NovelToon NovelToon
Tetangga Iri

Tetangga Iri

Status: tamat
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Keluarga / Tamat
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Setelah sepuluh tahun berumah tangga, akhirnya Sri Lestari, atau biasa di panggil Tari, bisa pisah juga dari rumah orang tuanya.
Sekarang, dia memilih membangun rumah sendiri, yang tak jauh dari rumah kedua orang tuanya
Namun, siapa sangka, keputusan Tari pisah rumah, malah membuat masalah lain. Dia menjadi bahan olok-olokan dari tetangganya.
Tetangga yang dulunya dikenal baik, ternyata malah menjadikannya samsak untuk bahan gosip.
Yuk, ikuti kisah Khalisa serta tetangganya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan Dari Andin

Awalnya, Rohani memang tidak berniat menyuruh Andin hamil lagi. Akan tetapi, perkataan Nurma membuatnya tertarik.

Nurma mengatakan, jika Andin berhasil hamil lagi, mungkin Andin tidak akan semena-mena dengan Rohani. Apalagi, nanti setelah melahirkan, otomatis Andin akan bertekuk lutut pada Rohani. Mengingat, Andin yang tak lagi memiliki orang tua.

Jadi, hanya Rohani, satu-satunya orang yang mau merawatnya.

Bukan Rohani namanya, jika kalah begitu saja. Kalau Andin tak gampang di rayu, masih ada jalan lain, yaitu Amar.

Rohani akan mencari seribu satu cara, agar Andin bertekuk lutut padanya.

Di bengkel, Amar pertama kalinya menerim pesanan besar. Hari ini, Amar menerima pemesanan untuk pembuatan pagar mesjid.

Hal itu membuat Amar senang bukan main. Setidaknya, ini menjadi bukti jika ia kembali di percayai oleh orang-orang.

Dan Amar berjanji akan bekerja dengan sungguh-sungguh.

Jika Amar sudah mendapatkan sedikit rejekinya, Azhar malah semakin berkembang.

Tak hanya warung yang di kelolanya, warung kopi yang di kelola oleh Daffa juga menghasilkan cukup banyak uang.

Apalagi, Daffa mulai update suasa warung seperti kafe-kafe yang di lihat dari pinterest.

Dia menggunakan idenya, untuk menarik pelanggan.

Dan sekarang, bukan hanya para lelaki saja yang betah disana. Sesekali, para remaja cewek juga mulai nongkrong disana.

Walaupun tak memesan kopi, namun Daffa mulai mengembangkan menu minuman viral, juga desert.

"Bang, kamu yakin gak kuliah?" lagi Azhar menanyakan pertanyaan yang sama pada setiap pendaftaran di kampus terbuka.

"Yakin yah, aku disini aja ... Karena mungkin, aku di takdirkan disini. Dan sekarang, aku berencana bekerja sama dengan teman ku ya, kami akan membuka kafe di kota," terang Daffa mulai menceritakan niatnya.

"Kapan?"

"Baru rencana yah, dan doakan semoga secepatnya bisa terwujud," harap Daffa.

Dan Azhar mengaminkannya di dalam hati.

****************

Hari ini, Azhar memutuskan untuk menutup warungnya barang satu hari.

Di depan rumahnya, terlihat mobil rental, terparkir dengan cantik.

Dengan jantung yang berdebar, dan rasa penasaran yang membuncah, Rohani berjalan mendekati mobil tersebut.

Matanya terlihat silau, bagaimana bisa, Azhar membeli mobil? Padahal, itu impiannya sejak lama. Kenapa harus Azhar yang mendapatkannya terlebih dahulu.

Dunia sungguh terlihat tidak adil baginya.

Begitu tiba, Rohani mengelus badan mobil, dan langsung terkejut, kala alarm dari mobil terdengar.

"Eh, bu Rohani kenapa bu?" tanya Tari melihat keluar, karena suara mobil.

