Ashley adalah seorang yatim piatu yang bertransmigrasi ke dalam novel 'Nayla Love Story '. Ia menjadi Asheel, antagonis ke dua di dalam novel. Asheel Merupakan karakter yang akan mati di tangan kakaknya sendiri.
Bagaimana jadinya hidup Ashley sebagai Asheel?, akankah ia mati mengenaskan?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MWS~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13.
...☆HAPPY READING☆...
...----------------...
Tiga orang tampak berbicara serius mengenai sesuatu. Mereka adalah asheel, leon, dan mark.
" bukan lo kan yang ngevideoin mereka, terus ngirim video itu ke ezra?." tanya mark hati-hati.
Asheel tersenyum, " ya, itu gw."
Mark dan leon tampak kaget mendengar ucapan asheel. " jadi, itu beneran lo?" tanya leon tak percaya.
" coba tunjukin videonya ke gw." bukannya menjawab pertanyaan leon, asheel justru meminta mereka menunjukan video angkasa dan nayla.
Mark dan leon merasa bingung, " bukannya lo yang kirim, udah pasti videonya juga ada sama lo." ucap leon merasa bingung. mark ikut membenarkan, " bener tuh, kok lo malah minta sama kita kalo udah jelas lo adalah sumber videonya."
" lo berdua gk usah banyak nanya deh, cepetan." ucap asheel tak sabar.
" ya sabar, kasih yon." perintah mark. Leon menuruti, ia mengeluarkan ponselnya dan memutar rekaman video angkasa dan nayla lalu memberikan ponselnya pada asheel.
Asheel melihat video itu dengan cermat. " lo liat video ini, video ini datar ngarah ke angkasa dan nayla." ucap asheel setelah mencermati video itu.
" ya terus?" tanya mark tak mengerti.
" tau tuh, aneh lo. Lo gk bodoh kan, pake jelasin hal yang jelas-jelas semua orang bakal tau waktu liat video itu" sinis leon
" tunggu bentar." ucap asheel tak mengindahkan ucapan sinis leon.
Asheel mengelurkan ponselnya kemudian menelpon seseorang. Tak lama kemudian, asheel menunjukan sebuah video cctv. Di dalamnya terlihat asheel yang nampak duduk bersandar di kursi yang ada dibalkonnya sambil memakan keripik.
" kenapa lo ngeliatin ke kita video lo lagi makan." ucap mark masih dengan kebingungannya.
" gw tau." ucap leon mulai menyadarinya.
" apaan, plis deh jangan bikin gw bingung." kesal mark pada mereka.
" liat tanggal dan jam di video cctv ini. Itu hari dan waktu yang sama dengan kejadian angkasa nayla." jelas leon.
Mark memperhatikan apa yang di jelaskan leon, " lo bener."
" itu artinya lo ngeliat mereka dari balkon kamar lo. yang artinya lo bukan pelaku yang videoin mereka, kan" simpul leon.
Asheel mengangguk. " terus, kenapa lo malah bilang lo pelakunya." kesal mark.
" biar kalian pada tegang." santai asheel membuat mark dan leon kesal. " sekarang, gk ada alasan buat kalian berdua curiga sama gw lagi kan." lanjut asheel.
Mereka berdua saling melihat, kemudian mengangguk. " ternyata bener, lo udah berubah ya." ucap leon di angguki mark.
" ya, manusia pasti akan berubah seiring berjalannya waktu kan." ucap asheel di angguki oleh mereka berdua.
" Makanan dateng adekku tersayang!" teriak aska yang datang sembari membawa makanan pesanannya dan asheel.
" jijik gw." pedas asheel membuat mark dan leon tertawa. Aska cemberut mendengarnya, ia memanyunkan bibirnya sok imut.
" dih, imut lo begitu." jijik leon.
" iyalah, gw kan emang imut." ucap aska dengan percaya dirinya membuat mereka bertiga ingin muntah.
