NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:633
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aftermatch

Malam harinya, setelah pertempuran yang terjadi tadi pagi hari…

Seluruh kota sedang dalam perayaan setelah pertempuran yang terjadi. Korban jiwa akan terus ada, namun aku juga harus memikirkan bagaimana perasaan seluruh orang yang ada disini. Tidak baik terlalu murung dan memikirkannya, oleh karena itu, sekarang adalah waktunya berpesta.

“Semuanya sudah ada disini?” tanyaku dari atas panggung, Lukasz berada dibelakangku dan mengangguk saat aku menatapnya.

“Sekarang adalah pesta perayaan setelah pertempuran yang kita lakukan tadi pagi. Seluruh makanan, minuman dan yang lainnya aku yang akan menanggungnya! Jadi kalian bersenang-senanglah sekuat yang kalian bisa!” Seruku selagi mengangkat sebuah gelas berisi bir.

“Hidup Yang Mulia Putri Verxina!”

“Hidup Kerajaan Andalusia!”

Teriak mereka bersamaan. Aku dapat merasakan rasa tegang dan hal-hal yang mengganggu mereka telah sirna di pesta ini, tetapi aku masih dapat merasakan para tentara yang tewas di pertempuran tadi.

Kini aku berada di bagian pojok dari keramaian, tempat yang cukup sepi dan cocok bagiku untuk mengosongkan pikiran dan merilekskan tubuhku. Aku dapat melihat semuanya juga dari sini, para tentara yang mulai membakar daging, minum minuman keras bersama, menari, menyanyi, bahkan perlombaan ketangkasan mereka. Benar-benar pemandangan yang menyenangkan, kehadiranku mungkin hanyalah akan mengganggu kesenangan mereka.

“Mengapa anda berada disini Yang Mulia?” tanya Lukasz yang membawa sebuah piring berisi makanan padaku.

“Lukasz,” ucapku padanya.

“Wajah anda terlihat sedih begitu, bagaimana jika anda tersenyum untuk malam ini Yang Mulia,” ucapannya menghentikan air mataku yang akan keluar.

“Ah mungkin aku tidak cocok untuk keramaian ini Lukasz, seluruh kemalangan yang terjadi ini adalah akibatku,” ucapku ke Lukasz yang menyalurkan sepiring daging padaku.

“Yang Mulia, anda telah melakukan semua hal yang anda bisa. Jatuhnya korban memang tidak terelakan.”

“Namun, malam ini adalah perayaan atas semua, baik dari tentara yang gugur melindungi kita, maupun tentara yang selamat untuk menceritakan kisah kita ini.”

“Oleh karena itu, tersenyumlah Yang Mulia, kita rayakan malam ini. Dengan senyum anda, saya pikir kekuatan moral seluruh tentara dan penduduk di Kota ini akan meningkat,” ucapnya dengan senyuman lebar.

“Benar itu Yang Mulia hik ... hik ...” ucap Maria yang datang entah dari mana. Wajahnya memerah dan mulutnya berbau alkohol, dia pasti telah mabuk duluan.

“Hei-hei mantan Biarawati sepertimu kenapa malah mabuk-mabukan?” tanyaku dengan agak menggodanya.

“Saya capek Yang Mulia, setidaknya saya ingin hari ini saya bisa tidur sepuasnya, oh Tuan Lukasz, anda sangat tampan ya,” ucapnya sebelum terjatuh dan tidur dalam keadaan tak sadar.

“Maafkan Maria Yang Mulia, dia benar-benar susah ditebak saat sedang mabuk,” ucap Lukasz yang membawa Maria ke tempat lain.

“Tapi itu semua benar yang mereka katakan Yang Mulia, selamat atas keberhasilan anda dalam memimpin pertahanan Kota ini,” ucap Ivory yang berada di sampingku.

“Anda memang benar harus meratapi seluruh hal buruk yang telah terjadi selama pertempuran, namun malam ini adalah sebuah pesta, anda tidak boleh terlihat menderita di dalam sebuah pesta. Jadi ayo kita bersenang-senang malam ini!” ucapnya sambil menarik tanganku kearah kerumunan.

Aku dapat merasakan atmosfer kesenangan dari seluruh orang disini. Seluruh orang benar-benar bersenang-senang malam ini.

“Perhatian semuanya! Kita terlalu asik bersenang-senang hingga melupakan Yang Mulia sendirian. Dimana rasa malu kalian?!” teriak Ivory mengagetkanku.

“Hua! Yang Mulia!”

“Kami melupakan anda!”

“Maafkan kami!”

