut Zea.
"Mengapa kamu tiba-tiba saja menerima lamaran Zavier, Apakah kamu sudah mengenal sifat asli Zavier?" Tanya Elenna dengan heran.
"Emmm" Zea menundukan kepalanya.
Lalu dia mengambil buku diarynya. Elenna membaca buku diary Zea.
"Astaga rupanya kamu sudah jatuh cinta padanya saat kamu berumur 17 tahun? Apa yang dia lakukan sehingga membuatmu jatuh cinta padanya, bukankah dia begitu menyebalkan? " Penasaran Elenna.
"Ah tidak menyebalkan kok mommy" Wajah Zea memerah karena malu.
"Hahahaha. Apakah kamu bisa ceritakan ?" pinta Elenna.
"Jadi begini....
Flasback on....
Saat ini Zea sedang berbahagia, karena hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke 17 tahun.
Dan saat ini Zea baru saja pulang sekolah, di hari yang melelahkan ini dia begitu sangat ingin pulang ke rumah
"Hmm bagaimana jika aku membeli cupcake? setidaknya jika tidak ada yang mendukungku, aku bisa merayakannya sendiri" Zea adalah anak yang pendiam namun ceria...
"Hmm, Tetapi apakah uangku telah mencukupinya?" Batin Zea.
Zea memutuskan untuk pulang terlebih dahulu agar dapat membeli beberapa capcake ataupun donat.