Menjadi seorang Duda tunanetra serta memiliki seorang putri, dalam waktu dekat, bukan lah hal yang mudah untuk Jade jalani.
Berulang kali ia mencoba mengakhiri hidupnya, namun putri kecil nya selalu saja menggagalkan niat nya tersebut.
Sampai suatu saat ia bertemu dengan seorang gadis bernama Sarah, kehidupan nya menjadi berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ENMom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Setelah Alan tidak mendapati Sarah di kantornya, Alan memutuskan untuk pergi ke apartemen milik Sarah. Walau pun ia tidak mengetahui unit berapa Sarah tinggal.
Sesampai di apartemen Sarah, Alan mencoba bertanya pada petugas keamanan apartemen, namun mereka tidak bisa memberi tahu kan dimana Sarah tinggal untuk alasan keamanan.
1 jam Alan menunggu di parkiran luar apartemen Sarah, ia masih mencari cara untuk mengetahui di unit berapa Sarah tinggal.
Ditengah kebingungan Alan, tiba-tiba ada seorang pria menghampiri dan menegurnya.
" Alan?"
Alan mengeryitkan dahi nya. Ia melihat pria tersebut namun tidak mengenali nya.
" kamu beneran Alan? Penampilan mu sangat berbeda sekarang, mata mu pun kini sudah bisa melihat"
Alan semakin bingung dengan pria tersebut, ia mencoba mengingat nya namun ia benar-benar tidak mengenal nya.
" aku Nio, sepupu nya Sarah, aku pernah ke rumahmu bersama Sarah waktu kami menginap di desa" Nio memperkenalkan dirinya.
Alan pun langsung mengingat nya. Pria di hadapan nya ini, yang dulu nya ia kira adalah calon suami Sarah.
" kamu ngapain disini? Nunggu Sarah?" tanya Nio.
"hhmm, begini... Saya tidak tau Sarah kenapa, ia tiba-tiba pergi dan sekarang ia memblokir nomor ku, aku tidak bisa menghubungi nya sekarang"
"hahaha... Anak itu masih belum berubah, apa kamu telah melakukan kesalahan pada nya?"
Alan menggelengkan kepala nya.
" tapi seperti nya tidak mungkin ia melakukan itu, jika terjadi sesuatu"
Alan mencoba mengingat nya, terakhir ia menelpon Sarah tampak baik-baik saja. Tidak ada yang aneh dengan ucapan Sarah, justru Sarah terdengar manja oleh Alan.
Nio menghela nafas.
" ayo ikut masuk dengan ku " ajak Nio
" kebetulan kami tinggal di apartemen yang sama, hanya beda unit saja"
Alan pun mengikuti Nio. Dalam perjalanan nya menuju rumah Sarah, Nio bercerita sedikit tentang Sarah.
" Sarah kini hidup sendiri, mama ku selalu mengajak nya datang ke rumah orang tua ku jika ia butuh sesuatu, orang tuaku sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri, dan kebetulan rumah orang tua ku letak nya hanya bersebelahan dengan rumah nya"
Alan mendengarkan Nio bercerita.
" ia sedikit keras kepala tapi sebenar nya ia memiliki hati yang lembut dan polos, apalagi kalau jatuh cinta. Lebih tepat dia bego, hahaha... Ia Baru sekali berpacaran dengan seorang bajingan, Sarah tidak menyadari jika ia sudah di manfaatkan oleh bajingan itu. sangking cinta dan setia nya Sarah sama bajingan itu, keuangan nya Sarah habis tidak tersisa untuk membiayai bajingan itu berjudi"
Hati Alan emosi dengan bajingan yang diceritakan oleh Nio. Rasa nya ia ingin memukul bajingan tersebut jika mengetahui yang mana orangnya.
" sampai di satu titik, aku memukul bajingan itu dihadapan Sarah. Karena ia ketahuan oleh ku, membeli seorang wanita untuk ditiduri oleh nya dengan menggunakan uang Sarah"
Mata Alan membulat, ia pun mengepalkan tangan nya. Ia benar-benar emosi mendengar cerita Nio.
" tapi itu sudah berlalu, Sarah sempat memiliki sedikit trauma berhubungan dengan seorang pria, ia lebih memilih bersikap dingin dengan beberapa pria yang mencoba mendekatinya. Sampai ia bertemu kamu di desa. Aku sudah mulai melihat dari matanya saat ia menceritakan kamu dan Lila. Tapi mungkin saat itu, Sarah masih belum menyadari perasaan nya ke kamu "
Nio menghentikan langkah nya di depan pintu. jempol Nio menunjuk pintu tersebut.
