Jangan lewatkan juga "DITAKDIRKAN MENCINTAIMU" dan "NGUMBARA CINTA"
Mengandung adegan dewasa 21+ jadi bijaklah dalam membaca.
Seorang dokter cantik bernama Ziya Almahiyra yang harus membayar hutang ayahnya dengan menjadi pembantu dirumah Aditya Dewa Bagaskoro tanpa gaji sedikitpun selama satu tahun.
Lalu bagaimana dengan cita citanya yang ingin mendirikan klinik sendiri,untuk menolong sesama, meringankan rasa sakit yang diderita pasien?
Ayahnya yang bangkrut karna hutang menggunung.Membuat sang ayah mengidap sakit jantung.Sang kakak bernama Nabila Sahara yang selalu pergi ke klub bersama teman temannya seperti tidak mau tau akan keadaan yang menimpa keluarga, adalah persoalan rumit bagaikan benang kusut yang tak mampu Ziya uraikan.
Aditya Dewa Bagaskoro menikahi Ziya. Kebahagiaan pun menghampiri keduanya. Namun apa jadinya jika ternyata ibunya tidak menyetujui pernikahan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafi', isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reuni
Aditya menyusuri lorong hotel untuk ke toilet, tapi sebelum sampai dia mendengar suara yang tak asing baginya. Seorang pria memakai jas sedang berbicara melalui ponsel, sambil berjalan cepat. Diapun mengejar pria tadi menyusuri lorong-lorong hotel lalu berbelok.
Dilihatnya masuk dalam lift Aditya pun menyusul. Namun sebelum masuk, lift sudah menutup. Dilihatnya angka menunjukkan tempat yang dituju pria tadi diapun menyusul. Setelah di lantai yang dituju, dia mengedarkan pandangannya.
Sepertinya papa tadi kesini, tapi bukankah papa dan mama ke Singapura.
Aditya celingukan kesana kemari mencari petunjuk papanya tapi tidak menemukan. Hingga tuntutan alam menyadarkannya. Diapun mencari toilet lagi dan menuntaskan hajatnya.
"Itu beneran papa"
Aditya melihat papanya dengan wanita lain dari kaca transparan, saat hendak kembali ke acara reuni. Dengan setengah berlari Aditya hendak menyusul tapi dijalan dia bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf!"
"Are you okay!"
"Tuan Steven, maaf saya tadi terburu buru" Aditya langsung mengenali yang ditabrak adalah rekan bisnisnya.
"Owh tidak apa apa! Sedang apa anda disini?"
"Saya dan teman teman mengadakan reuni disini"
"Well, karna saya juga harus menemui klien jadi saya permisi dulu tuan, selamat malam dan sampai jumpa di lain waktu" Steven pun berlalu diikuti oleh dua orang. Setelah Aditya membalas ucapannya.
Aditya menatap kearah papanya berada namun sepertinya sudah pergi.
"Aditya dari mana saja kamu, Marina membuat ulah, dia memanggil Ziya untuk bernyanyi"
Saat Aditya pergi, acara demi acara pun berlangsung. Namun kali ini tidak ada dansa berpasangan. Pemutaran video saat kenangan masa sekolah juga sudah diputar. Hingga akhirnya acara hiburan. Marina dengan riang menampilkan tariannya, namun setelah itu dia menunjuk Ziya seolah Ziya yang ingin menyumbang lagu.
"Apakah dia bisa bernyanyi?"
"Itu yang harusnya aku tanyakan padamu?" Winda nampak geram.
"Lalu dimana Syita!"
"Dia pulang, katanya ada kuliah pagi besok"
Aditya juga nampak bingung khawatir Ziya akan dipermalukan nanti. Di sana nampak dengan santai Ziya naik dan memasang mikrofon di penyangga. Ziya juga mengambil gitar dan mulai memetiknya, suara jadi hening sementara.
Dengan penuh percaya diri, Ziya menyanyikan lagu Heaven by Bryan Adams. Ziya menghayati setiap syair nya berharap suatu saat bisa merasakan apa yang tergambar dalam lagu itu.
Merdu sekali suaranya.
Aditya tersenyum penuh takjub melihat kelihaian Ziya.
Aku akan pastikan kamu selalu berada di samping ku mulai saat ini, akan aku ajak kamu menggapai surga itu. batin Aditya. Apakah ini yang namanya jatuh cinta? sambil memegang dadanya.
Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan setelah Ziya menyelesaikan lagunya. Sedangkan Marina mengepalkan tangan dengan wajah memerah.
"Sepertinya kau akan kalah Marina" Raisa menepuk bahu sepupunya lembut dengan senyum mengejek.
"Aku belum kalah" Marina pergi begitu saja.
Ziya sudah turun dari panggung.
"Hebat! kaulah superstar malam ini" Winda memeluk Ziya erat.
"Kakak berlebihan ah!" Ziya nampak merona malu.
"Hai kau sudah kembali" Saat dilihatnya Aditya yang duduk santai.
"Dari tadi, dia sampai terlena oleh suara merdu kamu!" Winda menggoda Aditya. Ziya langsung mengambil air minum karna kehausan, tak sadar jika yang diminum adalah milik Aditya.
Winda dan Diki saling pandang dan tersenyum simpul.
"Itu bekas Aditya lho Ziya"
"Hahhh!" Mengerjap polos.
"Eh maaf, aku haus banget soalnya" Ziya nyengir.
