Si Gadis Dingin bernama Zea yang menghadapi banyak masalah didalam keluarganya , menyebabkan dirinya menjadi seorang yang selalu menyendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RANIYAH FAZILA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERBANGUN DARI MIMPI
Pembunuh itu membawa pisau yang sangat tajam, berjalan mendekati Zea yang diikat di kursi.
Tiba-tiba seseorang datang, dengan muka marahnya dan pakaian yang menyeramkan.
Orang misterius itu tertawa terbahak-bahak.
Dua orang itu...
Pembunuh dan peneror yang mencoba mencelakai Zea. Mereka berdua bersekongkol.
"Hahahaha, aku akan terus meneror mu agar kamu nggak bisa tenang" ucap peneror itu.
"Aku juga akan membuatmu terganggu, merusak ketenangan dan terus menakut-nakutimu" kata pembunuh.
"Siapa kalian? siapa yang menyuruh kalian mencelakaiku? " tanya Zea.
Zea sangat ketakutan. Zea hanya bisa pasrah, menghindar pun sulit baginya.
Kedua orang itu semakin mendekat, dengan suara tawa yang semakin keras.
"Aaa... tidak! " teriak Zea.
Zea terbangun dari mimpi...
"Huh, cuma mimpi. Tapi mimpi ini menakutkan" gumam Zea dengan ketakutan.
Zea berkeringat dan sangat gemetaran. Zea sangat jelas mengingat mimpi itu, membuatnya susah melupakannya.
Zea memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sangat pusing, pikirannya seperti berputar-putar. Suara tawa terngiang-ngiang di telinganya, Zea berteriak.
"Kenapa? kenapa kalian mengangguku" ucap Zea.
Leo terbangun karena mendengar suara teriakan Zea. Leo keluar kamarnya dan menghampiri Zea.
Leo masuk kamar Zea...
"Zea... " kata Leo, mendekati Zea.
"Zea tenanglah! " lanjutnya.
Leo memegang tangan Zea, menatap mata Zea dan mencoba menghentikan ketakutan Zea.
Setelah beberapa menit akhirnya Zea merasa tenang, walaupun masih ketakutan. Leo memeriksa dahi Zea, ternyata Zea sedang demam.
"Kamu demam" ungkap Leo.
Zea memegang dahinya.
"Tidak perlu sekolah hari ini, kakak akan menyuruh bibi pembantu untuk mengirim surat ke sekolahmu" kata Leo.
Zea mengangguk.
Leo sangat khawatir dengan Zea.
'𝘒𝘦𝘮𝘢𝘳𝘪𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘰𝘳 𝘡𝘦𝘢, 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘡𝘦𝘢 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘡𝘦𝘢 𝘥𝘦𝘮𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘭𝘢𝘨𝘪, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘡𝘦𝘢. 𝘚𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪-𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘡𝘦𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬, 𝘡𝘦𝘢 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯. 𝘏𝘢𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘭𝘪𝘥𝘪𝘬𝘪, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢! ' pikir Leo.
"Zea, kamu tenang saja kakak akan mencari pelaku yang telah meneror mu" kata Leo.
" Orang itu mengancam ku kak, akan membuat keluarga ini hancur. Aku khawatir jika ada orang yang melukai kakak " ucap Zea.
Leo menghela nafas dan mengangguk.
'𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘪𝘥𝘪𝘬𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪-𝘩𝘢𝘵𝘪!' batin Leo.
Jam menunjukkan pukul tiga pagi, Zea tidak bisa tidur karena sudah terbangun.
Leo menghubungi penyelidik.
"Tolong selidiki siapa pelaku yang telah meneror adik saya, orang itu mengancam dan terus menerus mengirimkan spam kepada adik saya" perintah Leo.
"Baik akan segera kami selidiki, nanti juga akan ada rekan kami yang datang untuk menanyakan lebih lanjut tentang kasus ini" ucap Penyelidik dari telpon.
"Baik, terima kasih "kata Leo.
Rekan tim penyelidik datang pukul tujuh pagi, Leo menyambut dan mempersilahkannya untuk masuk.
"Baiklah, bisa dijelaskan bagaimana peneror itu meneror mu? " tanya rekan penyelidik itu.
Zea menjelaskan semua yang dilakukan oleh peneror itu dan hal yang telah dialaminya. Tim penyelidik mencatat dan mengumpulkan informasi.
" Boleh saya lihat nomor peneror dan spamnya? "tanya penyelidik.
"Boleh" jawab Zea.
Zea menunjukkannya dan menyerahkannya kepada tim penyelidik.
" Aku harap penyelidikan ini dilakukan dengan hati-hati, karena peneror itu mengancam akan pembunuh " ungkap Zea.
" Kami sudah profesional menangani kasus-kasus seperti ini, anda tidak perlu khawatir. Kami sudah merancang strategi untuk mengungkapkan pelakunya " ucap penyelidik.
Zea merasa lega...
Penyelidikan dilakukan, mereka kembali ke markas.
Zea yang merasa lemas karena demam hanya duduk bersandar disofa. Diam tidak berkata apapun.
'𝘞𝘢𝘭𝘢𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘢𝘳𝘪, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘶? 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪 𝘪𝘵𝘶... 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 ' batin Zea.
Handphone Zea berdering, telepon dari orang tidak dikenal lagi. Zea seketika sadar dari lamunannya, mulai khawatir jika orang itu terus menerornya.
Zea tidak mengangkat telepon itu, Zea membiarkan hpnya berdering terus-menerus.
Zea tetap dengan posisinya, duduk bersandar disofa.