Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sandiwara
Stella menahan nafas. Tubuhnya sedikit beringsut, menyesuaikan dengan nafasnya yang dihembus sedikit demi sedikit.
Lima menit lamanya, makhluk itu masih bersarang, menindih tubuhnya. Kaku, kelu dan tak bisa bergerak. Stella seperti orang yang mati, tidur tertelentang sesekali menghirup nafas.
Stella berusaha kuat untuk bangkit, rasanya kepalanya berat sekali, seperti ditindih oleh batu yang berat nya berton-ton.
KREKKKK
Pintu terbuka. Lucy menatap marah makhluk yang gaib itu. Rupanya Lucy juga memiliki indera ke enam.
Tatapannya sangat marah, dia mengeluarkan jimat yang diberikan biksu kepadanya.
Jimat dia letakkan di tubuh Stella, tepat saat makhluk hitam besar itu menindih Stella.
"ARGGGGGGGGGHHHHH"
Dia menjerit. Makhluk itu menjerit. Dia terbang ke arah Lucy.
Lucy bersiap menghunus pedangnya yang sudah dia siram air suci.
BYURRRRR
Air membasahi pedang. Makhluk hitam itu melesat dan menghilang saat pedang menghunus tubuhnya.
"TOLONGGGGGGG" Stella terlonjak kaget. Tubuhnya berkeringat, dia sudah bertahan sekuat tenaga.
"Lucy, aku melihat makhluk yang berada tepat di atas tubuhku. Aku melihat gigi nya bertaring, sangat menakutkan! " Stella memeluk Lucy. Jantung nya berdegup sangat kencang, dia hampir sesak nafas.
"Aku mengusirnya. Entah makhluk apa itu, terasa asing. Apa dia mengikuti mu? "
"Aku per-pernah melihatnya di duniaku. Dulu dia pernah mengikutiku ketika aku masih balita. Saat aku remaja, aku juga pernah melihatnya. " Ucap Stella. Gugup dan takut nya sudah lebih mengecil.
"Sepertinya dimensi lain sedang ada yang menerobos. Gawatttt!!! " Lucy berlari ke pedesaan.
"Apa yang terjadi Kick? " Stella menahan tangan Kick.
"Si iblis itu mungkin sedang merencanakan sesuatu yang jahat, atau sesuatu yang lebih dahsyat dari itu. Kita harus bersiap. Kau, ikut kami ke desa. "
"Apakah desa akan di serang?? " Tanya Stella. Seketika sekelebat kengerian menjalar di pikirannya. Dia seolah bisa melihat apa yang akan terjadi.
"Ya. Ayo cepatlah! " Tukas Kick.
...****************...
Benar saja, desa sedang di serang. Kayu yang sudah dimakan api. Toko kelontong dan beberapa rumah terkena kilatan api. Api tanpa ampun memakan apapun yang bisa di makan.
Seorang bayi berumur 1 tahun tertinggal di dalam rumah yang terbakar. Seorang ibu meminta tolong agar bayi nya dapat terselamatkan.
"Apa yang terjadi? " Tanya Lucy
"Tolong, bayiku, bayiku ada di dalam! " Dia menjerit histeris.
Lucy masuk ke dalam kepulan asap, api menjalar-jalar ingin memakan nya. Tanpa rasa takut dia berlari.
Sementara Stella melihat apa yang seharusnya orang lain tidak bisa lihat. Sesosok makhluk berukuran besar tampaknya sedang menyemburkan api sehingga semakin besar di atas atap.
Perutnya sendiri buncit, penuh dengan api yang dia bawa dari neraka tempat tinggalnya. Makhluk itu juga membawa kunci di tangan kanannya.
Stella memutar otak. Mencari cara agar makhluk itu bisa ditaklukkan dan meraih kunci itu. Sepertinya dia berasal dari dimensi lain.
"Kick bantu aku padamkan api. Aku harus ke atas atap nantinya! " Stella menatap sesaat ke atas dan mengedipkan matanya.
