kembali hilang setelah peperangan usai namun ketidakadilan senantiasa datang untuk merobohkan kedamaian
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon krist junior., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Langit di atas Akademi Rune Arkanis masih kelabu saat para murid berkumpul di pelataran pelatihan bagian timur. Instruktur Alvar, dengan rambut peraknya yang diikat ke belakang dan jubah panjang berlapis rune biru, berdiri di hadapan mereka. Sorot matanya tajam menelisik satu per satu.
“Hari ini, kalian akan menghadapi ujian misi perburuan monster dalam hutan bagian barat. Kalian akan bekerja dalam tim seperti biasa. Semua hasil akan dievaluasi berdasarkan laporan tim dan pengamatan instruktur.”
Beberapa murid tampak lega, beberapa lainnya waspada. Tapi di antara kerumunan itu, Kiwang berdiri diam. Di dalam dirinya, suara mekanis menggema perlahan.
[Quest Dimulai: Perburuan Level Naik]
Kiwang menoleh ke Lia dan Toren. Mereka terlihat biasa saja. Sistem itu memang hanya muncul dalam pikirannya. Rahasia yang ia simpan sendiri.
Toren mengangkat bahu. “Semoga kita nggak dikasih monster kelas A kayak minggu lalu.”
Lia tersenyum ringan. “Kalau kamu gagal, Ki, aku akan mencatatnya dengan rinci untuk nanti aku olok-olok.”
Kiwang menahan senyum. “Siap.”
Hutan barat tampak lebih kelam dari biasanya. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan pinus, dan suara burung hantu terdengar ganjil untuk pagi hari. Kiwang berjalan di depan, matanya menyapu sekeliling, tangan kanannya telah menyiapkan Spiral Trigger.
“Target pertama, monster kelas D: Stoneback Boar,” ucap Lia sambil membaca dari kristal pencatat akademi.
Suara gemuruh datang dari semak kanan, dan seekor babi hutan berlapis batu muncul, berlari ke arah mereka dengan teriakan parau.
“Serahkan padaku,” kata Kiwang, maju cepat.
Kakinya menjejak tanah, gerakannya seperti tumpuan angin. Ia mengayunkan tangan membentuk simbol spiral, dan Flame Hook muncul di udara.
Serangan pertama meleset.
Boar itu lincah, tapi bukan tandingan kecepatan reaksi Kiwang. Dengan tangan kiri ia menciptakan pecahan api kecil dan melemparkannya ke sisi kanan sang boar, memancing gerakan lawan.
Begitu kepala sang boar berbelok, Kiwang melompat dan menghantamkan telapak tangan berisi Spiral Trigger ke punggungnya.
Boom!
Semburan energi spiral meretakkan pelindung batu di tubuh boar. Monster itu mengerang, terjatuh, dan tubuhnya lenyap menjadi cahaya.
[EXP +240]
[Level 10 → 10.25]
Sistem menyala dalam benaknya, tanpa satu pun orang lain menyadarinya. Lia dan Toren hanya mencatat hasil dan menjaga jarak.
“Efisien,” gumam Lia. “Tapi masih terlalu boros energi.”
“Dia belum gunakan kombinasi rune,” ujar Toren. “Kalau lawannya naik kelas, dia harus lebih kreatif.”
Mereka bergerak lebih dalam ke hutan. Lawan berikutnya adalah duo monster kelas C: Root Serpent—ular akar hidup yang menyelinap di bawah tanah.
Kali ini Kiwang menunggu.
“Ular menyerang saat kita melangkah di area lembab. Biar aku memancingnya,” kata Lia.
Ia menapak pelan, lalu berhenti.
Tiba-tiba, tanah di bawahnya meledak. Seekor ular akar menjulur ke atas. Namun sebelum sempat menggigit, Kiwang telah menerjang dari samping dengan api yang melingkar di kedua tangan.
“Twin Cinders!”
Kobaran api membentuk spiral menyatu menghantam kepala ular. Kulit kayunya terbakar. Tapi seekor lagi muncul dari belakang dan melilit kaki Kiwang.
“Ki, kanan bawah!” teriak Toren.
Kiwang menunduk, memutar tubuh sambil mengayunkan Flame Hook ke belakang. Ular kedua terlempar dan terbakar di udara.
[EXP +460]
[Level 10.25 → 10.80]
“Nice,” kata Lia sambil mengelap pelipisnya. “Kamu mulai terbiasa.”
“Energi Spiral lebih responsif saat aku mengkombinasikannya dengan arah serangan. Gerakan tangan sangat menentukan,” jawab Kiwang, sambil menata napas.
Pertempuran terakhir di ujian ini adalah melawan seekor Howlbeast kelas B, sejenis serigala bersayap kecil dengan cakaran tajam dan kecepatan luar biasa.
Monster itu muncul tiba-tiba, menyerang Toren lebih dulu. Lia mengaktifkan rune anginnya untuk menciptakan pelindung sementara.
Kiwang menggeram dan berlari ke depan.
Howlbeast itu melompat, menerjang udara. Dalam gerakan lambat, mata Kiwang membaca arah terbangnya. Ia merunduk dan menggesekkan telapak tangan ke tanah, menciptakan Spiral Burst dari bawah.
Energi melonjak ke atas.
Howlbeast terkena gelombang dan berputar di udara. Namun ia menstabilkan tubuh dan berbalik menyerang dari belakang.
Kiwang memutar tubuh dengan lutut menekuk, lalu melompat dengan Flame Spin yang menciptakan semburan api vertikal.
Serigala itu terbakar sebagian, meraung dan mencoba kabur, tapi Kiwang meluncurkan Spiral Javelin—serangan baru hasil modifikasi rune spiral menjadi bentuk tombak.
Zzzuuuttt!
Tombak spiral menembus dada monster.
[EXP +720]
[Level 10.80 → 11.50]
Ia jatuh ke lutut. Napasnya terengah.
Toren menepuk pundaknya. “Gokil, kamu naik satu setengah level dalam sehari.”
Lia mengangguk. “Tapi jangan lengah. Kita nggak tahu kapan akan diuji lebih keras.”
Alvar muncul dari balik pohon.
“Bagus. Kalian lulus ujian perburuan hari ini. Hasil evaluasi akan diumumkan besok.”
Kiwang mengangguk. Matanya tak lagi cemas seperti dulu. Ada keyakinan, meski masih samar, bahwa jalan ini memang untuknya. Dalam dirinya, sistem kembali bersinar.
Status: Level 11.5
Rune Aktif: Spiral, Flame Hook, Twin Cinders, Spiral Javelin
Tim: Kiwang, Lia, Toren
