Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aminah ke mall
Mereka bertiga sampai di pusat perbelanjaan di Delhi dan bergegas mencari keperluan buat Chandra serta Kalini.
Aminah melihat sebuah toko pakaian khusus pria saat melintasi area mall.
"Tunggu, tunggu, aku ingin melihat ke toko pakaian itu !", ucap Aminah menghentikan langkah kakinya.
Chandra serta Kalini hanya menoleh ke arahnya dan terdiam.
Aminah masuk ke dalam toko pakaian pria lalu diikuti oleh Chandra dan Kalini dibelakangnya.
Terlihat gadis kecil itu berlarian menyusul Aminah.
"Ayo, Kalini ! Kita cari pakaian untuk kakakmu", ucap Aminah.
Kalini menggandeng tangan Aminah dan berjalan menuju ke rak pakaian.
"Aku pikir untuk membeli sherwani untuk Chandra karena tidak mungkin dia selalu memakai dhoti ke rumah orang kaya raya di Delhi", bisik Aminah.
Kalini hanya tertawa kecil mendengar ucapan Aminah tentang kakak laki-lakinya.
"Kamu pilihkan warna kesukaan kakakmu", ucap Aminah.
"Kak Chandra sangat suka warna biru", kata Kalini dengan logat cadelnya.
"Oh iya !? Kalau begitu kita beli sherwani warna biru dan kamu pilihkan yang bagus untuk kakakmu", ucap Aminah.
"Kak Chandra ! Aku pilihkan pakaian, ya !", ucap Kalini cadel.
Kalini berlari ke rak pakaian dan memilih pakaian untuk Chandra.
Beberapa pakaian sherwani lengkap dengan turban tergantung di manekin toko.
Ada beberapa rak pakaian khusus yang menggantung pakaian sherwani.
"Ada yang bisa saya bantu", sapa seorang pelayan toko pakaian.
"Iya, kami mencari sherwani untuk acara khusus nanti malam", sahut Aminah.
Aminah menjawab sapaan seorang pria yang sedari tadi berdiri memperhatikan mereka.
Pelayan pria itu berjalan ke arah manekin yang terletak dekat rak pakaian khusus sherwani.
"Ini model terbaru keluaran toko pakaian kami, bisa dipilih warnanya", ucap pelayan toko itu sambil menunjuk ke arah manekin di depannya.
"Tidak adakah model lainnya ? Aku merasa terlalu banyak detail sulaman, sangat ramai jika di pakai untuk acara non formal", sahut Aminah.
"Jika yang model sederhana kami tidak menyediakannya karena rata-rata toko kami menjual sherwani penuh detail tapi untuk dhoti dan pijama kami sedia model sederhana", sahut pelayan toko ramah.
"Ada warna biru ?", tanya Aminah.
"Ada, akan saya ambilkan sekarang", jawab pelayan toko.
"Iya, tolong aku ingin melihatnya", ucap Aminah.
"Terimakasih", sahut Aminah.
Aminah lalu menoleh ke arah Chandra serta Kalini.
Keduanya ternyata telah berdiri disamping Aminah sejak tadi.
"Apakah kamu tidak memilih pakaian untuk sehari-hari, Chandra ?", tanya Aminah.
"Nanti saja setelah kita membeli pakaian untuk acara malam nanti, Aminah", sahut Chandra.
"Iya, baiklah", kata Aminah.
Pelayan toko itu kemudian datang kembali sambil membawa bungkusan di tangannya.
"Ini sherwani warna biru", ucap pelayan toko.
Pria berpakaian kurta pijama dengan jubah ukuran lutut warna hijau dan bawahan dalam bentuk celana panjang warna putih memberikan kantung plastik berisi sherwani kepada Aminah.
"Chandra, coba kamu lihat !", kata Aminah.
Aminah menyerahkan bungkusan plastik kepada Chandra.
"Iya, Aminah", jawab Chandra.
"Apa ini satu ukuran ?", tanya Aminah.
"Rata-rata pakaian yang kami jual memiliki standart pakaian pada umumnya dan tersedia untuk semua ukuran", sahut pria itu.
"Bagaimana Chandra ? Kau suka ?", tanya Aminah.
"Aku akan mencobanya", jawab Chandra.
"Dan bawalah pakaian ini untuk kamu coba juga karena kamu pasti perlu mengganti pakaian mu", kata Aminah.
Aminah memberikan beberapa pakaian pria baru kepada Chandra untuk dia coba di kamar ganti.
"Banyak sekali, Aminah. Aku cukup mengganti satu pakaian saja", sahut Chandra.
