NovelToon NovelToon
Cassanova - Dendam Gadis Buta

Cassanova - Dendam Gadis Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Dendam Kesumat
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Wida_Ast Jcy

Casanova seorang gadis cantik. Namun sayang sekali dengan parasnya yang cantik ia memiliki kekurangan. Kedua matanya buta. Meski ia buta ia merupakan kembang desa. Karena kecantikannya yang luar biasa. Walaupun ia buta ia memiliki kepandaian mengaji. Dan ia pun memiliki cita cita ingin menjadi seorang Ustadzah. Namun sayang...cita cita itu hanya sebatas mimpi dimana malam itu semuanya telah menjadi neraka. Saat hujan turun lebat, Casanova pulang dari masjid dan ditengah perjalanan ia dihadang beberapa pemuda. Dan hujan menjadi saksi. Ia diperkosa secara bergantian setelah itu ia dicampakan layaknya binatang. Karena Casanova buta para pemuda ini berfikir ia tidak akan bisa mengenali maka mereka membiarkan ia hidup. Namun disinilah awal dendam itu dimulai. Karena sifat bejad mereka, mereka telah membangkitkan sesuatu yang telah lama hilang didesa itu.

"Mata dibayar mata. Nyawa dibayar nyawa. Karena kalian keluarga ku mati. Maka keluarga kalian juga harus mati.

Yuk...ikuti kisahnya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida_Ast Jcy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 TEKAD BU RAHMI

Dalam pikiran nya yang kacau Bu Rahmi harus mencari cara untuk keadilan putri nya Casanova.

"Besok pagi, kita pergi ke rumah Pak Kades. Kita laporkan mereka ya, Nak. " ucap nya lagi dengan lirih.

"Semoga Pak Kades bisa membantu dan membawa para bajingan itu ke jalur hukum dan menghukum mereka dengan yang setimpal," ujar Bu Rahmi lagi dengan tegas, ia berusaha untuk menanamkan harapan dan keyakinan di hati putrinya yang sedang rapuh.

"Ibu akan lakukan segalanya, Nak. Apapun itu. " tambahnya lagi.

"Tapi satu hal… jangan pernah sekali pun terpikir untuk bersekutu dengan makhluk terkutuk itu. Jangan mengulang kesalahan masa lalu leluhur kita ya, nak. " ucapnya lagi menasehati.

"Iblis hanya akan menyesatkan dan menghancurkan mu,Nak. " tambahnya lagi.

"Kamu anak baik, Casanova. Cah Ayu Ibu… percayalah. Ibu akan temukan keadilan untukmu. Demi Allah, Ibu akan perjuangkan itu, Nak. Ibu janji!" ucap Bu Rahmi lagi dengan pilu.

Casanova hanya mengangguk mendengar ucapan dan nasehat dari sang ibu. Malam pun semakin larut. Namun mata Bu Rahmi tak juga mampu terpejam.

Setelah memastikan Casanova tertidur dengan nafas yang berat dan mata yang bengkak, ia bangkit perlahan dan melangkah keluar kamar dan duduk seorang diri di dekat jendela yang menghadap ke halaman depan.

Udara malam yang dingin menyusup ke dalam rumah, memaksanya untuk merapatkan selendang ke bahu. Di tengah gelapnya malam, pikirannya melayang jauh, diliputi kecemasan dan amarah yang tak kunjung reda.

Sudah terlalu lama ia diam. Terlalu lama menahan tangis dan dendam yang membara di dada. Tapi kini, ia sadar diam tidak akan memperbaiki keadaan.

Masyarakat mungkin tak akan mudah berubah, namun ia tak sanggup membiarkan putrinya terus terpuruk dalam stigma dan tuduhan yang menyakitkan. Casanova berhak atas keadilan. Tak hanya di mata hukum, tapi juga dari masyarakat yang harus berhenti menyebar fitnah tanpa dasar.

Bu Rahmi terdiam sejenak, bertanya-tanya dalam hati dari mana semua gosip keji itu bermula? Siapa yang begitu kejam menyebarkan kabar palsu bahwa putrinya rela melakukan semua itu? Padahal Casanova adalah korban, bukan pelaku. Kenapa justru warga menuduhnya seolah ia melakukan perbuatan hina itu atas dasar suka sama suka?

Tarikan napas panjang terdengar dari Bu Rahmi. Ia mencoba meredam amarah yang mendidih dalam diam. Tapi tidak untuk lama. Besok, ia akan bertindak. Ia akan menemui kepala desa. Ia akan mencari bantuan dari siapa pun yang bersedia mendengar dari tokoh agama, dari orang-orang yang mengerti penderitaan korban kekerasan, atau dari komunitas yang peduli.

Ia tak peduli seberapa berat rintangannya. Casanova layak mendapatkan keadilan, dan sebagai seorang ibu, ia akan memperjuangkan itu sekuat tenaga.Tangannya bergetar saat menengadah ke langit malam.

"Ya Allah, bantulah hamba. Lindungilah kami. Jangan biarkan godaan iblis menyeret putriku yang sedang rapuh. Tunjukkan jalan Mu, ya Allah... Jangan biarkan kegelapan menelan harapan kami..." ucapnya dalam doa.

Pagi itu, cahaya mentari baru menyelinap dari balik pepohonan, menghangatkan halaman kecil di depan rumah. Di dapur, Bu Rahmi sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk Kayano dan Casanova. Namun pikirannya masih dipenuhi oleh kecamuk semalam, bayangan ketakutan dan kegelisahan yang belum mau pergi dari benaknya.