"Mobil kamu? Kapan belinya? Sombong amat, pakai alarm segala," sindir Rohani.

"Bukan, ini mobil rental, rencananya mau liburan. Makanya, rental mobil," sahut Tari.

Senyum di wajah Rohani terpancar cerah. Kejujuran Tari, membawa secercah harapan di hatinya. Setidaknya, Tari belum lah, kaya-kaya amat.

Karena orang kaya versi Rohani ialah, yang mempunyai mobil.

"Memang mau kemana?" Rohani penasaran.

"Rencana ke kota dingin bu, mau melepas lelah disana," sahut Tari.

"Iya ya, sudah bertahun-tahun, kamu terlihat tidak kemana-mana," kekeh Rohani, sambil berjalan menjauhi Tari.

"Seharusnya aku bilang ini mobil ku," batin Tari, penuh sesal.

Membutuhkan waktu hampir dua jam, Tari dan keluarga tiba di tempat yang diinginkan.

Disana, Azhar memesan lobster untuk memberi reward ke tubuhnya, yang sudah lama lelah, dalam berusaha.

Azhar juga menyuruh mertuanya, memesan apapun yang dinginkan.

Sedangkan Daffa, dia lebih memilih memesan gurita.

Setelah perut terasa penuh, Daffa mulai berenang di lautan lepas. Sedangkan Tari dan Azhar, bermain pasir menemani Marsha.

Sari dan suaminya, memilih menatap dari kejauhan. Menatap keluarga anaknya penuh dengan rasa kagum.

"Tak terasa, mereka sampai di titik ini," ungkap Sari pada suaminya.

"Semua itu, berkat keteguhan Azhar, dan doa dari Tari," balas suaminya.

Sari mengangguk, beruntung karena Azhar menjadi menantunya. Sebab, walaupun ekonominya membaik, Azhar tidak sedikit pun melupakan mereka.

Tak cukup hanya bermain di pantai. Dengan bantuan dari Daffa, mereka mendapatkan resort yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang.

Anak itu, memesan hotel bahkan sebelum mereka tiba disana.

"Istirahat lah, kalo ada apa-apa, kami di kamar sebelah ya bu," ujar Tari, sebelum menutup pintu kamar ibunya.

"Adik sama aku aja bu, kalian istirahat lah," ujar Daffa, karena Marsha terlelap di gendongannya.

Daffa memang memilih untuk tidur sendiri. Sedangkan sopir, lelaki itu menolak untuk menginap di hotel. Dia lebih memilih ke tempat kakaknya yang berada tidak jauh dari tempat keluarga Azhar liburan.

Dan tentu saja, atas izin dari Azhar serta keluarganya.

"Gak nyangka ya bang, sudah dua puluh tahun lebih, akhirnya bisa merasakan tidur di hotel," kekeh Tari, seraya memeriksa kamar mandi yang ada di hotel. "Eh, ada bathtub, bagaimana rasanya ya, berendam?" tanya Tari membalikan tubuhnya.

Begitu berbalik, Tari terkejut, karena Azhar berada tepat di belakangnya.

"Mau merasakannya?" Azhar menaik-turunkan alisnya.

"Hei, kenapa kamu mesum begini," ujar Tari tertawa, kala tubuhnya sudah melayang, di gendong oleh Azhar. "Pasti berat," keluh Tari, begitu tubuhnya berada di bathtub.

"Tenaga ku, yang semakin berkurang, mungkin jika ini dua puluh tahun lalu, aku masih sanggup, naik turun tangga, demi kamu," kekeh Azhar seraya membunyikan pinggangnya. "Jangan sia-siakan, usaha Daffa," bisik Azhar dengan hembusan di telinga Tari.

Dan apa yang terjadi selanjutnya, hanya mereka dan Tuhan yang tahu.

...****************...

"Mak, ini sedikit rejeki dari ku," Azhar menyerahkan beberapa lembar uang merah pada Rohani.

