Kekejaman dan sifat arogan dari seorang pengusaha muda yang banyak digandrungi para wanita serta pebisnis karena perusahaannya yang mendunia tidak dapat diragukan lagi.
Meski kejam tapi dia memiliki wajah sangat tampan dan banyak uang.
Itulah yang membuat wanita berlomba mendapatkan perhatiaannya.
Namun tidak dengan seorang gadis pemiliki coffe shop seberang kantornya.
Jika para wanita berteriak memanggil namanya dan memujanya, maka gadis itu hanya diam saja dengan cueknya.
Hal itulah yang membuat pengusaha itu penasaran dengan si gadis yang cuek dan dingin itu.
Apakah pengusaha itu mampu mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
El kembali memimpin rapat dengan para dewan direksinya. Bahkan suasana lebih menegangkan dari pada menaiki roler koaster tertinggi yanga da di Singapura.
Tatapan tajam El membuat semua orang tidka berani maju menyampaikan laporan mereka.
"Sudah bosan bekerja?" tanya El dengan aura membunuhnya.
"Belum Direktur" jawab mereka.
"Maju" ucap El.
Perwakilan dari bagian keuangan maju, seorang wanita seksi yang menggantikan ketua mereka yang tidak masuk karena ada kemalangan keluarganya.
Wanita itu baru beberapa bulan bekerja diperusahaan El dan sangat penasaran dengan semua cerita dari teman satu divisi maupun lainnya yang sering menceritakan tentang direktur mereka.
Ia ingin menciba peruntungannya sekarang juga karena mendapat kesempatan menyampaikan laporan mereka. Wanita itu yakin jika semua pria sama jika dihadapkan dengan wanita seksi sepertinya yang kekurangan bahan pakaian.
Presentasi dan cara wanita itu menyampaikan memang baik dan dapat dipahami oleh pendengarnya. Selesai dengan presentasinya yang mendapat banyak pujian dari teman-temannya, wanita itu menyerahkan map laporannya pada direkturnya.
Ia sedikit membungkukkan tubuhnya disamping El hingga dadanya hampir tumbah keluar akibat belahan yang terlalu rendah. Tangan wanita itu juga menyentuh pundak El lembut sekaligus menggoda.
Namun apa yang terjadi padanya tidak pernah ia pikirkan sama sekali karena bukannya mendapatkan perlakuan lembut atau respon seperti bayangannya, ia malah dicekik kuat oleh El.
Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut dengan kejadian didepan mata mereka. Awalnya semua anggota rapat masih membagikan laporan masing-masing yang akan presentasi.
Tapi suara batuk yang terdengar kesakitan mengagetkan mereka yang mengira sang direktur. Tapi ternyata wanita bernama Selly yang baru saja presentasi.
"Ini peringatan terakhir untuk kalian semua jika berani bermain-main atau menyentuhku.." El menjeda ucapannya lalu melemparkan tubuh Selly hingga membentur dinding.
"Hidupnya akan menderita" lanjut El membuat semua orang semakin ketakutan.
"Seret dia keluar" ucap Jack yang tahu kondisi.
Pihak keamanan yang ada disana langsung menyeret Selly yang masih menstabilkan napasnya keluar ruang rapat.
Baru saja rapat akan kembali dimulai seseorang membuka pintu dengan keras hingga mengagetkan suasana tegang didalam.
El menatap tidak suka juga marah pada Rio yang mengganggu rapatnya. Tapi perkataan Rio lebih membuatnya marah lagi.
"Nona di culik bos" ucapnya sembari mengatur napas karena berlari sejak tadi mencari El.
"Bagaimana bisa?" teriaknya dengan aura lebih meyeramkan hingga ruangan terasa sangat gelap meski lampu juga cahaya matahari menerangi ruangan itu.
El keluar dari ruangan itu diikuti Rio juga Jack dibelakangnya yang mengejar langkah lebar dan cepat El kelantai dasar.
"Nanti akan saya jelaskan semuanya tapi kita harus segera menolong nona karena yang menculiknya rival anda bos" jelas Rio membuat El segera berlari meninggalkan lift.
Mereka bertiga memasuki mobil Rio yang masih terparkir di lobi karena tidak ia ijinkan dipindahkan karena yakin bosnya akan langsung pergi.
Rio membawa mobil dengan kecepatan yang tinggi. Untungnya ia pandai mengendalikan laju mobil yang kencang.
"Dimana mereka berada?" tanya El yang menahan luapan emosinya.
"Mereka ada dibekas proyek yang dulu bekerja sama dengan anda bos" jawab Rio.
"Lebih cepat"
Rio memacu mobilnya bagaikan pembalap mobil kawakan yang sangat propersional. Jika saja bukan masih jam kantor mereka tidak akan bisa memacu mobil secepat itu dan pasti El akan sangat murka.
Sebelumnya..
