NovelToon NovelToon
The Absurd Girl And The Cold Flat Boy

The Absurd Girl And The Cold Flat Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos
Popularitas:248
Nilai: 5
Nama Author: Irma pratama

Gimana jadinya gadis bebas masuk ke pesantren?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa MR. X?

...BAB 13...

...SIAPA MR. X?...

Ruangan perawatan Arabella yang awalnya tenang mendadak berubah menjadi pasar dadakan begitu rombongan santri dan Ustad serta Ustadzah masuk.

“BELLAAAA!!” teriak Balwa, Balwi dan Devan hampir bersamaan begitu melihat Arabella duduk di ranjang rumah sakit dengan perban di perutnya.

Arabella yang sedang asik ngemil langsung tersedak. “Woy! Gue lagi sakit gegara ketusuk bukan tuli! Nggak usah teriak-teriak!”

Sari, Elis dan Dina langsung mendekat dengan wajah penuh kekhawatiran.

“Kamu nggak pa-pa kan, Bell?” tanya Elis sambil meraih tangan Arabella.

Arabella menyeringai. “Santai, gue masih bisa gebukin kalian kalo bikin gue kesel.”

Devan terekeh. “Wah, masih galak. Berarti aman!”

Balwa mendekat dengan mata menyipit. “Lo beneran sakit nggak sih, Bell? Kok keliatannya lebih segar daripada kita yang sehat?”

Arabella menyeringai. “Pastiin aja sendiri, sini gue tonjok.”

Mereka langsung mundur serempak. Ustadzah Rina dan Ustadzah Indri menghela napas sambil geleng-geleng. “Astagfirullah, ini santri apa petarung MMA?” gumam Ustadzah Rina.

Ustad Azzam yang sejak tadi berdiri di belakang, akhirnya bersuara. “Bella, kami datang bukan Cuma buat lihat keadaan kamu, tapi juga memastikan kamu istirahat dengan baik.”

Arabella melipat tangan di dada. “Gue sehat, Ustad. Ini sih Cuma luka kecil.”

Ustad Izzan yang sejak tadi diam, akhirnya menatap Arabella dalam. “Luka kecil tidak akan sampai membuat kamu di operasi, Arabella.”

Mendengar nada serius itu, ruangan langsung hening. Tapi Arabella hanya terkekeh kecil.

“Santai Gus. Gue kan kuat.”

Izzan menghela napas, menatap gadis itu dengan ekspresi sulit ditebak. Sementara itu, di belakangnya, Devan, Balwa dan Balwi saling bertukar pandang sebelum tiba-tiba...

“SERAAANGG!!!!”

Dalam sekejap, tiga santri itu melompat ke ranjang Arabella, membuat gadis itu berteriak.

“Woy!! Gila lo.. Gue lagi sakit!”

Tapi Balwa malah tertawa . “Kita balas dendam karena lo jailin kita di pesantren.”

Balwi ikut tertawa. “Rasain pembalasan dari korb— EH, USTAD IZZAN LIATIN KITA!”

Mereka bertiga langsung membeku. Izzan menatap mereka dengan wajah tanpa ekspresi, tapi ada aura mengintimidasi di sekelilingnya.

ilustrasi

“Keluar!”

Dalam hitungan detik, Balwa, Balwi dan Devan langsung melompat dari ranjang Arabela dan berdiri tegap seperti tentara. Arabella tertawa ngakak.

“Hahahaha... Cemen banget lo pada!”

Ustad Azzam hanya menghela napas sambil tersenyum. “Yah... beginilah kalau kiita punya santri spesial kayak Arabella.”

Ustadzah Indri menggeleng-geleng. “Tapi setidaknya ini tanda kalau dia baik-baik saja.”

Sementara itu Izzan masih masih menatap Arabella dengan penuh arti.

Gadis itu memang bandel, suka cari gara-gara, tapi satu hal yang membuatnya berbeda... bahkan dalam keadaan sakit pun. Dia masih bisa membuat orang-orang tertawa.

Suasana di ruang perawatan Arabella yang sudah heboh, kini bertambah kacau ketika pintu terbuka lagi dan muncul empat orang dengan gaya khas anak jalanan. Ya... Mereka Gita, Nisa, Aji dan Faisal, anggota geng moge melangkah masuk dengan percaya diri.

“LOOORRDDD!!” teriak Gita begitu melihat Arabella.

Arabella yang tengah sibuk mengomel pada Balwa dan Devan, langsung menoleh dan matanya membulat. “Hah?! KALIAN NGAPAIN KE SINI?”