"Nah, ini baru benar ... Utamakan emak mu, baru setelahnya istrimu. Ingat, emak yang melahirkan dan merawat mu," ujar Rohani, berniat menyindir Andin yang berada di ruang yang sama dengannya.

Andin yang sedang melipat pakaian, tidak merasa terganggu dengan ocehan mertuanya.

"Kamu seharusnya mendukung suamimu, untuk terus berbakti pada orang tuanya Andin,"

Merasa namanya di sebut, Andin menatap Rohani.

"Iya mak, maka dari itu aku tidak mempermasalahkannya, toh aku juga punya uang sendiri. Tak melulu berharap sama bang Amar," cetus Andin.

"Ka-kamu ..."

"Andin benar mak, dia yang menyuruhku untuk memberikan sebagian uang untuk emak," bela Amar.

"Jadi ini bukan inisiatif mu sendiri? Nah, ambil kembali uangnya ... Emak gak butuh, emak masih sanggup menghidupi emak sendiri. Emak gak butuh," ujar Rohani melipat kedua tangannya ke dada.

"Sini bang, untuk ku aja ... Lumayan, buat foya-foya," kekeh Andin, mengambil uang yang di letakkan oleh Rohani.

"Oya, kata emak, emak yang melahirkan dan membesarkan bang Amar. Tapi mak lupa, kalo aku lah, yang melayaninya hampir setiap malam, juga melahirkan anaknya. Jadi, posisi kita disini sama-sama kuat. Tidak ada yang lebih rendah," peringat Andin, menatap Rohani dengan tajam.

Jangan Rohani, Amar juga membelalakkan matanya. Karena pertama kalinya, menatap Andin dengan sorot matanya yang tajam.

Rohani menelan air ludah, terkejut.

1
Zenun
akhir yang bagus kak😍, selalu ada pelajaran yang dipetik
Zenun
Ibu suri😄
niktut ugis
andin kamu emang keren 👍
niktut ugis
minta d ruqyah nech rohani
niktut ugis
emak rohani, anak bujang mu amar juga butuh kehidupan pribadi emang pengen ya amar bunuh diri lagi seperti kakaknya Krn pny emak pelihara sifat sirik dengki culas + matre
Muliana: hehe, makasih ya udah mampir
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa udah tamat aja si rohani
neni nuraeni: 👌 kak othor
total 2 replies
niktut ugis
wah Bu Suryani aku padamu lah 👍😍
Teteh Lia
bintang 5 untuk karya kaka author yang luar biasa. ❤
Muliana: Makasih banyakk ❤️❤️
total 1 replies
Teteh Lia
Terimakasih untuk cerita luar biasa na, kak. 🙏 di tunggu cerita2 selanjut na ❤
Wanita Aries
Udah tamat aja.. dari kisah ini byk hal yg kita ambil dikehidupan nyata.

Semoga masalahnya lekas membaik thor
Zhafran Althaf: semoga ada cerita baru lagi😍😍😍
total 2 replies
Zenun
akhirnya Rohani betul-betul berubah
Teteh Lia
Emak udah beneran berubah. Nda iri atau suudzon lagi .
Teteh Lia
emak rohani beneran udah berubah ini?
Aquarius97 🕊️
nanti dilihat emakmu ngomel loh mar
Aquarius97 🕊️
Haha rasakan rohalus
Aquarius97 🕊️
Tadi bukan anda ya Bu roh /Facepalm/
Aquarius97 🕊️
berat banget sih emang, lagian ngapain sih Din kamu nungguin roh halus ..sok2an mau nakluin hatinya
Wanita Aries
MasyaAllah bu rohani udh menghilangkan sifat buruknya
Muliana: Iya, walaupun melewati banyak proses. Setidaknya belum terlambat untuk bertobat
total 1 replies
neni nuraeni
mantaaap.. semoga rohani sllu Istiqomah ya thor
Zenun
Nah gitu mak, jahat tu ama pelakor, eeh😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!