Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Mencari Hana
Selamat pagi," sapa Hana begitu membuka tirai kamarnya. Secercah cahaya masuk menghantarkan kehangatan. Hana memejamkan matanya, merasa sedikit tenang setelah pergi. Pundaknya tak lagi berat karena perlakuan Kenaan yang semena-mena.
Awalnya, Hana ingin membeli rumah kecil-kecilan, akan tetapi setelah dipikir-pikir ia lebih memilih menyewa apartemen. Selain jauh dari hiruk pikuk orang-orang, ia juga akan terhindarkan dari pertanyaan lingkungan sekitar seputar kehidupan pribadinya, kenapa ia memilih tinggal sendiri? Tentang dimana suaminya saat ia dalam kondisi hamil?
Tinggal di apartemen adalah keputusan yang tepat untuk tetap menjaga kewarasannya sebagai wanita hamil tanpa keberadaan suami.
"Selamat pagi, aku baru melihatmu hari ini? Apakah kamu penghuni baru?" sapa tetangga apartemen Hana yang baru dari balkon.
"Ya, aku baru dua hari." Hana memaksa senyum. Masalalu membuatnya enggan mengakrabkan diri dengan seseorang, apalagi itu wanita. Bisa dikatakan, Hana hidup tanpa sosok teman wanita. Keberadaan Marisa di sisinya sebagai Manager yang pernah ia percaya pun tak lebih dari sekedar partner kerja. Terlebih saat wanita berwajah polos itu ternyata mengkhianatinya dan mendukung Velys, Hana semakin tak yakin bisa memiliki teman baik wanita.
"Kamu darimana? Apa asli Surabaya? Apakah kita bisa menjadi teman? Aku Novy," ucap Novy dengan senyum ramah khasnya.
"Aku Hana, aku dari Jakarta! Senang bertemu denganmu, semoga kita benar-benar bisa berteman."
"Baiklah, Hana. Nanti lanjut berbincang, sekarang aku harus berangkat kerja." Novy melihat jam di pergelangan tangannya. Wanita itu bahkan sudah rapi dengan blazer hitam. Roknya di atas lutut menampilkan kaki jenjangnya yang putih bersih, kentara sekali dari penampilannya jikalau Novy bekerja di sebuah perusahaan.
Hana mengangguk tanpa suara.
Dua hari ini, ia hanya berdiam diri di dalam apartemen. Matanya menatap langit, sambil berfikir apakah ada yang mencarinya? Atau minimal menyadari kepergiannya?
"Ck! Rasa-rasanya aku terlalu berharap seseorang menjemputku atau paling tidak bisa menemukan nomor ponselku yang baru lalu menghubungiku!" gumam Hana. Ia pikir menjadi orang kaya semua hal sangat mudah dilakukan, jadi bukan tak mungkin jika Kenaan akan menemukannya. Hanya dalam hati, Hana tak yakin bahwa Kenaan akan mencarinya.
"Uh lapar sekali, lebih baik mandi dan keluar sebentar berbelanja," pikir Hana.
Setengah jam kemudian, tubuhnya jauh lebih segar dari sebelumnya. Hana memakai dress putih selutut dengan lengan berenda, tampak cantik dan segar dengan polesan tipis di wajahnya.
"Kok mukaku semakin halus ya? Apa ini efek hamil," ujar Hana merasa wajahnya jauh lebih mulus dan fresh saat mematut diri di depan cermin.
Hana keluar dengan mengenakan masker dan kacamata hitamnya untuk pergi ke supermarket.
***
Hoek... Hoek...
Suara kenaan berusaha memutahkan isi perutnya karena rasa mual yang luar biasa.
Marvin dengan sigap memijit tengkuk Kenaan. Merasa aneh kenapa tiba-tiba Kenaan tak enak badan, pusing bahkan mual-mual.
"Kau masuk angin kali kepikiran Hana?" cibir Marvin.
"Nggak lah, ngapain aku mikirin dia yang jelas-jelas pergi dengan sendirinya. Bukannya bagus kalau dia pergi, aku jadi tidak perlu..."
Hoek...
"Karma tuh!"
"Banyak ba cot kau!" kesal Kenaan tak terima.
Diam-diam Marvin membuka ponselnya, bertanya pada mbah G keterkaitan mual dengan istri hamil.
Matanya membulat sempurna membaca beberapa artikel yang menampilkan jawaban yang sama.
"Fix sih ini, Hana hamil anak lo." Marvin bahkan mengubah gaya bicaranya jadi lo gue saking antusiasnya.
"Maksud lo?"