Orang suruhan Rio langsung mengirimkan nomor Seina pada Rio yang sudah mereka lacak tempatnya bahkan mereka juga sudah mengejar lebih dulu.
Rio yang mendapat pesan itu sangat kaget dan langsung menuju kantor bosnya yang kebetulan akan ia lewati. Saat tiba dikantor bosnya Rio kembali mendapat pesan dari orangnya yang memberi tahukan kondisi Seina yang pingsan terikat juga siapa pelaku penculiknya.
Dari lobi ia berlari masuk setelah mengingatkan untuk tidak memindahkan mobilnya. Ia lebih dulu bertanya dimana El pada resepsionis barulah berlari lagi menuju lift.
Seina sendiri mulai membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa berat saat ia membuka matanya.
Pandangannya melihat sekeliling tempat ia berada yang sangat asing baginya. Kondisinya juga terikat diatas sebuah sopa usang.
Mulutnya di tutup dengan kain, tangan juga kakinya diikat hingga ia tidka bisa bergerak. Tangannya ia coba untuk meraih ujung ikatan tali yang kemungkinan bisa ia tarik untuk melepaskan ikatannya.
Seina ingat apa yang terjadi sebelum ia begini, saat keluar dari kafe lewat pintu belakang ia berlari kearah jalan raya untuk menghentikan taksi.
Ketika ada yang melintas ia langsung masuk karena takut pamannya melihat keberadaannya. Tanpa diduga di dalam taksi ada orang lain yang membekapnya dengan bius hingga pingsan.
Selebihnya ia sudah tidak tahu lagi selain tempat aneh yang asing baginya. Saat masih berusaha meraih ujung tali ia mendenagr ada suara derap langkah kaki yang diyakininya lebih dari satu orang.
Suara pintu terbuka membawa masuk orang yang membukanya.
"Ini dia orangnya bos"
"Kau yakin"
"Iya, kami melihatnya sendiri, dia keluar dari mobil rival anda itu dengan wajah sedih"
"Pergilah"
Terdengar lagi suara langkah kaki pergi meninggalkan orang yang dipanggil bos.
Seina yang berpura-pura pingsan merasakan sentuhan pada wajahnya.
"Ternyata kau sangat cantik, pantas dia memilihmu jadi kekasihnya" ucap orang tersebut membelai pipi Seina.
"Tapi sayang sekali wanita cantik sepertimu dicampakkannya, apa dia sudah bosan denganmu yang tidak bisa memuaskannya? heh orang itu memang sangat arogan bukan."
Suara orang tadi berganti menjadi guyuran air es pada tubuh Seina hingga ia harus membuka matanya melihat wajah pelaku yang menculiknya.
"Oh ternyata selain cantik kau juga memiliki mata yang indah bukan, lalu bagaimana dengan tubuhmu ya" tangan orang itu menyentuh tubuh Seina dengan jari telunjuknya mengikuti lekuk tubuh Seina yang tidur miring.
"Wah sepertinya kau juga sangat seksi tapi kenapa mainan seindah dirimu dicampakkan oleh El?" ucapnya lagi.
Pria itu pergi keluar ruangan meninggalkan Seina sendiri yang geram dengannya yang berani menyentuh tubuhnya juga menyebut dirinya mainan El. Ingin sekali ia menghajar pria kurang ajar itu jika saja tangan dan kakinya tidak diikat.
Bahkan dia sendiri tidak tahu siapa itu El tapi kalau ingat dengan ucapan mereka tadi mungkinkah El adalah pria yang selalu membantunya batin Seina mulai menebak.
Seina tidak ingin menyerah untuk melepaskan dirinya sendiri. Bagaimanpun juga ia ingin kabur dari tempat ini.
Suara pintu kembali terbuka dan masuklah empat orang pria yang salah satunya pria penculiknya.
"Ini dia orang akan menemani kalian bersenang-senang" ucapnya.
Seorang pria gemuk mendekati Seina menatapnya lekat dari kepala hingga kaki.
"Sempurna" ucapnya.
"Kau yakin dia bisa melayani dengan baik?" tanya yang lain.
"Tentu, dia bahkan sudah menservis El dengan baik" ucapnya tersenyum smirk.
"Itu artinya dia sangat hot hingga mampu menarik perhatian Direktur kejam itu"
"Kalian nikmati saja dia jangan lupa dengan kerja sama kita" ucapnya meninggalkan mereka dengan Seina.
Ketiga pria itu mendekati Seina yang bergerak berontak saat mereka akan menyentuhnya. Hingga pria gemuk itu marah karena tangannya digigit kuat oleh Seina hingga rasanya akan putus.
Pria gendut itu memukulnya hingga sudut bibir Seina sobek mengeluarkan sesikit darah.
Teman si gendut yang geram langsung memgang baju Seina lalu merobeknya. Untung Seina memakai dalaman tangtop jadi tubuhnya tidak langsung terlihat.
Saat akan melakukan aksinya seseorang menendangnya hingga terpental.