**Ini adalah sekuel terakhir dari "Jatuh Cinta Sama Duda"
#follow ig author ya @dydyailee536 disana ada visual semua tokoh, hehehe
Tampan, kaya, mempesona, dan digilai banyak wanita adalah deskripsi dari sosok Brian Arga Putra Dirgantara, putra seorang konglomerat ternama. Tidak perlu kerja keras, karena sejak dilahirkan ke dunia, Brian sudah digariskan menjadi orang kaya.
Dengan ketampanan dan kekayaan yang dimilikinya, Brian dapat dengan mudah menaklukkan hati para wanita. Tak jarang pula Brian membuat hati wanita-wanita itu patah.
Sikapnya itu akhirnya membuat Brian harus mendapat hukuman dari orang tuanya. Hukuman itu mereka berikan karena mereka ingin Brian menjadi pribadi yang dewasa dan menemukan cinta sejatinya, cinta yang tak memandang kekayaan Brian.
Kira-kira apa hukuman yang akan Brian terima?? Dan berhasilkah Brian mendapatkan cinta sejati yg tulus??
Yukkkk kepoin serunya kisah Brian yang mengharu biru dan kocak, hehehehe....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dydy_ailee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch-14 Menjaga Eksistensi
"Fiona, kenapa kamu malah jalan sama cowok lain? Kamu tidak menghargai aku sama sekali," marah Raymond.
"Kamu tidak ada waktu untuk aku. Setiap aku ajak pergi selalu banyak alasan."
"Tapi aku memang sedang menemani Mama. Papa kan lagi di Amerika. Masa iya, aku harus ninggalin Mama yang sedang tidak enak badan."
"Masa di rumah tidak ada waktu. Kamu berubah! Atau jangan-jangan ada cewek lain?" Fiona kembali menuduh Raymond.
"Kamu bisa tanya Derry dan Ivan kalau aku bohong! Mana pernah sih aku bohong? Semua yang kamu mau aku penuhi. Baru satu minggu saja, kamu malah dekat dengan cowok lain. Siapa cowok itu?"
"Dia Brian. Pindahan dari London. Dia kuliah di kampus kita."
"Terus, kamu ada hubungan apa sama dia? Kalian terlihat sangat mesra."
"Kamu tidak usah khawatir. Aku hanya menggodanya saja. Makanya kamu jangan sembarangan ninggalin aku. Lihat dia! Dia sangat tampan bukan?"
"Aku tahu kamu marah tapi tidak perlu memuji pria lain di hadapanku. Dia tahu kamu punya pacar?"
"Tahu. Aku cerita soal kamu juga."
"Dan dia masih berani mendekati kamu? Bahkan menyentuh pinggang kamu."
"Iya. Dan aku tidak tahu kalau dia seberani itu."
"Kurang ajar!" Raymond geram. Rahangnya mengeras dan kedua tangannya mengepal, siap untuk menghajar Brian. Namun, Fiona buru-buru menahan Reymond supaya tidak terpancing amarah.
"Jangan, honey! Kita bisa memanfaatkannya. Kita sudah lama tidak bermain-main sejak Ghea si gadis kampung itu memergoki kita mengganggu mahasiswa lain. Apalagi bukti masih ditangannya. Image kita sebagai prince dan princess bisa hilang."
"Kita biasanya bermain dengan mereka yang cupu dan menyusahkan. Tapi korban kamu kali ini beda, honey." Ucap Raymond dengan tatapan penuh selidik.
"Apa kamu insecure?"
"Insecure? Untuk apa? Aku juga sangat tampan, kaya dan bisa membuatmu bahagia. Ingat ya, kamu jangan macam-macam. Setelah lulus nanti, kita akan bertunangan."
"Kamu tenang saja, honey. Sebaiknya kita gabung bersama dia."
"Oke baiklah, aku ikuti rencana kamu." Ucap Raymond. Padahal sebagai seorang kekasih, tentu saja Raymond merasakan cemburu saat Fiona bersama dengan pria lain. Dan entah kenapa kali ini Brian sangat bisa membuatnya cemburu.
Raymond akhirnya mengalah, ia mengulurkan tangan pada Brian.
"Raymond, pacar Fiona."
"Hai, Raymond. Aku, Brian. Nice to meet you." Brian dengan santainya menuangkan wine ke dalam gelas untuk Raymond.
"Kita bersulang, sebagai tanda pertemanan kita." Ucap Brian. Raymond tersenyum miring dan menerima cheers pertama dengan Brian.
"Baru kali ini ada orang yang menatapku seperti ini? Di kampus saja tidak ada yang berani menatapku seperti dia. Siapa sih dia? Bahkan sekalipun Fiona ingin bermain-main, tapi bukan seperti Brian yang dibuat mainan," gumam Raymond dalam dengan segudang prasangkanya.
"Brian kenapa bisa setenang itu ya? Dia bahkan tampak santai. Apa dia tidak cemburu melihatku bersama Raymond?" ucap Fiona dalam hati. Brian kali tampak tenang dan membiarkan Fiona bersama dengan Raymond.