Gita menyeringai. “Ya jelas jenguk lo lah! Ketua kami kena serangan mendadak, masa kita diem aja?!”

Namun bukan hanya Arabella yang terkejut. Balwa, Balwi dan Devan langsung ribut sendiri.

“Gila! Gaya mereka kayak geng motor di film-film!” Ujar Balwa dengan mata berbinar.

“Bro, yang cewek-cewek aja sangar, apalagi cowoknya!” tambah Balwi.

Sementara itu, Elis dan Sari diam-diam terpana melihat Faisal. Tinggi rahangnya tegas, kulitnya eksotis, dan aura misteriusnya benar-benar bikin jantung mereka berdebar.

“Ganteng banget,” bisik Elis.

Sari mengangguk setuju. “Fix, ini tipe cowok badboy idaman.”

Tapi yang bikin mereka terkejut, Faisal yang selama ini terlihat dingin, langsung berjalan menuju Arabella dengan ekspresi lembut. Tanpa ragu, dia merentangkan tangan dan hendak memeluk Arabella.

“Gue hampir jantungan denger lo masuk rumah sakit. Lo nggak pa-pa, Dek?”

Namun sebelum Arabella sempat bereaksi... Aura mengintimidasi langsung memenuhi ruangan. Ustad Izzan dan Ustad Azzam, yang sejak tadi diam, kini menatap Faisal dengan tatapan tajam.

Izzan mengangkat halis. “Adik?”

Azzam tersenyum miring. “Sejak kapan Arabella punya Kakak seperti kamu?”

Faisal menoleh sekilas ke arah mereka dengan ekspresi datar. “Sejak dulu. Arabella udah gue anggap sebagai adek gue sendiri. Masalah buat kalian?!”

Namun bukannya mereda, suasana justru semakin tegang. Arabella yang menyadari perubahan ekspresi kedua Ustad itu langsung merasakan hawa tak nyaman seperti hawa persaingan entah untuk apa pikirnya.

“Oke, Stop!” Arabella mengangkat tangan. “Bang Faisal, lo duduk, Gita, Nisa, Aji, lo juga duduk. Gue nggak mau ada drama ya!”

Tapi dalam hati dia menahan tawa. Siapa sangka dua Ustad yang selalu keliatan kalem, bisa menunjukkan ekspresi seperti itu hanya karena seorang Faisal?

Begitu suasana sedikit mereda, Balwa, Balwi dan Devan yang sejak tadi menahan diri akhirnya tidak bisa membendung rasa penasaran mereka.

“Gue boleh nanya nggak?” Balwa mengangkat tangan seperti abak sekolah.

Gina melipat tangan di dada. “Apaan?”

Balwi menyeringai. “Geng kalian kan Moge... Emang kalo ada yang pake motor vespa atau bebek lainnya dilarang gabung?”

Nisa menatap mereka datar. “Ya nggak gitu juga, tapi kan namanya geng moge, masa pake motor vespa atau bebek?”

Devan mengangguk penuh pemahaman, lalu tiba-tiba bertanya, “Moge kalian pernah mogok di tengah jalan nggak?”

Aji terkekeh.

“Seringlah! Itu udah resiko punya moge yang CC nya tinggi.”

Balwa menepuk dagunya. “Kalau mogok di tengah jalan trus dorongnya rame-rame, itu jadi agenda wajib atau pilihan?”

Gita melotot. “Ya jelas agenda wajib!?”

Balwi mencondongkan tubuhnya ke depan, menatap mereka penuh rasa ingin tau. “Terus kalo misalnya Moge kalian mogok di depan pesantren, lo bakal pilih panggil montir atau nginep di pesantren?”

Faisal akhirnya buka suara, “Nginep dijalan lebih masuk akal.”

Devan mendekatkan diri ke Faisal dengan mata menyipit. “Lo beneran manusia? Kenapa lo dingin banget?”

Faisal Cuma menatapnya datar, lalu berkata singkat. “Udah kebiasaan.”

Elis dan Sari yang masih terpana sejak tadi langsung berbisik. “Fix, makin ganteng.”

Sementara itu Arabella hanya menatap geng Moge dan trio santri jahil itu sambil mengurut kening.

“Ya Allah, kenapa gue dikelilingin sama orang-orang absurd begini?” batinnya padahal dia sendiri lebih absurd.

Arabella memandangi keranjang buah yang diletakkan Gita di meja samping ranjangnya. Alisnya langsung berkerut.

“Eh, gue boleh nanya nggak?”

