Athar mempunyai seorang sahabat yang juga merupakan saudara dari pihak Bunda nya yang bernama Kimmy.
Diam-diam, Athar menaruh perasaan dengan gadis yang dari kecil selalu bersama dirinya itu.
Namun, sayangnya Kimmy tidak menaruh perasaan yang sama dengan Athar. Bagaimana cara Athar mendapatkan cinta dari gadis impiannya itu?
Ikuti kisahnya dan jangan lupa dukungannya ya readers 🙏🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon de'rini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13# Mengejar Cinta Kimmy
Athar termenung di kamarnya setelah ia berbincang-bincang dengan Bunda Farah. Segala nasihat dan ucapan Bunda Farah memang tidak ada yang bisa terbantahkan. Semuanya, masuk akal dan dapat diterima oleh remaja seperti Athar.
Athar meraih ponselnya, ia pun membuka galeri foto di ponselnya itu. Galeri foto di ponsel Athar, penuh dengan foto dirinya dan Kimmy. Sejak duduk di Sekolah Menengah Pertama, disitulah Athar dan Kimmy semakin dekat. Karena, pada momen itu, mereka bersekolah di sekolah yang sama. Sejak saat itu juga, foto dirinya dan Kimmy memenuhi galeri foto ponselnya.
Hati Athar semakin gundah, hingga ia tak tahan lagi. Athar pun menyambar jaketnya dan bergegas pergi kerumah Kimmy. Athar bertekad, hari ini juga, ia harus mengatakan cintanya kepada Kimmy.
Seperti biasa, Athar mengendarai sepeda motornya untuk dapat kerumah Kimmy yang jaraknya memakan waktu tiga puluh menit. Di senja ini, Athar mengendarai motor dengan segala harapan demi sang pujaan hati.
Prittttttt...!
Seorang Polisi lalu lintas menghentikan kendaraan Athar yang belum genap berumur tujuh belas tahun. Tentu saja, Athar menjadi grogi dan merasa bersalah, karena dirinya tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.
"Selamat sore Mas," Sapa Bapak polisi lalu lintas tersebut.
"So-so-sore Pak," Sahut Athar yang sudah mulai berkeringat.
"Boleh tunjukan SIM dan STNK nya?"
Athar terdiam, ia hanya memiliki STNK saja, tetapi ia tidak memiliki SIM karena ia belum bisa membuat SIM.
"Sa-saya punya STNK Pak, tetapi saya tidak punya SIM," Ucap Athar berterus-terang sambil turun dari kendaraannya.
"Loh, kenapa tidak punya SIM?" Tanya Bapak Polisi lalu lintas itu.
"Sa-saya belum genap berumur tujuh belas tahun Pak, jadi saya tidak bisa memiliki SIM," Terang Athar.
"Yah, kalau begitu kamu salah Mas, anak dibawah umur, tidak diperkenankan untuk mengendarai kendaraan bermotor dijalan raya yang berbahaya ini atau dimana saja."
Wajah Athar memelas, ia sangat terburu-buru ingin bertemu dengan Kimmy, tetapi ia harus dihentikan oleh Polisi lalu lintas karena memang ia bersalah, pertama ia tidak memiliki SIM, kedua ia mengebut di jalan raya.
"Saya tahu, saya salah Pak. Tetapi, izinkan saya pergi ya Pak, di tilang juga tidak apa-apa kok," Ucap Athar.
"Tidak bisa Mas, Kendaraan Mas nya harus saya tahan. Karena undang-undang melarang anak dibawah umur mengendarai kendaraan bermotor. Nanti panggil orang tuanya untuk mengambil sepeda motornya di polsek terdekat ya Mas. Lain kali, patuhilah undang-undang dan peraturan, demi keselamatan Mas nya sendiri," Ucap Polisi lalu lintas itu sambil menepikan sepeda motor milik Athar ke Pos Polisi yang terdapat di tepi jalan itu.
Athar terlihat pasrah, ia tak ada pilihan. Dirinya memang bersalah. Setelah beberapa wejangan disampaikan oleh Polisi tersebut, akhirnya Athar di biarkan pergi dengan menumpangi ojek online yang dipesan oleh Athar melalui aplikasi di ponselnya. Sedangkan sepeda motor Athar, harus di tahan dan di minta untuk di jemput oleh orang tua Athar.
Walaupun, Ayah Andra adalah orang berpangkat dari Militer, Athar tidak ingin membawa-bawa atau menyebut-nyebut bila Ayahnya adalah orang berpangkat, atau menakut-nakuti petugas dengan embel-embel dirinya adalah anak orang berpangkat. Begitulah Athar, yang selalu menerima bila dirinya bila memang bersalah.