"Nih lihat makanya," Ucap Marvin menunjukkan ponselnya ke arah Kenaan.
Diam sebentar, Kenaan berusaha mengingat-ingat sesuatu lalu ikut terkejut.
"Aku harus cari Hana sekarang!"
"Oke good job!" Marvin tersenyum, ia sedikit lega dengan perubahan Kenaan. Semoga laki-laki itu percaya dengan apa yang ada di artikel dan berubah minimal sedikit lebih baik dari sebelumnya.
Kenaan meninggalkan kantor, ia memberanikan diri mengunjungi Mertuanya. Barangkali Hana pulang kesana dan mengadu pada Papa mertua tentang sikapnya yang kasar selama ini. Mendadak, hati Kenaan diliputi rasa sesak luar biasa. Ingatan bagaimana ia memperlakukan Hana dengan kasar melintas di kepala membuat Kenaan berulang kali berdecak.
"Kenaan, tumben kamu datang ke rumah kecil kami?" sindir Mira yang masih sakit hati dengan perlakukan Mamanya Kenaan waktu itu.
"Ehm, aku hanya mengunjungi Papa mertua. Rasa-rasanya sejak menikah aku belum pulang kesini. Lagi pula bukankah sekarang kita adalah keluarga, Ma?" tanya Kenaan menaik turunkan alisnya.
"Oh iya ya, baiklah!" ucap Mira memaksa senyum.
"Jangan khawatir Ma, aku membawa beberapa bingkisan untuk kalian. Dan ya, kamu Velys? Bukankah sekarang kamu jadi model pengganti Hana?"
"Iya Kak, aku juga terpaksa karena Manager Kak Hana memintaku..."
"Sudahlah, kalau kamu mau datanglah ke kantorku! Ada desain baru yang belum mendapatkan model. Kamu bisa mencobanya, siapa tahu cocok!"
"Wah, aku pasti akan datang Kak!" ucap Velys antusias.
"Velys, panggil Papamu agar turun!" perintah Mira, lantas mempersilahkan menantunya menunggu di sofa.
Tak berselang lama, Arman turun bersama Velys yang berjalan di belakangnya.
"Kenaan, apa kabar?" Arman menghampiri menantunya, tak disangka Kenaan berdiri dan memeluk pria paruh baya itu meski sekedar basa basi.
"Baik, Pa. Tadi kebetulan lewat makanya aku mampir." Entah kenapa, Kenaan jadi ragu menanyakan perihal Hana pada keluarganya sebab yang terlihat Hana seperti tak berada di rumah kedua orang tuanya.
"Dimana Hana? Kenapa tidak ikut?" tanya Arman.
Kenaan semakin yakin jikalau Hana sama sekali tak kembali pulang pada keluarganya. Lalu, kemana perginya wanita itu?
"Ehm, saat ini Hana sedang hamil, Pa. Jadi aku memintanya untuk istirahat di rumah!" ujar Kenaan hati-hati, berharap kedua mertua percaya dengan ucapannya.
Arman dan Mira mengangguk-ngangguk, tapi tidak dengan Velys. Adik tiri Hana itu sedang menghitung dan memastikan perkataan Kenaan.
"Bukankah kalian termasuk baru menikah? Bagaimana mungkin secepat itu hamil? Atau sebenarnya kalian..." Velys menggantung ucapannya, berusaha memancing kakak iparnya.
"Ah, masalah itu. Manusia hanya tempatnya khilaf, namanya kecelakaan tidak ada yang tahu. Aku mohon ampun, Pa! Terlepas apa yang terjadi pada kami sebelumnya murni ketidaksengajaan."
"Hm, Papa tahu. Yang terpenting, sebagai manusia yang bersalah kamu mau mempertanggung jawabkan kesalahanmu. Jaga Hana, jangan sampai dia stress dan kelelahan. Biasanya, awal masa hamil akan cenderung banyak mual dan lemas. Aku ingat dulu Mamanya juga seperti itu, siapa tahu kamu mengalami hal yang sama. Tapi semoga Hana tak terlalu merepotkanmu, Ya?" Arman menyunggingkan senyum lantas menepuk-nepuk pundak Kenaan.
Deg.
Merasa tak nyaman dengan pembahasan Papa mertua, Kenaan pun pamit dan berdalih tak ingin meninggalkan Hana lebih lama. Ia pulang masih dengan tanda tanya dimana keberadaan istrinya.
Sedangkan sepeninggal Kenaan, Mira cemberut karena Arman masih mengingat jelas masalalunya bersama Melysa sang mantan istri.
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..