"Baiklah."
Kick dibantu oleh warga mengambil air, ada yang membawa wadah ember, timba dan juga kendi besar-besar yang 5 orang mampu membawanya. Ada yang membawa setidaknya satu ember satu orang.
Warga kompak bekerjasama. Dalam kerjasama itu, Lucy keluar dengan membawa bayi yang menangis. Lucy mengibaskan sedikit asap yang menyembul dan mengikut di rambutnya. Baju zirah yang sangat berguna, lengkap dengan sepatu yang runcing di bagian ujung kaki, hanya rambut nya saja yang dibiarkan terikat tampak lurus dan seperti seorang wonder Woman yang menjadi hero di sebuah film epik.
"Dia sangat menawan! " Kick menjatuhkan ember yang kosong.
"Kau suka padanya! " Stella tersenyum.
"Diamlah! Lupakan. Aku hanya berbohong. " Kick menutup mulut Stella agar wanita itu berhenti.
Lucy memberikan bayi kepada ibunya. Ibu yang sudah cemas setengah mati, membayangkan anaknya sudah tak bernyawa tanpa bisa dikenali lagi. Sekarang, bayinya tampak menangis tanpa tersentuh api.
"Terima kasih. Terima kasih Perempuan berbaju zirah. " Dia mencium tangan Lucy.
"Sudahlah. Sekarang urus lah bayimu, jangan sampai tertinggal atau kau lupakan. Jaga dia baik-baik. Berikan dia susu. Kabut asap tadi membuatnya kehilangan banyak cairan. " Lucy tampak khawatir dengan bayi itu. Bayi laki-laki yang tampan.
Tanpa diketahui oleh yang lain, di dalam rumah yang terbakar. Lucy mengendalikan api dan tubuhnya tidak digerogoti oleh api, tidak tercium oleh api. Bayi yang hendak dilenyapkan oleh api, langsung di usir oleh Lucy. Dia membawa lari bayi dan api di dalam rumah tak berani padanya. Kekuatannya hanya dia sendiri yang mengetahui. Dialah yang mampu mengendalikannya.
"Api, hilanglah dari penglihatanku! " Ucapnya setelah itu dia pergi.
Lucy melihat api yang semakin menipis, "Pergilah! " Ucapnya pelan.
Stella melihat makhluk yang meniupkan api terbang ke bawah. Stella berlari mengejarnya. Lucy dan Kick mengikutinya.
Mereka berlari menuju ke arah rumah biksu. Rumah yang sudah lama tak Lucy kunjungi. Makhluk itu menatap Stella, Stella berlari mengejarnya.
Biksu keluar dan tongkat saktinya menghentak ke tanah.
Seketika makhluk itu berhenti. Dia tampak tak berkutik.
Stella meraih kunci itu, Makhluk itu berteriak, "Kembalikan! Kembalikan Stella! Kau harus membayar semuanya!"
"Apa maksudmu? " Tanya Stella.
"Kaulah penyebab semua kekacauan ini! Kembalilah ke asal mu, Semakin sedikit yang kau ketahui, itu akan semakin bagus untukmu! " Makhluk itu berusaha menghasut Stella.
"Stella jangan dengarkan dia! " Lucy berteriak. Dia ingin mengejar Stella, namun di tahan dengan kuat oleh Kick.
"Kick, lepaskan. Lepaskan aku!!! " Namun tangan Kick dengan kokoh enggan melepasnya.
Stella menggenggam erat kunci itu, kunci yang berwarna emas itu. Di letaknya di saku celana dan berkata, "Aku mungkin saja manusia lemah, tapi aku tidak bodoh! " Seketika Stella mengeluarkan air suci yang dia ambil dari saku milik Lucy.
BYURRRRR
Air itu mengenai makhluk berwarna merah dengan api yang menyala. Api seketika padam dan makhluk itu musnah.
"Kau curang!!!" Lucy mengacungkan telunjuknya.