Aku tertawa kencang melihat seluruh orang disini. Tingkah mereka seperti anak-anak puber yang terlalu terbawa suasana. Aku naik keatas panggung dan mengambil sebuah alat musik petik seperti gitar.

“Untuk kalian semua, akan kubawakan sebuah lagu! Cobalah menikmatinya,” Benda ini seperti sebuah gitar, mungkin aku dapat menggunakannya untuk lagu itu.

“Bangkitkan emosimu~ Bangkitkan Nalurimu~ Ukir sebuah Legenda~ Teriakan Break Out!~”

“Wo-o-o Wo-o-o Break Break Break Out~”

“Wo-o-o Wo-o-o Break Break Break Out~”

“Tidakkah kau menyesali suara langkah kaki yang berjalan menjauh?~”

“Apakah kamu akan panik di depan panggung yang semakin berkarat?~”

“Buka jalan dan saatnya untuk melihat kembali!~”

“Jangan alihkan pandanganmu dariku aku akan menulis ulang sejarah!~”

“Se..se..semakin meningkat!~”

“Pertarungan yang sengit akan mengundang keramaian!~”

“Se..se..semakin mendekat!~”

“Sedikit lagi maka sebuah perjuangan berresonansi!~"

Hatiku merasa lebih lega dari sebelumnya, memang menyanyi dapat meredakan stres berlebihan ini.

“Fight on! Sebuah tantangan!~”

“Fight on! Sebuah raihan!~”

“Fight on! Terukir!~”

“Fight on! Tersampaikan!~”

“Revolusi Terbentuk! Mari kita kibarkan Bendera Legendaris!~”

“Sekarang! Legend Changer Kita lewati batu itu! Jadilah bagian dari penciptaan itu!~”

“Legend Changer Bangkitkan nalurimu bangkitkan emosimu ukirlah sebuah legenda!~”

“Breat break break out!~”

“Melihat mahkota di jejak kaki yang tak terhitung jumlahnya!~”

“Jangan biarkan itu hanya jadi impian!~”

“Mimpi yang dipercayakan telah terbebas!~”

“Sekarang, semangat juangku telah bangkit!~”

“Sekarang, Legend Changer Kita lewati batu itu! Jadilah bagian dari penciptaan itu!~”

“Legend Changer Bangkitkan nalurimu bangkitkan emosimu ukirlah sebuah legenda!~”

“Breat break break out!~”

Aku melemparkan sepatuku keatas dengan sebuah tendangan dan menangkapnya sebelum memakainya kembali dihadapan seluruh orang.

Seluruh penonton menjadi riuh dan aku menunduk sebelum berjalan turun menuju sebuah meja. Disana aku menguburkan kepalaku saat rasa malu itu benar-benar mulai menusuk diriku.

“Aku ngapain sih tadi,” ucapku pelan terbawa suasana, sementara itu riuh penonton makin kencang saat melihat wajah memerahku.

“Penampilan yang sangat luar biasa Yang Mulia!” ucap Lukasz yang memujiku dari seberang meja ini. Sejak kapan dia berada disini?

“Aku selalu tahu anda memiliki bakat menyanyi, anda hanya malu melakukan itu!” ucapnya sebelum aku melemparkan taplak meja ke wajahnya.

“Kau pikir itu membuatku jadi senang? Tentu saja, tapi itu lebih memalukan daripada terjatuh saat pesta dansa!” ucapku kembali mengubur wajahku di meja ini.

“Itulah yang namanya semangat Yang Mulia! Anda benar-benar membakar panggung itu dengan semangat!” ucap Alessandro setengah mabuk.

“Apa yang kubilang sebelumnya, Yang Mulia adalah yang terhebat,” ucap Elano yang sudah setengah sadar. Alkohol ini sangat berbahaya untuk orang-orang, bagaimana mereka mampu meminum minuman sebanyak ini semalaman?

“Tapi seteguk saja tidak akan manggangguku,” satu teguk bir dan aku terbangun keesokan harinya di kamarku.

Seluruh kepalaku rasanya sakit dan aku sangat mual melihat dunia ini. Dunia terasa berputar dan aku berada di dekat rodanya. Aku membuka pintu dan kulihat Maria dan Lukasz yang juga berjalan sempoyongan.

Sebelum Lukasz ingin membuka mulutnya, aku menyuruhnya diam karena aku terlalu pusing untuk mendengarnya.

“Saya membawa air madu dan jeruk hangat untuk obat mabuk Yang Mulia,” ucap Elano dan Ivory yang berjalan mendekati kami.