"Coba dulu semuanya ! Apa pas di badanmu ?", kata Aminah.
"Sherwani dan satu dhoti baru saja bagiku sudah cukup, Aminah", sahut Chandra.
"Sudah, bawalah semuanya dulu !", kata Aminah.
Chandra menjadi bingung ketika menerima beberapa helai pakaian baru dari Aminah untuk dia coba.
Menurutnya tidak perlu mengganti-ganti pakaian baru karena mereka hanya menginap selama dua hari saja di New Delhi.
"Tapi Aminah...", ucap Chandra.
"Cepatlah.... Mathair sudah menunggu kita, dia berkali-kali menanyakan kita. Apakah kita sudah membeli pakaian atau belum ?", sahut Aminah.
"Apa bibi Yasmina menelponmu ?", tanya Chandra.
"Dia mengirim pesan. Cepatlah ! Waktu kita tidak banyak", sahut Aminah.
"Baik..., baik...", kata Chandra.
Chandra berjalan ke arah kamar ganti untuk mencoba beberapa pakaian pria yang di pilih oleh Aminah.
Aminah memang sengaja memilih pakaian baru untuk Chandra agar sepupunya itu dapat berganti pakaian selama di Delhi.
Dia memilihkan Chandra pakaian pria khas India, mulai dari dhoti, kurta pijama sampai lungi serta sherwani yang khusus dipakai untuk acara nanti malam ke keluarga besar Sheikh.
Aminah menunggu bersama Kalini dengan duduk di bangku panjang terbuat dari busa empuk yang desainnya mirip sofa tapi berukuran panjang.
"Kira-kira kakakmu menyukainya atau tidak, ya, Kalini ?", tanya Aminah.
Kalini hanya diam sambil menikmati permen Jalebi di tangannya.
Sengaja Aminah membeli manisan Jalebi yang ada di depan saat pertama masuk mall untuk Kalini karena dia merasa gadis kecil itu pasti lelah karena perjalanan jauh dari Janakpur ke Delhi.
Aminah memandangi Kalini dengan tersenyum lalu dia memangku gadis kecil itu.
"Kau suka Jalebi itu, ya ?", ucap Aminah sambil tertawa.
Kalini tidak merespon ucapan Aminah dan tampak sangat menikmati manisan jalebinya.
"Aku akan membelikanmu lagi Jalebi setelah membeli pakaian untuk Chandra dan kamu", kata Aminah.
Kalini sangat menyukai manisan Jalebinya dan memakannya dengan lahapnya tanpa menghiraukan ucapan Aminah.
"Setelah itu kita beli ayam goreng kesukaanmu serta es krim, bukankah chaachee telah berjanji padamu untuk membelikannya", kata Aminah.
"Tapi bibi Yasmina bilang padaku akan membelikanku es krim", sahut Kalini cadel.
"Tidak hanya es krim tetapi kita akan beli ayam goreng di Mcdonald seperti yang ada di telivisi", kata Aminah.
"Asyiiik ! Macdonal !", seru riang Kalini dengan logat cadelnya.
"Tapi sebelumnya kita beli gaun baru untukmu serta pakaian baru. Bagaimana kamu suka, Kalini ?", kata Aminah.
"Aku suka... Aku suka, kak Aminah...", jawab Kalini spontan.
Aminah tertawa pelan mendengar jawaban Kalini yang sangat antusias saat Aminah memberitahukan kepada gadis kecil itu akan mengajaknya berbelanja pakaian serta ayam goreng.
Terlihat Chandra keluar dari dalam kamar ganti toko pakaian dan berjalan menuju Aminah yang duduk memangku Kalini.
"Bagaimana pakaiannya, pas semuanya ?", tanya Aminah.
"Aku pikir ini terlalu banyak, sebaiknya aku pilih satu pakaian saja yang dipakai untuk acara ke keluarga Sheikh, Aminah", sahut Chandra bingung.
"Tidak..., tidak..., tidak... Jika semuanya pas di badanmu maka kita akan membelinya semua karena kamu membutuhkannya selama kita di New Delhi", jawab Aminah buru-buru.
Aminah lantas berdiri dari tempatnya duduk lalu berjalan ke arah pelayan toko dan berkata padanya.
"Tolong bungkuskan semua pakaian ini untuk kami dan khusus sherwani, tolong dibungkus secara spesial karena akan dipakai nanti malam", pinta Aminah.
Pelayan toko itu menganggukkan kepalanya cepat lalu mengambil semua pakaian yang ada di tangan Chandra.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu