NovelToon NovelToon
SUAMI DADAKAN

SUAMI DADAKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Bercocok tanam
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Khanza hanya berniat mengambil cuti untuk menghadiri pernikahan sepupunya di desa. Namun, bosnya, Reza, tiba-tiba bersikeras ikut karena penasaran dengan suasana pernikahan desa. Awalnya Khanza menganggapnya hal biasa, sampai situasi berubah drastis—keluarganya justru memaksa dirinya menikah dengan Reza. Padahal Khanza sudah memiliki kekasih. Khanza meminta Yanuar untuk datang menikahinya, tetapi Yanuar tidak bisa datang.
Terjebak dalam keadaan yang tak pernah ia bayangkan, Khanza harus menerima kenyataan bahwa bos yang sering membuatnya kesal kini resmi menjadi suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Matahari sudah bersinar terang dan mereka berdua masih tertidur pulas.

Suara alarm berdering dan Khanza membuka matanya.

Khanza menatap wajah suaminya yang masih tertidur pulas.

"Ternyata suamiku tampan juga," ucap Khanza sambil tangannya yang bermain di hidung Reza.

Reza membuka matanya dan menggenggam tangan istrinya.

"Sayang, selamat pagi." sapa Reza.

Khanza langsung salah tingkah ketika melihat suaminya yang sudah bangun dan menggenggam tangannya.

"Khanza Az-Zahra, istriku yang paling cantik sedunia. Kenapa kamu sangat cantik sekali, sayang?"

"Masih pagi, sudah ngegombal. Kalau dirumah suka ngegombal, tapi kalau dikantor galaknya bukan main."

Reza tertawa kecil, suaranya masih serak karena baru bangun tidur.

“Ya harus beda, dong. Kalau di kantor aku jadi CEO yang tegas. Tapi kalau di rumah, aku cuma suami yang cinta mati sama istri," ucap Reza sambil menarik pinggang istrinya.

“Mas, jangan gombal terus, nanti aku beneran baper.”

Reza menatap istrinya dalam-dalam, matanya hangat tapi juga nakal.

“Memang itu tujuanku, biar kamu makin jatuh cinta sama aku setiap hari dan kamu bisa melupakan Yanuar." ucap Reza yang kemudian bangkit dari tempat tidurnya.

Khanza yang mendengarnya segera bangkit dari tempat tidur.

Ia langsung memeluk punggung suaminya dari belakang.

"Mas Reza, mau kemana?" tanya Khanza dengan suara yang bergetar.

"Sayang, aku mau ke dapur dan memasak sarapan untuk kita." jawab Reza sambil membalikkan tubuhnya.

Reza mengajak Khanza ke dapur dan memintanya untuk duduk di kursi makan.

"Bukankah kamu ingin nasi goreng buatanku?" tanya Reza

Khanza menatap Reza yang sudah memakai apron sederhana, tampak begitu berbeda dari sosok CEO dingin yang biasanya ia kenal.

"Iya Mas, tapi nasi gorengnya harus persis dengan nasi goreng yang mas makan sebelum kita bertengkar." jawab Khanza.

Khanza masih ingat bagaimana beberapa hari yang lalu Reza marah dan membanting piring.

Reza menghampiri Khanza dan meminta maaf soal malam itu.

"Isssh, semua sudah berlalu dan ayo Mas Reza lekas buat sarapan."

Reza membuka kulkas dan mengambilnya bahan-bahan disana.

"Mas Reza, dulu ikut kursus masak?" tanya Khanza.

"Nggak Za. Mas dari dulu sudah mandiri dan tidak mau bergantung sama orang lain." jawab Reza.

Reza mulai mengiris bawang dan cabai, gerakannya rapi meski sederhana.

Sesekali ia melirik istrinya yang duduk sambil menopang dagu, memperhatikannya dengan tatapan penuh rasa penasaran.

“Kenapa kamu lihat aku terus, Za? Jatuh cinta lagi, ya?” goda Reza sambil tersenyum tipis.

Khanza buru-buru mengalihkan pandangan, pipinya memerah.

“A-aku cuma penasaran, Mas. CEO besar kok lihai banget ngulek bumbu.”

Reza terkekeh kecil, lalu mulai menyalakan kompor.

“Za, jangan salah. Kalau nggak bisa masak, aku nggak bisa bertahan hidup sendirian dulu. Dan sekarang aku senang bisa masak buat kamu.”

Reza mulai menumis bumbu dan memasukkannya bahan yang lainnya.

Aroma bawang goreng dan kecap manis mulai memenuhi dapur.

Khanza menutup hidungnya sambil tersenyum lebar.

“Waaah, harumnya bikin perut aku keroncongan.” ucap Khanza.

"Sabar ya, sayang. Sebentar lagi matang." ucap Reza.

Reza mengambil piring dan menaruh Nasi gorengnya yang kemudian ia beri bawang merah goreng, kerupuk dan acar.

"Taraaa... Nasi goreng buatan Reza sudah jadi,"

Reza meletakkan piring nasi goreng di hadapan Khanza dengan gaya ala chef profesional.

Khanza mengambil sendok dan mulai mencicipi masakan suaminya.

"Hmmm.... Enak sekali ini, Mas." ucap Khanza sambil menggelengkan kepalanya sangking enaknya.

Reza tersenyum puas melihat istrinya makan dengan lahap.

“Kalau enak, berarti aku lulus ujian jadi suami idaman, ya?” godanya sambil menyuapkan kerupuk ke mulut Khanza.

“Mas, CEO ganteng, pintar masak, rajin gombal dan perempuan mana yang nggak klepek-klepek sama kamu, Mas? Dan kenapa malah milih jatuh cinta sama aku yang dari desa?"

Reza tertawa pelan mendengar pujian Khanza, lalu menatap istrinya dengan mata yang lembut.

“Kamu pikir aku pilih kamu karena kamu dari desa? Bukan itu, Za. Aku pilih kamu karena kamu nyata. Kamu nggak sok, nggak mau pamer, dan punya hati yang tulus. Di antara semua orang yang pernah aku temui, justru kamu yang paling jujur. Itu yang buat aku ingin dekat,” jawab Reza

"Jujur apanya, Mas? Aku malah meminta kamu untuk merahasiakan pernikahan kita." ucap Khanza.

Reza meletakkan sendoknya dan kembali menatap wajah Khanza.

"Sekarang, Za. Apakan kamu sudah siap jika aku mengumumkan bahwa kamu istriku? Aku ingin semua orang dikantor tahu, kalau kamu sekarang istriku."

"A-aku sudah siap, Mas." jawab Khanza.

Reza memeluk tubuh istrinya dan mengucapkan terima kasih.

Setelah selesai sarapan mereka lekas mandi bersama-sama.

Usai mandi, Khanza keluar dari kamar dengan rambut yang masih sedikit basah.

Ia mengenakan blazer berwarna pastel yang membuat wajahnya semakin berseri.

Reza yang sudah lebih dulu siap dengan kemeja kerjanya.

"Za, kamu cantik sekali. Aku jadi malas pergi ke kantor." ucap Reza.

Khanza menoleh, wajahnya sedikit memerah karena digoda suaminya lagi.

“Mas jangan mulai lagi. Kalau malas ke kantor, nanti karyawan protes.”

Reza berjalan mendekat, merapikan kerah blazer istrinya dengan jemari lembut.

"Pulang kerja nanti, kita ke bandung yuk. Aku ingin bulan madu sama kamu." ucap Reza.

"Ke Bandung, Mas?"

"Iya sayang. Apa kamu nggak mau bulan madu sama suamimu ini?"

Khanza menatap wajah suaminya yang serius, tapi matanya penuh harapan.

“Iya Mas, aku mau. Tapi jangan mendadak begini, nanti gimana kerjaan Mas di kantor?”

Reza tersenyum kecil, jemarinya masih membelai lembut kerah blazer Khanza.

“Kerjaan kantor nggak ada habisnya, Za. Tapi waktu sama kamu, aku nggak mau sia-siakan. Kita butuh waktu berdua, tanpa gangguan siapa pun.”

Reza mencium bibir istrinya dan setelah itu mengajaknya berangkat ke kantor.

Disepanjang perjalanan mereka berdua saling bercanda.

"Mas, kita ke bandung tapi lupa bawa pakaian ganti."

Reza tersenyum tipis dan mengatakan kalau sudah menyiapkan semuanya.

"Oh, jadi sudah direncanakan toh?"

"Iya, sayangku Khanza Az-Zahra."

Reza melirik sekilas sambil menyetir, bibirnya terangkat nakal.

“Kalau aku bilang dari awal, kamu pasti banyak alasan. Jadi lebih baik aku culik istriku sendiri untuk bulan madu.”

“Culik, ya? Enak aja,” balas Khanza dengan pipinya yang merona merah.

Mobil melaju mulus di jalan tol, langit biru cerah menemani perjalanan mereka.

Tak berselang lama mereka telah sampai di kantor.

Reza menghentikan mobilnya dan mengajak istrinya untuk turun.

Banyak sekali orang yang terkejut ketika melihat Reza menggandeng tangan istrinya.

"Pak Joni, tolong kumpulkan semua karyawan ke aula." pinta Reza.

Pak Joni sekaligus manager di perusahaannya Reza, langsung menganggukkan kepalanya.

1
Dwi Estuning
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!