Gita melipat tangan di dada. “Apa lagi Lord?”

Arabella menunjuk keranjang buah dengan ekspresi kecewa. “Kenapa lo semua Cuma bawa buah? Kok nggak ada yang bawa seblak?”

Ruangan langsung hening. Semua orang memandang Arabella dengan ekspresi syok, seakan dia baru saja mengatakan hal paling gila di dunia.

Ustad Izzan memijat pelipisnya. “Arabella.. kamu itu habis operasi di perut.”

Ustad Azzam menatapnya dengan mata melebar. “Masa kamu sakit malah nyari seblak?”

Balwa, Balwi dan Devan kompak menimpali. “Kagak sekalian minta rujak atau nasi padang aja. Bell?”

Nisa menghela napas. “Gue udah curiga, tapi sekarang fix sih. Lo beneran bukan manusia normal.”

Faisal yang dari tadi kalem akhirnya menatap Arabella dengan ekspresi datar. “Seblak pake level pedas nggak?”

Arabella langsung menyeringai. “Ya jelaslah, level tertinggi!”

Semua orang langsing kompak memegang kepala, sementara Gita nyaris menjitak Arabella. “Lo mau mati beneran, hah?!”

Arabella hanya tertawa ngakak. “Lah, katanya kalo mau sembuh harus bahagia. Nah, makanan pedes bikin gue bahagia!”

Elis dan Sari saling berpandangan, lalu berbisik. “Sekarang kita ngerti kenapa dia ditakdirkan bikin kekacauan di pesantren.” Mereka yang mendengar Elis hanya bisa mengangguk saja.

Nisa tiba-tiba menyipitkan mata, menatap Arabella penuh selisik. “Tapi, Bell... bukannya lo udah bahagia karena si X udah nggak ngejar-ngejar lo lagi?”

Suasana di ruangan mendadak berubah. Ustad Izzan yang sedang menyesap air putih pun tiba-tiba berhenti. Ustad Azzam melirik ke arah Arabella dengan ekspresi tertarik. Sementara Balwa, Balwi dan Devan yang tadinya masih bercanda langsung memasang wajah penuh rasa ingin tahu.

“Siapa itu X?” Devan bertanya dengan cepat.

Balwa mengangguk. “Iya, siapa? Mantan lo ya, Bell?”

Balwi ikut menyahut. “Jangan-jangan dia yang bikin lo jadi absurd dan bar-bar kayak gini?”

Faisal yang sedari terdiam kini memperhatikan reaksi Arabella dengan mata menyipit, seolah menilai seberapa besar dampak lelaki itu pada hidupnya. Arabella yang biasanya selalu punya jawaban untuk segala hal, kali ini hanya menatap Nisa dengan tatapan peringatan.

“Nis, Stop.” Suaranya lebih pelan dari biasanya, tapi penuh ketegasan.

Namun justru itu yang makin membuat semua orang penasaran. Azzam menyandarkan diri ke kursi sambil melipat tangan.

“Menarik. Jadi ada cowok yang ninggalin Arabella tanpa alasan dan tanpa pamit? Wah, itu sih keterlaluan.”

Izzan yang biasanya kalem kini menatap Arabella lebih dalam. “Kenapa kamu nggak mau membicarakan dia?”

Arabella menghela napas dalam, lalu kode tegas. “Nis. Cukup ya. Gue nggak mau bahas dia lagi!”

Nisa mengangkat tangan tanda menyerah. “Oke, oke! Fine... Sorry.”

Tapi terlambat. Sekarang para penghuni ruangan terutama Izzan dan Azzam sudah mencium ada sesuatu yang menarik tentang lelaki misterius itu. Dan mereka tidak akan tinggal diam sampai tau siapa sebenarnya si X dalam hidup Arabella.

Setelah perbincangan tentang Mr. X itu, satu per satu teman-teman Arabella mulai berpamitan. Gita dan geng moge kembali ke markas mereka.

“Lo istirahat yang bener, Lord! Jangan banyak mikirin hal yang nggak penting!” ujar Gita sebelum keluar.

Faisal hanya menatap Arabella sebentar, lalu pergi tanpa banyak bicara. Para santri, Ustad dan Ustadzah pun mulai meninggalkan ruangan. Balwa, Balwi dan Devan masih ribut di pintu.

“Awas lo cepet sembuh, Bell! Kalo nggak, kita bakal kesini tiap hari buat ngusilin lo!”

Arabella hanya mendelik. “Pergi sana! Nambahin polusi udara aja kalian!”