Setelah baru saja beberapa menit Athar menumpangi ojek online itu, ban sepeda motor milik pengemudi ojek online itu pun kempis, pengemudi ojek online itu pun menepikan sepeda motornya ke tepi jalan yang berdebu dan sangat ramai tersebut.
"Aduh.. Mas, maaf, ban sepeda motor saya kempis," Ucap pengemudi ojek online tersebut.
"Yah, terus gimana Bang? Saya terburu-buru," Ucap Athar yang sedikit panik.
"Ya sudah Mas, tinggal saja, Mas nya tidak usah bayar," Ucap pengemudi ojek online itu.
Athar merasa tidak tega, Athar tahu, perjuangan pengemudi ojek online sangatlah berat. Rupiah yang dikumpulkan juga tidak seberapa, tetapi mereka bergelut dengan kerasnya aspal jalanan.
"Ya sudah deh Bang, saya bantu dorong ke tukang tambal ban terdekat, saya juga mau menunggu," Ucap Athar.
Pengemudi ojek online itupun tampak terharu.
"Beneran Mas?" Tanya pengemudi ojek online itu.
Athar tersenyum dan lalu mengangguk. Ia pun mulai mendorong sepeda motor tersebut dari belakang, hingga sampai ke kios tukang tambal ban yang lumayan jauh dari titik kempesnya ban sepeda motor milik pengemudi ojek online tersebut.
Berpeluh, terkena debu dan capai, itulah yang dirasakan Athar saat ia baru saja sampai di kios tukang tambal ban. Ia duduk di trotoar dengan meluruskan kedua kakinya.
"Maaf ya Mas, merepotkan," Ucap pengemudi ojek online itu dengan perasaan yang bersalah.
"Tidak apa-apa Bang," Ucap Athar sambil tersenyum.
Perjuangan mengejar cinta Kimmy sangat berat. Tetapi, Kimmy memang pantas diperjuangkan. Kimmy bagaikan bunga di tepi jurang yang berada di dalam hutan. Bunga langka nan indah dan berduri.
..
Hampir satu jam kemudian, Bapak penambal ban pun selesai mengerjakan ban sepeda motor pengemudi ojek online itu. Setelah pengemudi ojek online itu membayar jasa Bapak penambal ban, merekapun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Kimmy. Tepatnya, kembali mengejar cinta Kimmy.
Segala harapan ada dibenak Athar saat ini. Kisah kasih yang indah sudah menjadi khayalan nya saat ia sampai di depan komplek perumahan, kediaman orang tua Kimmy. Jantungnya berdegup kencang, ia pun menguatkan dirinya secara jantan untuk memberanikan diri mengungkapkan perasaan cinta untuk Kimmy pada hari ini juga.
Pengemudi ojek online itu menghentikan sepeda motornya tepat didepan rumah Kimmy. Athar mengeluarkan uang untuk membayar tagihan jasa pengemudi itu dari sakunya. Walaupun pengemudi ojek online itu sempat menolak, Athar tetap bersikukuh untuk memberikannya kepada pengemudi ojek online itu.
"Tidak usah bayar Mas, cukup kasih bintang saja Mas," Ucap pengemudi ojek online itu.
"Tidak apa-apa Bang, ambil saja, saya juga akan kasih bintang lima untuk Abang," Ucap Athar.
Pengemudi ojek online itu tersenyum lebar,
"Mas baik banget, semoga mas panjang umur dan sehat selalu ya Mas, lancar rezekinya."
"Aamiin," Athar mengamini do'a dari pejuang jalanan itu.
Setelah itu, Athar memasuki halaman rumah Kimmy. Athar sempat melirik sebuah mobil yang terlihat agak asing baginya.
"Mobil Om Bobby baru kali ya?" Gumam Athar saat melihat mobil yang terparkir dihalaman rumah Kimmy. Athar pun beranjak ke teras rumah itu, terdengar suara Kimmy yang sedang berbincang dengan seorang lelaki.
Hati Athar berdegup kencang, ia pun mengintip dari ambang pintu depan rumah Kimmy, yang dibiarkan terbuka lebar.
Farhan....
Ya, Farhan.
Dia sedang duduk berbincang dengan akrab bersama Kimmy. Senyum Kimmy terlihat mengembang saat berbincang dengan lelaki itu. Saat itu juga hati dan perjuangan Athar terasa hancur berkeping-keping.
"Apa mereka sudah jadian?" Gumam Athar dengan sesak di dadanya.
Athar terlalu pengecut untuk muncul dihadapan mereka berdua. Athar terlalu pengecut untuk bertanya apa hubungan Kimmy dan Farhan saat ini. Athar pun dengan gontai meninggal rumah Kimmy dan mengurungkan niatnya untuk mengatakan perasaannya kepada Kimmy. Perasaan kecewa dan cemburu menguasai hatinya.
"Kimmy, kamu tidak tahu, perjuanganku mengejar cinta mu seperti apa,"