NovelToon NovelToon
KINASIH (Babak Pertama)

KINASIH (Babak Pertama)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Persahabatan / Dunia Hybrid
Popularitas:460
Nilai: 5
Nama Author: Rona Aksara

Perlu waktu lama untuknya menyadari semua hal-hal yang terjadi dalam hidupnya.
suka, duka, mistis, magis, dan diluar nalar terjadi pada tubuh kecilnya.
ini bukan tentang perjalanan yang biasa, inilah petualangan fantastis seorang anak berusia 12 tahun, ya dia KINASIH.

Pernah kepikiran engga kalau kalian tiba-tiba diseret masuk ke dunia fantasi?
kalau belum, mari ikuti petualangan kinasih dan rasakan keseruan-keseruan di dunia fantasi.

SELAMAT MEMBACA..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12: Kami menyayangimu, Kinasih.

Suara cicitan burung menghiasi pagi yang indah di desa orchidia. Kesedihan masih menyelimuti meski telah berganti hari. Namun, para peri beserta ketiga kurcaci memilih membangun dan membenahi kembali desa yang telah hancur, daripada hanya bersedih hingga berlarut-larut.

Kinasih bangun lebih awal. Semalam dia dan kedua peri kembar tidur di bawah puing-puing rumah para peri yang tersisa. Pagi ini, Dia berniat membantu para kurcaci yang sedang membangun rumah para peri. Namun para kurcaci menolaknya.

"Tidak usah, asih. Biarkan kami yang melakukannya." Oliver menolak.

"Benar apa yang dikatakan oliver, asih. Biarkan kami menebus kesalahan kami selama ini terhadap tuan ratu dan para peri." ucap ayah oliver sambil tersenyum. Senyum yang menyembunyikan kesedihan tidak mampu ditutupi dengan apapun. Raut sedih masih tergambar jelas di wajah ketiga kurcaci tersebut.

Kinasih hanya mengangguk. Menuruti apa yang dikatakan ketiga kurcaci. Alhasil dia hanya melihat-lihat saja. Tidak membantu.

"tralala... Aku ingin berbicara sebentar denganmu." ajak peri lala kepada kinasih.

"baiklah. Apa yang ingin kau bicarakan?."

"tralala... Apakah kamu selamanya akan tinggal di desa ini?" Mata peri lala berkaca-kaca.

"tidak peri lala." Kinasih menggeleng.

"Kata mbah inah, aku bisa kembali ke duniaku, asalkan aku telah selesai menyelesaikan sebuah konflik di sebuah tempat di dalam dunia fantasi ini."

"tralala... Konflik di desa ini telah usai, asih. Viola telah pergi dari desa ini."

"Viola? Penyihir jahat itu?." Kinasih mengernyitkan dahi.

Peri lala mengangguk. "tralala... Lalu mengapa kamu tidak kembali ke duniamu?."

Kinasih menggeleng dan mengangkat kedua bahunya. "aku tidak tahu, peri lala."

Selang beberapa menit setelah percakapan kinasih dan peri lala. Tiba-tiba langit menjadi gelap. Petir mulai saling berbenturan. Membuat gemuruh di angkasa. Para peri beterbangan tanpa arah. Mereka takut jika badai tiba.

Mereka sadar bahwa belum ada satupun rumah mereka yang sudah terbangun sempurna. Hanya tersisa satu bangunan yang masih kokoh, yaitu bangunan berbentuk kubah, tempat ratu reyna tinggal. Para peri berbondong-bondong terbang menuju bangunan tersebut. Lalu disusul ketiga kurcaci yang juga ingin berlindung di bangunan tersebut.

Kinasih dan peri lala segera ikut bergabung dengan yang lainnya. Namun badai tak segera datang. Melainkan sebuah lubang dengan pusaran yang sangat kencang terbentuk diatas langit desa orchidia.

"trilili... Mengapa badai tak segera datang?."

"biar aku yang mencoba melihat apa yang sedang terjadi diluar." ucap oliver.

Oliver segera bergegas keluar dari dalam bangunan. Alangkah terkejutnya dia saat melihat pusaran yang sangat besar diatas langit.

"INI BUKAN BADAI!! LIHATLAH, ADA PUSARAN DIATAS LANGIT." teriak oliver.

Kinasih yang mengetahui jika dahulu dia jatuh dari sebuah lubang pusaran dari langit segera berlari keluar.

"Kalian semua jangan khawatir. Pusaran itu datang menjemputku."

Semua peri terdiam. Peri lala dan lili segera terbang menghampiri kinasih.

"tralala... Sebelum kau pergi, aku ingin berpesan kepadamu. Jangan lupakan kami dan kembalilah suatu hari nanti. Kami akan senang hati menerimamu kembali, Asih."

"trilili... Benar. Kau sangat berharga bagi kami. Kau sudah kami anggap keluarga kami sendiri. Jaga diri baik-baik, asih. Kami semua menyayangimu."

Kedua peri itu menangis di hadapan kinasih. Kinasih lalu tersenyum.

"iya, suatu saat aku akan kembali ke desa ini. Aku pergi dulu, ya. Kalian jaga diri baik-baik. Rawatlah ratu reyna seperti saat dia memimpin kalian. Juga bunga matahari di sekitarnya, agar ratu reyna terlihat indah disana."

Kinasih lalu memeluk para peri. Lalu ketiga kurcaci. Dan sebelum beranjak pergi dia sempatkan memeluk erat peri lili dan lala. Yang telah membantunya di awal perjalanan yang akan sangat panjang ini.

WUSHHH...

Dengan cepat sebuah angin kencang menerbangkan tubuh kecil kinasih keatas langit. Tubuh kecil itu perlahan menghilang di dalam pusaran. Para peri dan ketiga kurcaci melambaikan tangan sambil berkaca-kaca. Kini sempurna sudah tubuh kecil itu ditelan oleh pusaran dan tak terlihat lagi. Dan kesedihan kedua telah sempurna juga menyelimuti desa orchidia.

......Bersambung......

1
Oscar François de Jarjayes
Sudut pandang baru
Rona Aksara: engga, itu cuma adegan pembuka aja, sudut pandangnya masih kinasih kok
total 1 replies
Dâu tây
Ceritanya bikin merinding, ga bisa lepas ya!
Rona Aksara: merinding sebadan badan ga kak? /Chuckle/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!