Azzam sempat menatap Arabella sebelum keluar, tapi tidak mengatakan apa-apa. Begitu juga dengan Izzan yang sekilas melihatnya dengan ekspresi yang sulit ditebak sebelum akhirnya meninggalkan kamar perawatan.

Setelah semua pergi, suasana mendadak sunyi. Arabella menatap langit-langit, lalu menghela napas panjang. Tadi dia bisa menghindari pembicaraan Mr. X, tapi kini pikirannya justru mengembara ke sosok lelaki itu. Seorang pria yang dulu begitu gigih memperjuangkannya. Yang dengan sabar menunggu hatinya terbuka, yang membuatnya jatuh cinta perlahan-lahan. Sampai akhirnya...

Dia menghilang... tanpa jejak... tanpa alasan... tanpa pamit...

Arabella mengepalkan tangannya diatas selimut. “Dasar brengsek!” gumamnya lirih.

Seberapa keras dia mencoba melupakan, bayangan lelaki itu masih menghantuinya. Dan dia benci mengakui bahwa hingga detik ini, hatinya masih belum bisa benar-benar melepaskannya.

*****

Malam semakin larut, tetapi Izzan masih duduk di atas sajadahnya, menatap kosong ke arah jendela. Biasanya, setelah pulang dari menjenguk seseorang, pikirannya akan kembali fokus ke urusan pesantren. Tapi kali ini... berbeda.

Arabellla...

Sejak awal, gadis itu memang sudah menarik perhatiannya. Bukan hanya karena tingkahnya yang absurd dan sulit dikendalikan, tapi juga karena ada sesuatu dalam dirinya— sebuah luka yang Arabella sembunyikan dibalik tawanya.

Dan nama Mr. X tadi membuatnya semakin yakin. Siapa lelaki itu? Kenapa saat mendengar namanya, Arabella tiba-tiba diam? Kenapa dia tidak ingin membahasnya sama sekali?

Izzan mengepalkan tangannya diatas lutut. Ada rasa tidak nyaman di dadanya. Bukan sekedar penasaran, tapi lebih dari itu. Dia tidak ingin mengakuinya, tapi dalam hatinya muncul perasaan aneh.

Cemburu...

Cemburu pada lelaki yang dulu bisa mendapatkan hati Arabella. Lelaki yang bisa membuat gadis itu jatuh cinta— Sesuatu bahkan dia sendiri tidak tau apakah mungkin baginya suatu hari nanti.

Izzan menghela napas panjang, mencoba mengusir perasaan itu. “Astagfirullah...”

Tapi semakin dia mencoba mengabaikannya, bayangan Arabella semakin jelas di kepalanya.

*****

Di sebuah Universitas ternama di luar negeri, seorang pria gagah dan tampan duduk di dekat jendela kamar apartemennya. Mata tajamnya menatap lurus ke sebuah foto yang sudah mulai sedikit usang, tapi masih dia jaga dengan baik.

ilustrasi

Foto itu memperlihatkan dirinya yang tersenyum di samping seorang gadis dengan ekspresi jahil— gadis dengan rambut berantakan, mata berbinar penuh semangat, dan seringai khas yang selalu membuatnya gemas.

Arabella.

Nama itu dia bisikan pelan, seolah takut angin malam membawa pergi suara rindu yang dia tahan selama ini. Dia merindukan keceriaan gadis itu. Kecerewetannya yang tiada henti. Keabsurdannya yang selalu bisa membuat hari-harinya lebih berwarna.

Namun yang paling dia rindukan adalah kehadirannya di sisinya. Tangannya mengusap foto itu perlahan, lalu dia menghela napas panjang.

“Maafin Saya, Raiya...” bisiknya lirih. “Saya pergi tanpa pamit... bukan karena saya ingin, tapi karena saya harus.”

Dia tau Arabella pasti membencinya sekarang. Mungkin gadis itu bahkan tidak mau mengingatnya lagi. Tapi entahlah... Jika takdir mempertemukan mereka lagi, akankah Arabella masih menyimpan kebenciannya? Atau... apakah ada sedikit ruang dalam hatinya untuk memaafkan dan mendengarkan alasannya? Pria itu mengepalkan tangannya. Jika memang masih ada kesempatan, dia tidak akan menyia-nyiakannya lagi.

“Tunggu saya pulang, saya mau mengulang kembali kisah kita yang sama sekali belum kila mulai... Love you.. Arabella...”

1
Tara
jodohmu kaga jauh ...smoga cepat bucin ya...🤭🫣🥰😱🤗👏👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!