" aku tidak mengetahui perasaan mu pada nya, tapi jika kamu hanya ingin mempermainkan perasaan nya, lebih baik kamu pergi dari kehidupan nya. Karena aku tidak akan tinggal diam jika ada yang menyakiti nya " ucap Nio menepuk pundak Alan sembari tersenyum dan meninggalkan nya didepan apartemen Sarah.
Alan menekan bel apartemen milik sarah. Tak butuh waktu lama, Sarah pun membuka nya. Ia terkejut melihat Alan sudah berdiri dihadapan nya. Sarah mencoba menutup kembali pintu apartemen nya, namun tangan Alan menahan pintu tersebut untuk menutup nya.
Sarah menghela nafas kesal. Ia pun menyerah dan membiarkan kan Alan masuk kedalam apartemen nya. Alan melihat isi rumah Sarah yang terlihat mahal. Sarah sebenarnya tidak tinggal di apartemen elit dan mahal, walaupun ia bisa membeli nya saat ini, namun Sarah tidak ingin pindah dari apartemen tersebut karena, apartemen tersebut memiliki kenangan bersama mama nya.
Mata Alan terus takjub melihat desain interior apartemen Sarah, semua tertata rapih, suasana nya sangat nyaman dan hangat.
" mau apa ke sini?" tanya Sarah ketus.
Alan menghadap Sarah. Ia masih nampak bingung dengan sikap Sarah.
" kamu ngga mau nyuruh aku duduk dulu?" tanya Alan
"ngga perlu!"
Alan menghela nafas dan mencoba memegang tangan Sarah. Namun Sarah menepis nya.
" ngga usah pegang-pegang" lagi-lagi Sarah ketus. Alan justru tertawa kecil melihat Sarah seperti itu, wajah nya yang cantik berubah menjadi lucu, ia seperti Lila kalau sedang marah.
Alan menghela nafas nya kembali
" kamu ini kenapa? Tiba-tiba pergi, nomor handphone aku, kamu blokir, sebenarnya ada apa?" Alan mencolek gemas hidung Sarah.
" iihh, aku bilang ngga usah pegang-pegang " ucap Sarah mengusap hidung nya yang habis disentuh Alan.
Alan melangkah mendekat pada Sarah, ia pun menatap dalam Sarah. Dan tatapan tersebut berhasil membuat Sarah salah tingkah.
Sarah mendorong Alan " ish ngga usah dekat-dekat dan ngga usah lihat-lihat kaya gitu!"
Alan mengeryitkan dahi nya, ia masih belum menemukan penyebab sikap Sarah saat ini. Alan masih menatap Sarah.
" apa kamu menatap Selly seperti itu juga ketika ia menggunakan pakaian sexy?!" Sarah bertanya sewot pada Alan.
Alan membulatkan mata nya, akhirnya ia mengetahui penyebab sikap marah nya Sarah hari ini. Ia menahan tawa, tangan nya menarik pinggang Sarah agar lebih mendekat pada nya. Sarah sempat menolaknya namun tangan Alan lebih kuat dari pada tepisan tangan Sarah, sehingga pada akhirnya Sarah pun menyerah. Alan menyolek hidung Sarah lagi, ia merasa gemas dengan Sarah
" jangan pernah berspekulasi sendiri!" ucap pelan Alan. Sarah masih tidak bergeming, pandangan nya pun masih sinis mengarah luar jendela.
" bersiap lah, ibu mengundang mu untuk makan malam bersama"
Sarah masih diam, ia tidak memberi reaksi apa-apa. Untuk ke sekian kali nya Alan menghela nafas.
" apa yang kamu dengar dari mereka?"
Sarah masih tidak mau membuka suara nya.
" Selly tadi pingsan didepan ku, jadi aku reflek mengangkat dan membawa nya ke ruang medis, aku hanya kasihan,karena dia tinggal sendirian, orang tuanya berada di desa"
" awal nya sih kasihan, nanti lama-lama jatuh cinta " Sarah kembali ketus.
Melihat hal ini, Alan merasa gemas, Sarah terlihat lucu ketika marah dan cemburu. Ia pun mengecup bibir Sarah yang sedari tadi sedikit maju karena marah.
"ih apasih! Aku masih marah ya, ngga usah cium-cium" sarah memukul dada Alan.
"terus gimana cara nya supaya kamu ngga marah lagi?"
Sarah diam, tidak menjawab.
" beneran Sarah aku ngga punya perasaan apa-apa sama dia, aku minta maaf, aku janji ngga gitu lagi "
Bersambung .....