NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 13

Satu bulan telah berlalu sejak Bima mengambil langkah agresif untuk menaikkan level kemitraan dengan Tuan Banu. Keputusannya membayar hampir 90% utang dalam tiga hari, diiringi janji pelunasan sisa enam juta rupiah dalam sepuluh hari berikutnya, telah membungkam keraguan Pak Tejo dan memenangkan kepercayaan penuh Tuan Banu. Kredibilitas telah dibeli dengan kecepatan, sebuah aset non-moneter yang kini menjadi jaminan utama bagi Bima.

Sekarang, toko permanen itu tidak lagi terasa kosong. Temboknya yang awalnya polos telah dipenuhi rak-rak besi yang menampung inventaris terorganisir. Lima unit CPU rakitan terbaru, belasan monitor LED, dan tumpukan printer laser bekas kini tersusun rapi, menunggu pembeli baru. Di sudut ruangan, sebuah meja kerja yang jauh lebih besar dari meja lamanya berdiri kokoh, dilengkapi peralatan restorasi yang lebih canggih, memfasilitasi percepatan proses perbaikan.

Bima, mengenakan kaus polo sederhana dan celana jeans, sedang duduk di depan meja itu, memeriksa laporan keuangan mingguan di laptop bekas yang ia restorasi. Angka-angka berwarna hijau yang terpampang di layar memberinya kepuasan profesional yang mendalam.

{Siklus modal telah mencapai frekuensi optimal. Dengan margin rata-rata 250% dari aset rongsokan, aku mampu memutar modal kerja sebesar Rp 7.500.000 dari Tuan Banu hampir empat kali dalam sebulan. Kecepatan rotasi ini adalah keajaiban dari Hidden Value Principle.}

Melalui laporan itu, tercatat bahwa total aset bersih Bima, yang mencakup inventaris, piutang, dan modal tunai di bank, telah mencapai angka impresif: Rp 68.000.000. Angka ini adalah hasil dari disiplin ketat: setiap keuntungan segera diubah menjadi inventaris baru atau diinvestasikan kembali untuk meningkatkan efisiensi operasional. Keamanan Dinda juga telah terjamin. Uang sekolahnya telah dibayarkan untuk tiga bulan ke depan, dan ia kini memiliki kartu BPJS yang dicover penuh.

{Dinda telah menjadi aset paling aman. Kini, fokus beralih dari bertahan menjadi ekspansi struktural. Aku tidak bisa selamanya menjadi Pelaksana Operasional sekaligus Perencana Strategi.}

Pintu toko berderit terbuka. Seorang pemuda bernama Rio, yang baru saja direkrut Bima sebagai Asisten Operasional paruh waktu, masuk sambil membawa sekantong suku cadang. Rio adalah mahasiswa teknik yang membutuhkan penghasilan tambahan, dan kini bertugas membantu sortir dan pembersihan awal aset rongsokan.

“Ini kapasitor dan IC regulator yang Bapak minta, Bang,” lapor Rio, meletakkan kantong itu di meja. “Baru saja diambil dari Toko ‘Karya Abadi’.”

Bima mengangguk. “Terima kasih, Rio. Masukkan ke dalam kotak persediaan. Ingat, pisahkan berdasarkan voltase dan kapasitas. Keteraturan inventaris suku cadang menghemat waktu restorasi lebih dari lima jam seminggu.”

Rio segera melaksanakan tugasnya. Sementara itu, Bima menyandarkan punggungnya ke kursi, merenungkan perkembangan bisnisnya. Kehadiran Rio adalah investasi pertama dalam Sumber Daya Manusia, yang membebaskan waktu Bima untuk fokus pada akuisisi aset premium dan negosiasi.

Namun demikian, ada kendala baru yang muncul seiring dengan pertumbuhan ini. Skala bisnisnya kini telah melampaui kemampuan pasokan Tuan Banu. Bima membutuhkan aliran aset rongsokan yang lebih besar dan konsisten, melebihi kapasitas gudang Tuan Banu.

{Tuan Banu adalah Gerbang Menuju Skala Bisnis, tetapi kini dia menjadi batasan. Untuk mencapai tingkat modal ratusan juta, aku perlu melakukan diversifikasi sumber pasokan, bahkan mungkin melibatkan kolektor skala kota.}

Di tengah refleksi itu, ponsel Bima berdering. Nama Tuan Banu muncul di layar.

“Halo, Tuan Banu,” sapa Bima, nadanya profesional.