"Nggak apa apa!" Aditya
"Sering sering aja seperti itu Ziya"Diki
"Kamu minum air minum bekas Aditya lho" Winda mengulangi ucapan karna sepertinya Ziya masih belum sadar. Ada yang bilangkan minum sisa air minum lawan jenis seperti ciuman secara tidak langsung. Kalau di Novel novel itu lho.
"Ah iya kakak, tapi sepertinya tuan Aditya sehat sehat saja jadi gapapa dong aku minum, kecuali kalau dia flu atau punya riwayat penyakit menular, mungkin itu baru masalah hehe"
Winda malah melongo mendengar jawaban Ziya. Aditya memegang pelipisnya sambil mengulum senyum.
Acara reuni akhirnya telah sampai di penghujung, semua nampak bahagia setelah bertemu kawan senasib seperjuangan menuntut ilmu saat sekolah.
Winda dan Ziya sudah berada di halaman hotel, keduanya mengobrol sambil menunggu Aditya dan Diki mengambil mobil.
"Kakak!"
Winda berpikir Ziya memanggil nya, namun ternyata dugaannya salah saat dilihatnya Ziya nampak berlari kearah lain. Ada Nabila yang digandeng oleh seorang pria.
"Kak Nabila, kau disini?" Memeluk kakaknya erat untuk melepas semua rindu yang dirasakan.
"Kak Nabila, aku senang bertemu kakak disini"
Bahagia terpancar jelas di wajah Ziya.
"Kakak baik baik saja dek" Dengan wajah datar dan mencoba tersenyum.
"Bagaimana keadaan ayah kak, ayah sama siapa dirumah?"
"Sendirian, aku permisi dulu" Berlalu pergi begitu saja.
"Kak, kakak aku belum selesai ngomong, kakak buka pintunya kak, aku rindu kakak!" Memukul mukul pintu mobil dengan telapak tangan.
Mobil berlalu meninggalkan Ziya yang mulai meneteskan air mata, Ziya terjatuh karna menginjak gaunnya sendiri. Menatap nanar kepergian kakaknya.
Dari empat tahun lalu kakaknya berubah, sikap hangat dan penuh kasih sudah musnah bersama meninggalnya sang ibu.
"Kita pulang ya" Aditya memegang pundak Ziya.
"Ziya!" Winda langsung memeluk Ziya saat bangun. Berusaha memberi ketenangan.
"Sudah ya, jangan menangis, tuhkan make up nya luntur" Winda mencoba menghibur, meski belum tau masalahnya apa.
"Kakak ih" Berusaha tersenyum.
"Kita bisa pulang sekarang!" Aditya mulai jengah.
🍇🍇🍇🍇
"Kenapa kau menghindarinya, bukankah kau juga rindu" Steven mengelus puncak kepala Nabila pelan.
Nabila juga sedih karna tak bisa bicara banyak pada adiknya.
"Aku tidak sanggup" Semakin terdengar isakannya.
"Sudah tenanglah dulu, jangan terlalu dipikirkan" Nabila mendongak sejenak, disambut ciuman hangat oleh Steven.
"Maafkan aku yang pernah mengabaikanmu, dan terima kasih untuk selalu ada saat aku dalam masalah"
"Sudahlah lupakan, itu sudah menjadi kewajiban ku sebagai suamimu, aku juga minta maaf karena pernah membuatmu kecewa" Mencium lagi puncak kepala Nabila.
Nabila menghirup dalam dalam aroma suaminya yang menenangkan.
"Kapan kau akan menceritakan semuanya pada adikmu"
"Setelah aku bisa membersihkan nama baik ayah, aku akan ceritakan semuanya pada adik. Aku tidak mau membebaninya lagi. Sudah cukup dia berkorban untuk keluarga, harusnya aku menyelesaikan semua ini dengan cepat".
"Besok aku akan menyuruh Rifki(asisten Steven)berangkat ke Makassar untuk melacak keberadaan pelakunya, tapi mungkin akan membutuhkan waktu sayang, jadi kumohon kau bersabarlah sedikit".
"Kau sudah menemukan petunjuk?" Nabila tampak sumringah.
"Sepertinya begitu"
"Kau baik sekali".
"Apakah kita bisa mulai nanti malam?, ingat kau berjanji akan memberiku anak tahun depan" Steven menagih janji Nabila.
"Baiklah, tapi bagaimana dengan latihan bela diriku?"
"Kau berhenti saja dan biarkan suamimu ini yang melakukan segalanya".
Setelah seminggu Nabila menikah, dia mulai berdamai dengan Steven lagi bahkan merasa nyaman. Dahulu Steven adalah orang yang mengisi hatinya sewaktu di Columbia. Namun mama Steven melarang hubungan mereka karna datangnya seorang wanita yang mengaku hamil anak Steven.
Mama Steven yang mengetahui jika Steven memang pernah melakukan hubungan badan dengan beberapa wanita, langsung percaya, apalagi keluarga Steven sangat menginginkan seorang pewaris, mêngingat Steven adalah anak tunggal.
Nabila masih menyandarkan kepalanya pada dada Steven. Hingga saat ponselnya berdering, nampak nama pak Agus tertera di hpnya( Sejak menikah pak Agus yang menjaga ayahnya)
"Halo pak Agus ada apa?"
"Non, ini darurat tuan non?"...
**Bersambung....
Terima kasih sudah baca cerita receh saya, mohon tinggalkan jejak, love you all 😍**
ending yang membanggongkan