Spin-off dari Istri Amnesia Tuan G
Dalam beberapa jam, Axello Alessandro, seorang aktor terkenal yang diidamkan jutaan wanita jatuh ke titik terendahnya.
Dalam beberapa jam, Cassandra Angela, hater garis keras Axel meninggal setelah menyatakan akan menggiring aktor itu sampai pengadilan.
Dua kasus berbeda, namun terikat dengan erat. Axel dituduh membunuh dua wanita dalam sehari, hingga rumah tempatnya bernaung tak bisa dipulangi lagi.
Dalam keadaan terpaksa, pria itu pindah ke sebuah rumah sederhana di pinggiran kota. Tapi rumah itu aneh. Karena tepat pukul 21.45, waktu seakan berubah. Dan gadis itu muncul dengan keadaan sehat tanpa berkekurangan.
Awalnya mereka saling berprasangka. Namun setelah mengetahui masa lalu dan masa kini mereka melebur, keduanya mulai berkerjasama.
Cassie di masa lalu, dan Axel di masa kini. Mencoba menggali dan mencegah petaka yang terjadi.
Mampu kah mereka mengubah takdir? Apakah kali ini Cassie akan selamat? Atau Axel akan bebas dari tuduhan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joy Jasmine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 ~ Dengar dan Jangan Menyela!
Cassie memelototkan kedua matanya. Sebenarnya ia terkejut karena Axel muncul tiba-tiba, namun kemarahan saat menyadari pria itu seenaknya berbaring di atas pahanya, Cassie langsung ingin mengajak gelut lagi.
Gadis itu sudah mengangkat tangannya namun suara nyaring yang saling bersahutan membuat atensi keduanya teralih.
Dukk! Brakkk! Brakkk!
Axel yang terbaring langsung membangkitkan tubuhnya. Keduanya kini duduk bersisian sembari menatap ke belakang sofa.
"Blacky!"
"Pinky!"
Teriak keduanya nyaris bersamaan. Keduanya menahan napas saat melihat motor kesayangan mereka saling menimpa satu sama lain. Terutama si Pinky milik Cassie yang berada di bawah.
"Sialan, kenapa kamu taro motor di sana?" pekik Cassie menoleh pada Axel yang wajahnya ternyata begitu dekat.
Dalam sekejap kata-kata kasar yang sudah berada di ujung mulut gadis itu jadi menguap entah ke mana. Wajah Axel begitu tampan, apalagi berada dalam jarak yang sangat dekat seperti ini. Seketika otaknya yang encer pun jadi beku.
"Heh, menyalahkanku! Kau yang seharusnya taro yang benar! Sekarang Blacky jadi lecet! Kau harus tanggung jawab!"
Cassie membelalak, memang benar, wajah tidak bisa mencerminkan hati. Bisa-bisanya ia terlena tadi.
"Brengsek!" umpatnya dan kali ini bogem mentah berhasil mendarat di wajah tampan yang sempat membuatnya terpesona tadi.
"Argh! Kau!" Axel menggeram marah. Tubuhnya bahkan sampai jatuh ke lantai dengan keras.
Cassie langsung menahannya. Menekan tubuh Axel dan menatapnya tajam. "Entah kau sungguh Axello atau setan! Tapi aku enggak mengizinkan kau menggangguku setiap malam."
Cassie sudah memastikan sepuluh menit sebelumnya. Axel tengah syuting di luar kota, tidak mungkin pria itu bisa berteleportasi kan?
Ia kembali mengangkat tangannya, termaksud kembali memberi pukulan pada pria itu.
"Tunggu! Tunggu! Tunggu!" Kali ini Axel menginterupsi. Kalau dibiarkan bisa-bisa wajahnya yang tampan itu jadi bonyok.
"Aku dari masa kini, dan kau dari masa lalu!" ujar pria itu cepat selagi Cassie berhenti sejenak saat ia memekik tadi.
Gadis itu menatapnya tajam. Lalu berdecih dengan kesal. "Jangan bicara omong kosong! Kamu pikir aku percaya?"
Ia ingin kembali menyerang, namun Axel juga kembali menahan tangannya. "Kau, kau lihat motor kita. Pasti kita parkirnya nyaris di tempat yang sama. Jadi saat waktu kita melebur, keduanya tumpang tindih dan akhirnya tumbang."
Saat itu Cassie berhenti sejenak, ia menoleh pada motor di samping mereka yang saling menimpa itu. Axel pun memanfaatkan untuk membalik keadaan. Keduanya kini kembali saling tindih menindih seperti malam sebelumnya.
"Kamu!"
"Dengarkan aku dulu!"
Axel mengerahkan kekuatannya untuk menahan Cassie. Pria itu tidak menyangka, di balik tubuh gadis itu yang kurus, menyimpan tenaga yang begitu kuat.
"Enggak!" Cassie masih berusaha memberontak. Namun Axel tetap tidak membiarkannya lepas. Hingga akhirnya gadis itu mengalah, tidak lagi mengerahkan tenaga.
"Oke, aku dengar," ujar gadis itu setelah merasa tubuhnya lemas. Axel juga akhirnya melepas cengkeramannya yang erat. Melihat pergelangan tangan Cassie yang memerah berbekas, ia merasa bersalah.
"Maaf, aku hanya ingin kau tenang dan mendengarkanku!" ujar pria itu menatap Cassie.
Sementara Cassie memutar bola matanya. "Aku akan dengar. Sekarang kamu bangun dulu dari atas tubuhku!"
Axel yang menyadari ia masih menindih gadis itu sedikit gelagapan. Ia langsung buru-buru bangkit dan mengulurkan tangannya untuk Cassie.
"Cih." Cassie memilih bangun sendiri. Gadis itu langsung duduk di sebuah kursi, sedangkan Axel yang tangannya tidak digubris itu akhirnya menggenggam udara.
Dalam hati sedikit kesal, ia belum pernah menerima penolakan sejak menjadi aktor. Walau pun mungkin sekarang sudah berbeda. Tapi Cassie adalah yang pertama menolaknya secara terang-terangan.
"Jadi cerita enggak? Kalau enggak, biarkan aku menghajarmu!"
Axel memandang tidak percaya. Bagaimana pun Cassie seorang influencer terkenal yang memiliki tata bahasa bagus. Tapi ini kenapa mulutnya pedas dan kasar?
"Kau!"
Cassie menaikkan sebelah alisnya. Ia mulai menggulung lengan baju tidurnya yang panjang.
"Oke, oke. Aku cerita, kamu dengarkan! Pokoknya jangan potong sebelum aku selesai!" titah Axel sembari menatap Cassie lekat. Membuat gadis itu berdecak dan akhirnya mengangguk dengan wajah acuh tak acuh.
"Sebelumnya aku udah bilang. Waktu kita ini saling melebur. Sekarang sebenarnya udah tanggal 16 Januari 2025. Aku tebak dari waktumu baru tanggal 3 Desember 2024 kan?"
Axel memandang Cassie yang diam. Gadis itu tidak tampak ada perubahan di wajahnya. "Kenapa kau diam? Aku sedang bertanya loh?"
Cassie akhirnya berdecak, ia memandang Axel dengan kesal. "Kamu sendiri yang bilang, aku enggak boleh menyela sebelum kamu selesai cerita, kan?" balasnya dengan nada malas.
.
.
.