“Bima, ada masalah kecil,” ujar Tuan Banu dari seberang telepon, suaranya terdengar cemas. “Beberapa hari ini, aset rongsokan dari tiga lapak langgananku tiba-tiba dialihkan ke gudang lain. Mereka bilang ada pembeli baru yang berani membayar sepuluh persen lebih tinggi dariku.”

Mendengar itu, Bima langsung memahami situasinya. Ini bukan sekadar masalah persaingan harga. Ini adalah langkah balasan yang terencana.

{Taktik Pesaing Jangka Panjang. Pak Tejo tidak akan menyerah. Dia tidak menyerang secara langsung, melainkan memotong rantai pasokan Tuan Banu. Dia memaksa aku untuk mencari jalur pasokan yang sama sekali baru.}

“Apakah pembeli baru itu bernama Tejo, Tuan?” tanya Bima, suaranya tetap tenang.

Tuan Banu terdiam sejenak. “Bagaimana kau tahu? Dia meneleponku dan bilang, ‘anak muda itu terlalu cepat, Banu. Bisnis harus punya batas kecepatan’.”

Bima tersenyum tipis. "Kecepatan adalah metrik kekayaan. Pak Tejo takut pada efisiensi, Tuan. Tapi ini kabar baik, bukan kabar buruk."

"Kabar baik? Bagaimana mungkin? Aku kehilangan tiga lapak pasokanku," protes Tuan Banu.

"Karena ini memaksa kita berdua untuk naik level, Tuan. Kapasitas Gudang Tuan memang tidak cukup untuk kebutuhanku lagi. Sekarang, kita harus mencari Sumber Aset Baru yang lebih besar: Kontrak Pengadaan dari pabrik atau pelelangan aset korporat," jelas Bima. "Aku akan mulai melakukan kontak dengan manajer pelelangan aset di Jakarta. Tuan, fokuslah pada mempertahankan lapak-lapak lama. Aku akan membuka gerbang pasokan yang lebih besar."

Setelah menutup telepon, Bima merasa ada energi baru mengalir di tubuhnya. Tantangan ini, alih-alih merusak, justru membenarkan langkah selanjutnya. Pak Tejo telah secara tidak langsung mendorongnya dari pedagang rongsokan kecil menjadi pemain pasar yang lebih terstruktur.

{Markas operasional sudah aman. Modal kerja telah terkumpul. Kini, fase berikutnya: Ekspansi Vertikal. Aku harus menjadi Dewa Kekayaan yang tidak hanya menguasai Nilai Tersembunyi di rongsokan, tetapi juga menguasai Gerbang Pasokan pada skala yang lebih besar.}

Bima berdiri di depan papan tulis putih besar di ruang belakang tokonya, sebuah fasilitas yang ia beli bekas dengan harga murah dan dipasang sendiri. Di papan itu, ia telah menulis tiga kata kunci besar: YURA, DIVERSIFIKASI PASOKAN, dan INVESTOR.

{Modal telah berputar 9 kali lipat, tetapi ini adalah batas platform 'Elektronik Seken' biasa. Untuk mencapai kekayaan sejati, aku harus mengubah bisnis ini dari tukang reparasi menjadi integrator aset terstruktur. Branding adalah kuncinya.}

Ia memutuskan nama merek dengan cepat. Yura. Nama itu singkat, mudah diingat, dan terdengar modern, sangat cocok untuk produk teknologi yang telah direkondisi dengan kualitas premium. Bima tahu, produk restorasi yang dijual dengan merek resmi akan menghilangkan stigma 'bekas' dan membenarkan harga jual yang lebih tinggi, meningkatkan margin keuntungan secara struktural.

Strategi branding ini segera diikuti oleh strategi sumber daya manusia. Rio, meskipun cekatan, hanya mampu menangani operasional harian. Tantangan pasokan yang diciptakan Pak Tejo memerlukan ahli negosiasi dan pengadaan. Sosok Tuan Banu langsung terlintas di pikirannya.

Sore itu, Bima memanggil Rio untuk menjaga toko dan ia membawa Motor Matic kesayangannya menuju gudang Tuan Banu. Jalanan yang ramai membuat Bima memikirkan kembali bagaimana ia akan menyusun proposalnya.

{Tuan Banu adalah Gerbang Menuju Skala Bisnis. Dia memiliki jaringan, loyalitas lapak, dan keahlian valuasi rongsokan yang tak ternilai. Aku tidak boleh memandangnya sebagai pemasok, tetapi sebagai direktur pengadaan aset.}

Setibanya di gudang, Tuan Banu sedang sibuk menimbang tumpukan kardus bekas. Wajahnya terlihat sedikit lelah, mencerminkan persaingan sengit yang sedang ia hadapi dari Pak Tejo.

