Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Dinda langsung menyambut tangan Bobi yang terbuka dan langsung memeluknya erat. Dinda menangis di dada Bobi. Merasakan kegundahan dalam hatinya. Sedangkan Bobi juga menitikkan air matanya. Merasakan gejolak hati yang tak bisa diartikan. Cukup lama mereka saling berpelukan. Hingga tangis Dinda reda. Dinda melepaskan pelukannya dan menatap Bobi intens.
" Dinda sangat menyayangi Mas... Jangan pernah Mas ninggalin Dinda... Jangan pernah Mas menjauh dan benci dengan Dinda... Apapun keputusan Dinda nanti... Dinda harap Mas selalu menjadi Kakak terbaik untukku... Dinda sangat beruntung mempunyai Kakak sepertimu Mas..." ucap Dinda seraya menitikkan air matanya dan menatap Bobi lembut.
" Percayalah... Mas tak akan pernah ninggalin kamu... Tak pernah benci kamu... Mas juga sangat menyanyangimu Din... Mas akan selalu berusaha menjadi Kakak yang terbaik untukmu dan selalu menjadi pelindungmu... Dan selalu bersedia menjadi sandaranmu ketika kamu sedih dan membutuhkan Mas... Tangan Mas dan bahu Mas siap menerima keluh kesahmu... Sudah janganlah menangis lagi... Tersenyumlah... Dan segeralah menemui Ibu Panti..." ucap Bobi seraya menghapus air mata Dinda yang deras turun dari kedua sudut matanya.
" Baiklah Mas... Mas juga jangan menangis... Tersenyumlah... Dinda kedalam dulu... Untuk bertemu Ibu... Dinda tinggal dulu ya Mas..." ucap Dinda seraya menghapus airmata Bobi dan berjalan meninggalkan Bobi yang masih duduk mematung melihat kepergian Dinda dihadapannya.
Dinda pun berjalan masuk kedalam kamar Ibu Ning. Dinda mengetuk kamar Ibu Ning terlebih dahulu setelah mendengar jawaban dari dalam. Dinda langsung membuka pintunya.
" Assalamualaikum Ibu... " ucap Dinda seraya berjalan menghampiri Ibu Ning yang duduk bersandar diranjangnya.
" Waalaikumsalam Nak.. Kemarilah duduklah disamping sini..." ucap Ibu Ning seraya menepuk tempat disebelahnya.
Dinda pun segera duduk disamping Ibu Ning. Dinda meraih tangan Ibu lembut dan memandangnya seraya tersenyum.
" Ada apa Nak...? Kamu ingin menemui Ibu.. Katakanlah... Ibu akan mendengarkannya..." ucap Ibu Ning seraya mengelus rambut Dinda lembut.
" Ibu.... Langsung saja Dinda bercerita pada Ibu... Tadi siang Dinda waktu makan siang.. Dinda makan bersama atasan Dinda namanya Pak Galuh... Beliau mengutarakan keinginannya untuk mengangkat Dinda menjadi adiknya... Beliau juga tidak akan melarang Dinda untuk berkunjung kemari beliau membebaskan Dinda karena bagaimanapun Panti ini adalah keluarga Dinda.. Dimana Dinda dibesarkan dan dirawat disini... Beliau juga akan membantu kebutuhan Panti sesuai dengan kemampuannya... Menurut Ibu... Dinda harus bagaimana...? Harus memberikan keputusan yang bagaimana... ? Dinda binggung Ibu..." ucap Dinda menunduk sedih.
" Nak... Kamu berhak hidup bahagia... Kamu juga berhak mendapat keluarga yang baru... Ibu memperbolehkan kamu menerima permintaan atasanmu itu.. Ibu malah sangat bahagia dan bersyukur kamu akan mendapat seorang kakak dan keluarga yang baik hatinya... Mudah-mudahan ini semua jalan kebahagiaanmu nak... " ucap Ibu Ning lembut seraya tersenyum.
" Apa Ibu Ning tidak akan marah pada Dinda...? Jika Dinda menerima permintaan Pak Galuh...? Trus bagaimana denganmu Ibu..?" tanya Dinda menunduk sedih.
" Nak... Ibu tidak akan pernah marah padamu... Ibu janji akan selalu baik-baik saja... Sambutlah kebahagiaanmu Nak... " ucap Ibu Ning tulus.
" Terimakasih Ibu... Dinda sangat menyayangimu... Dinda akan selalu berkunjung kesini... Dinda janji..." ucap Dinda seraya memeluk Ibu Ning erat seraya menjatuhkan airmatanya.
" Sudahlah Nak... Janganlah menangis... Sekarang tersenyumlah..." ucap Ibu Ning seraya menatap Dinda dan menghapus airmata Dinda.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