Kayano duduk di meja makan dengan tatapan tajam penuh tanya. Ia memperhatikan gerak-gerik ibunya yang tampak berbeda pagi itu, gerak tangannya lebih lambat, wajahnya murung.

"Ibu, kenapa? Ada apa, Bu?" tanya nya, dengan nada suaranya mengandung kekhawatiran.

Bu Rahmi terdiam sejenak. Matanya menatap lembut ke arah anak bungsunya. Ia tahu, Kayano pun menanggung luka. Selama ini, bocah itu memendam segala amarah dan kekecewaan dalam diam. Tapi kini, Bu Rahmi mulai bisa merasakan, di balik diamnya itu ada bara kebencian yang mulai menyala di dalam hatinya.

"Ibu mau ke rumah Pak Kepala Desa hari ini. Bisa kamu jaga Mbak-mu sebentar ?" tanyanya pelan, namun tegas.

Kayano mengangguk mantap. "Tentu, Bu. Aku pasti akan jaga Mbak Nova. Aku bisa izin untuk tidak masuk hari ini. Mbak Nova lebih penting. Aku janji akan jagain dia baik-baik,Bu." katanya, disertai senyum lembut yang dibalas Bu Rahmi dengan belaian di pundaknya.

Sementara itu, Casanova hanya diam. Ia duduk di kursi makan seperti bayangan dirinya sendiri. Makanan yang disiapkan ibunya ia suap perlahan, tapi tak satu pun rasa mampir di lidahnya.

Wajahnya kini pucat pasi, matanya sayu, tubuhnya terlihat lemah dan tak bersemangat. Ia makan hanya karena disuruh. Jiwanya seolah sudah mati rasa. Dunia tak lagi bermakna baginya.

Setelah memastikan sarapan selesai dan Casanova dibantu masuk ke kamar, Bu Rahmi cepat-cepat bersiap. Ia melangkah dengan tekad menuju rumah Pak Ustadz Zaenal, guru ngaji Casanova, berharap ada jawaban, harapan, atau bahkan pertolongan dari sana.

Bu Rahmi melangkah cepat menuju rumah Pak Ustadz Zaenal dengan maksud meminta bantuannya untuk menemani menghadap kepala desa. Ia berharap Pak Ustadz bisa menjadi penengah dan memberikan kekuatan dalam menghadapi ketidak adilan yang mereka alami.

Namun sayangnya, rumah Pak Ustadz kosong. Seorang tetangga mengatakan bahwa beliau belum pulang dari rumah ibunya di kampung sebelah. Bu Rahmi hanya bisa menghela napas kecewa.

Ternyata, Pak Ustadz belum mengetahui apa pun tentang kejadian yang menimpa Casanova. Wajar saja jika beliau belum datang menjenguk. Rupanya masih berada di luar kampung.

Tanpa membuang waktu, Bu Rahmi segera melanjutkan langkah menuju rumah kepala desa. Meski harus menghadapi semuanya sendirian, ia tak peduli. Sebelumnya, ia sudah mencoba meminta bantuan pada Pak RT, yang juga tetangganya sendiri dan masih ada hubungan keluarga.

Tapi, pagi tadi, saat ia menyampaikan laporannya, kepada Pak Rt. Pak Rt malah mencibir dengan wajah sinis. Ia menolak terlibat karena menurutnya perkara itu tak memiliki bukti yang jelas.

Lebih menyakitkan lagi, istrinya Pak rt, Bu Yeni, justru menambahkan luka. Dengan mulut tajam dan tanpa empati, ia menyiratkan bahwa mungkin saja Casanova bukan korban pemerkosaan, melainkan hanya perempuan nakal yang mencari perhatian.

Kata-kata keji itu menampar batin Bu Rahmi, membuatnya terguncang dan menahan amarah yang membara dalam dada. Bu Rahmi menggenggam kain jariknya erat-erat, mencoba menahan emosi.

Ia tak ingin membuat keributan di pagi hari, tak ingin mempermalukan diri di depan orang-orang yang tak mengerti. Maka ia memutuskan untuk mencari bantuan lain, kepada orang-orang yang mungkin masih memiliki nurani.

Ia bertanya-tanya dalam hati, kenapa warga bisa memilih Pak Adi sebagai RT? Apa karena rumahnya yang besar dan mewah dibandingkan rumah-rumah lain? Atau karena dia juragan beras yang disegani? Apakah kekuasaan dan harta lebih berbicara dibandingkan kepedulian dan keadilan.

BERSAMBUNG...

1
Susi Santi
bgus
Susi Santi
up yg bnyak dong thor
Anyelir
hai kak aku mampir
mampir juga yuk kak ke karyaku
Wida_Ast Jcy: ok say. baiklah...tq ya sudah mampir dikaryaku. 🥰
total 1 replies
Susi Santi
plis lanjut thor
Wida_Ast Jcy: Hi... say. tq ya sudah mampir. Ok kita lanjuti ya harap sabar menunggu 🥰
total 1 replies
Wida_Ast Jcy
jangan lupa tinggal kan jejak nya yah cintaQ. TQ
Wida_Ast Jcy
Jangan lupa tinggal kan jejak nya disini ya cintaq. coment dan like
Wida_Ast Jcy: tq say.... atas komentar nya. yuk ikuti terus cerita nya. jgn lupa subscribe dan like yah. tq 😘
Nalira🌻: Aku suka gaya bahasanya... ❤
total 2 replies
Wida_Ast Jcy
Hi.... cintaQ mampir yuk dikarya terbaruku. Jangan lupa tinggal kan jejak kalian disini yah. tq
Wida_Ast Jcy
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!