“Bima, kau datang,” sapa Tuan Banu sambil mengusap keringat di dahinya. “Aku baru saja kehilangan satu lapak lagi di utara kota. Tejo benar-benar agresif.”

Bima meletakkan tasnya di kursi. “Aku tahu, Tuan. Itulah mengapa aku datang. Aku tidak akan membiarkan Tuan melawan sendirian. Aku datang bukan sebagai pembeli, melainkan sebagai calon mitra yang akan menempatkan Tuan pada posisi yang jauh lebih kuat.”

Ia kemudian melanjutkan penjelasannya. “Aku telah meluncurkan merek restorasi resmiku, namanya Yura. Merek ini akan menjadi jembatan antara rongsokan berkualitas tinggi dan pasar premium. Saat ini, modal di rekening Yura sudah mencapai Rp 68.000.000.”

Tuan Banu terkejut mendengar angka itu. Matanya membulat. “Enam puluh delapan juta? Hanya dalam satu bulan?”

“Kecepatan rotasi modal adalah keajaiban dari Yura, Tuan,” jawab Bima dengan senyum tenang. “Tetapi, Yura punya titik lemah. Yura tidak punya keahlian dan jaringan pasokan yang solid. Itulah keahlian Tuan.”

Bima menarik napas, lalu memaparkan inti rencananya. “Aku ingin Tuan bergabung sebagai Manajer Pengadaan Aset di Yura. Tuan akan bertanggung jawab penuh atas semua akuisisi rongsokan. Gudang Tuan akan menjadi Pusat Pasokan utama Yura. Aku akan memberikan Tuan gaji bulanan sebesar Rp 8.000.000, lebih tinggi dari rata-rata pendapatan Tuan saat ini. Selain itu, aku juga akan memberikan Tuan bonus 5% dari total nilai aset yang Tuan amankan setiap bulan.”

{Proposal ini memberikan stabilitas gaji yang dibutuhkan Tuan Banu, dan insentif berbasis kinerja yang memberinya motivasi untuk melawan Pak Tejo secara langsung. Ini adalah insentif yang adil bagi aset non-moneter berupa jaringan dan keahlian.}

Tuan Banu terdiam. Jumlah delapan juta rupiah per bulan adalah angka yang sangat besar untuknya, apalagi ditambah dengan bonus persentase. Ini adalah tawaran kemitraan yang mengubah hidup, mengangkatnya dari pedagang rongsokan menjadi eksekutif operasional.

“Gaji delapan juta?” ulangnya, hampir tidak percaya. “Dan bonus lima persen? Apa yang harus kuberikan sebagai jaminan?”

“Hanya keahlian dan loyalitas Tuan,” tegas Bima. “Dan aku butuh satu hal lagi: Tuan harus memperkenalkan aku kepada jaringan pedagang rongsokan yang lebih besar, dan lapak-lapak yang Pak Tejo coba rebut. Kita harus mengamankan pasokan sebelum ia memonopoli seluruh kota.”

Tuan Banu mengangguk perlahan, ekspresi wajahnya berubah dari lelah menjadi bersemangat. “Aku terima, Bima. Aku akan tunjukkan kepada Tejo bahwa dia salah memilih lawan. Mulai sekarang, gudang ini adalah Pusat Pasokan Yura.”

Dengan Tuan Banu di tangan, Bima kembali ke tokonya. Ia segera memulai fase terakhir: mendapatkan modal kerja dalam skala ratusan juta. Tujuan utamanya adalah mencari 'Investor Strategis' yang tidak hanya membawa uang, tetapi juga kredibilitas dan akses.

{Aku punya produk, proses, dan tim kecil. Tapi, untuk membeli aset korporat, aku perlu modal minimal Rp 250.000.000. Pinjaman bank tidak efisien. Aku butuh investor malaikat yang melihat potensi Yura.}

Bima membuka laptopnya dan mulai menyusun proposal investasi yang sederhana namun agresif. Proposal itu berisi ringkasan cepat: Modal awal dari nol, total aset Rp 68.000.000 dalam satu bulan (Kecepatan Rotasi), margin 250% (Efisiensi), dan strategi merek Yura yang baru.

Ia tahu, di dunia nyata, data adalah mata uang terkuat. Ia tidak menjual janji, melainkan hasil. Ia menyisir koneksi internetnya, mencari kontak pebisnis dan investor yang sering berinvestasi pada startup berbasis sustainability dan restoration di Jakarta tahun 2025. Ia harus bergerak cepat, karena setiap hari tanpa pasokan aset korporat adalah hari di mana Pak Tejo semakin menguatkan posisinya.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!