"Besok aku harus ke kampus dengan membawa mobil. Aku tidak mau reputasiku dibawah si Raymond. Apalagi Fiona belum berada di tanganku." Ucapnya dalam hati.
Malam semakin larut, Brian melihat Raymond sudah mulai mabuk. Malam ini pun Brian berusaha menjaga taringnya untuk tidak mengajak para gadis untuk menemaninya minum.
"Pelayan!" Brian memanggil pelayan untuk meminta bill.
"Berapa semuanya?" tanya Brian tanpa ragu-ragu. Brian tahu, Fiona dan teman-temannya sengaja memilih minuman mahal.
"Semua totalnya delapan juta lima ratus ribu rupiah. Mau cash atau kartu?"
"Cash saja." Brian dengan percaya diri mengeluarkan uang cash. Tak lupa Brian menyelipkan selembar uang berwarna merah ke saku pelayan tersebut.
"Terima kasih, Tuan."
"You are welcome."
"Wow! Kamu keren, Brian. Selain tampan, kamu sangat royal." Ucap Siska sambil mencolek dagu Brian. Raymond tersenyum smirk melihat keangkuhan di wajah Brian.
"Semoga aku bisa memiliki pacar sepertimu. Apa kamu tidak punya teman dari London? Kenalkan aku pada mereka," rengek Salsa.
"Kapan-kapan kalau liburan, aku akan mengajak mereka kesini. Aku balik dulu ya."
"Brian, kita kan berangkat sama-sama. Aku antar kamu pulang ya?" sahut Fiona.
"Tidak usah, Fiona. Aku sudah pesan taksi juga. Sampai bertemu besok."
"Terima kasih untuk semuanya and sorry."
"Its okay. See you." Pamit Brian sambil mengerlingkan matanya pada Fiona. Fiona membalas Brian dengan senyuman dan lambaian tangan kecil.
Sesampainya di rumah, Brian bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan memakai perawatan rutin untuk kulitnya.
"Hmmm sepertinya aku harus mengutamakan membeli skincare ini. Wajahku ini investasi yang sangat mahal. Besok aku akan menyewa Lamborghini untuk ke kampus."
Keesokan harinya, Brian sampai di tempat rental mobil mewah. Ia dibuat tercengang dengan tarif harian mobil mewah tersebut.
"Ap-pa? Sepuluh juta untuk enam jam saja?"
"Iya anak muda. Memangnya kamu pikir murah apa? Pasti untung ajang pamer ya?" ucap Si pemilik rental yang sudah memahami berbagai karakter pelanggannya terutama anak muda seperti Brian.
"Bukan urusan anda juga. Apa tidak bisa kurang?"
"Makanya kerja anak muda. Jangan pamer kekayaan dengan hanya sewaan saja."
"Kenapa anda malah memberiku ceramah? Aku tidak butuh ceramah." Brian mulai kesal.
"Ya sudah, silahkan pergi! Aku juga tidak butuh uangmu. Masih banyak pelangganku yang butuh jasa rentalku."
"Ih, sombong sekali manusia ini. Tapi butuh mobil ini. Tidak mungkin lulusan London ke kampus naik motor jadul itu. Bisa turun pamor lah. Miskin benar-benar membuat semuanya susah." Batin Brian sedang beradu argumen.
"Dua hari dua puluh juta bagaimana?"
"Tidak bisa anak muda. Ini mobil mahal. Tahu sendiri kan berapa harganya? Kalau mau murah, ada pajero."
"Huft... Aku maunya ini."
"Enam jam sepuluh juta! Kalau tidak mau, silahkan pergi."
Brian menghela nafas panjang. Akhirnya ia mengeluarkan uang cash sepuluh juta dari dompetnya.
"Dua puluh juta untuk dua belas jam!"
"Nah, begini. Mau gaya harus modal. Ingat ya, kalau sampai melebihi dua belas jam, anak buahku akan mengambil paksa mobil ini. Dan ingat, kamu juga tidak akan bisa kabur membawa mobil ini. Tentu saja mobil ini sudah ada perangkat canggih untuk mendeteksi kemana mobil ini dibawa pergi." Jelas si pemilik rental.
"Tenang saja, aku tidak membawa kabur mobilmu. Jadi, berikan kuncinya dan aku titip motor butut itu." Ucap Brian dengan santainya. Melihat sikap Brian, membuat si pemilik rental menggelengkan kepala penuh rasa heran.
"Ini kuncinya. Awas, jangan sampai tergores. Biaya satu goresannya itu sangat mahal."
"Iya-iya tidak usah khawatir. Thank you." Ucapnya seraya berlalu menuju mobil mewah itu.
"Menaiki mobil ini, membuatku rindu dengan mobil sportku. Sayangnya, semua itu tinggal kenangan."
tak sia² penantian ku akhirnya up juga kak dydy.
sehat slalu ya kak Dydy..❤❤❤
lanjut thor msh setia sm Brian semangat ❤
jadi lupa alur ceritanya