Setelah kami meminumnya, suasana kembali ceria, dunia telah berhenti berputar dan kesadaranku meningkat secara pesat.

“Aku takkan mabuk lagi,” ucapku saat kami berlima telah berada di lantai bawah.

“Anda minum satu gelas lalu hilang kesadaran Yang Mulia,” ucap Lukasz, benar-benar lemah tubuh ini, setidaknya aku yang asli mampu sadar setelah minum arak bersama teman-teman kampusku.

“Tapi nyanyian anda sangat menawan Yang Mulia.”

“Up up up, kalian dilarang berbicara nyanyianku di depan wajahku. Itu perintah Kerajaan, yang melanggar akan kuhukum sesuai pasal yang berlaku,” ucapku sebelum mengunci mulut Lukasz dan Maria. Sekarang adalah waktuku untuk bersiap dengan serangan yang akan datang.

Kami berempat berdiri di benteng pertahanan kembali, kondisi benteng ini cukup buruk, terutama tempat dimana Drag dan kami bertempur kemarin. Walaupun begitu, aku harus mengapresiasi kekuatan dan ketahanannya, fondasi benteng ini masih kokoh walaupun terkena serangan Wyvern Lord.

“Ternyata dalam juga ya ini,” ucapku saat melihat lubang vertikal di benteng ini. Untungnya lubang ini tidak mengenai jalur-jalu transportasi dalam benteng, sehingga penambalan akan lebih mudah untuk dilakukan.

“Berapa waktu yang diperlukan untuk perbaikan seluruh tempat?” tanyaku saat melihat banyak kawah dan bagian benteng yang hancur.

“Kurang lebih sekitar dua minggu Yang Mulia,” ucapnya padaku.

“Pekerjaan utamanya adalah membuat tambalan untuk lubang disini,” ucapnya kembali sembari melihat lubang yang terbentuk.

“Hmm, Lukasz, kerahkan pasukan yang tidak terluka untuk membantu memperbaiki benteng, kita harus lebih cepat memperbaiki benteng untuk serangan selanjutnya,” ucapku ke Lukasz.

“Maria, bagaimana kondisi para tentara yang terluka?” tanyaku ke Maria.

“Seluruh tentara yang terluka sekarang tengah mendapatkan pengobatan di Gereja Yang Mulia, kemungkinan dalam satu minggu kedepan seluruh tentara akan pulih,” jawabnya.

Aku mengangguk dan kami meninggalkan tempat ini dan pergi ke Serikat Pandai Besi, kami ingin memperkuat persenjataan kami dan memperbaiki yang telah hancur dalam pertempuran sebelumnya.

“Jadi, apa mungkin pedang ini diperbaiki?” tanyaku padanya sembari memberikan Wyvern Slayer Sword ke pak tua.

“Perbaikan total mungkin dapat dilakukan, namun saya tidak yakin kekuatannya akan sama seperti saat dalam primanya Yang Mulia,” ucapnya padaku. Aku tentu tahu akan hal itu, setiap perlengkapan yang diperbaiki akan mengurangi daya tahannya, seperti pedang ini yang akan makin rapuh, tetapi makin tajam.

“Lakukanlah saja, kita tidak memiliki pilihan lainnya, selain itu,” ucapku sembari mengeluarkan beberapa permata sihir inti.

“Apa yang bisa kalian buat dari permata sihir inti ini,” ucapku memperlihatkan beberapa permata besar yang diambil dari Isla, Wyvern Lord dan Drag, permata sihir super langka yang memiliki kemurnian 100%.

“Bagaimana dengan Pedang, Tombak dan Busur Panah untuk ini,” tantangku pada mereka.

“Heh, boleh juga anda Yang Mulia!” ucapnya yang tak kalah semangat dariku.

Kami pergi dari sana dan bergegas menuju beberapa tempat lagi, seperti Serikat Tentara Bayaran dan Gereja untuk mendapatkan perawatan. Keesokan harinya, kami berkumpul kembali di halaman belakang kediamanku.

Kami berada disini, masih dengan personil yang sama, namun tampilan kami telah berbeda dari sebelumnya. Alessandro terlihat dengan jubah barunya, Lukasz dengan pedang barunya, Elano dengan perisai barunya, Maria dengan tongkat sihir barunya. Maria sekarang menjadi penyihir api dan penyihir pemulihan untuk tim kami dengan sesekali menjadi penembak jitu saat diperlukan.

“Semuanya telah siap? Kita akan pergi lebih dalam ke Kerajaan Amberwater, persiapkan diri kalian semua!” ucapku sebelum mengaktifkan batu sihir teleportasi.

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!