...****...
Ezra memasuki kamar leon. " lo mau kemana?" tanya leon saat melihat ezra yang mengambil sebuah identitas palsu yang ia buat khusus untuk ezra.
Ezra tak menghiraukan ucapan leon. " sebenarnya lo gunain itu buat apa?." tanya leon tak menyerah.
" bukan urusan lo leon." ucap ezra akhirnya lalu pergi meninggalkan leon.
Leon mengerutkan dahinya, ia selama ini merasa penasaran apa yang di lakukan ezra sehingga memintanya membuatkan identitas palsu untuknya. Ya memang mereka selama ini selalu dekat, bahkan hampir semua rahasia ezra ia ketahui begitu juga dengannya. Namun ingat, HAMPIR SEMUA, itu artinya tak semuanya. Untuk rahasia ezra yang satu ini ia tak tau. Tidak ingin banyak berpikir, leon memutuskan untuk kembali fokus ke gamenya.
Sementara itu disisi ezra, ia nampak berjalan memasuki hotel. Tak jauh dari dirinya, terdapat seorang pria yang nampak mengawasi pergerakannya. Ezra masuk ke salah satu kamar hotel yang sudah ia pesan. Cukup lama di dalam kamar entah apa yang ia lakukan, terlihat seorang gadis mengetok pintu kamar hotel yang tadi ezra masuki. Gadis itu nampak marah saat melihat ezra membuka pintunya, namun, ezra tampak biasa-biasa saja. Mereka terlihat terlibat cekcok dengan sang gadis yang nampak sangat emosi. Ezra tak mengindahkan sang gadis, ia langsung menutup pintu kamarnya. Gadis itu tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menangis melihat ezra yang tak peduli padanya.
Gadis itu memutuskan pergi dari sana dalam keadaan menangis. Melihat itu, pria yang mengikuti ezra bergerak mengikuti gadis itu. " bisa saja dia salah satunya." gumam pria itu terus mengikuti gadis itu.
...****...
Di sisi lain.
Asheel dan aska nampak rapi hari ini. Hari ini, aska berjanji akan membawa asheel ke Time Zone. " lo udah siap?" tanya aska di balas anggukan asheel.
" yaudah kalo gitu kita pamit ya mah, pah." pamit aska.
" hati-hati kalian." ucap sang mama.
" siap mah." balas asheel sembari mengangkat jempolnya.
Aska asheel berangkat, sesampainya di parkiran mereka justru bertemu dengan gevan yang nampak akan masuk ke mobilnya. " van, dari mana lo?" sapa aska berbasa basi.
" gw ada sedikit urusan tadi." jawab gevan. " kalian sendiri mau kemana?" tanya balik gevan.
" kita mau ke time zone. Lo mau ikut?" –aska.
" yaudah ayo"–gevan
" gw cuma basa basi jir"–aska
" udah cukup basa basinya. Jadi gk nih" ucap asheel yang mulai merasa muak dengan mereka berdua.
" yaudah ayo" ucap aska tak ingin membuat asheel merasa tambah kesal.
Mereka bertiga segera menuju ke tempat tujuan mereka. Sesampainya di time zone, asheel langsung berbinar melihat begitu banyak tempat untuk bermain. Asheel langsung berlari menuju tempat ia ingin bermain di ikut oleh aska dan gevan. Mereka bermain banyak permainan hingga akhirnya mereka lelah.
" capek banget." ucap asheel yang saat ini duduk bersama aska dan gevan di dalam sebuah cafe. " gimana kalo untuk penutupan kita nonton bioskop." saran asheel.
" boleh tuh, tapi nonton film apa?." setuju aska kemudian bertanya.
" film horor lah." santai asheel, aska menegang mendengarnya.
" boleh juga tuh." ucap gevan setuju.
" yaudah yuk!" ajak asheel.
" guys, yakin film horor?." –aska.
" yaiyalah, kenapa lo takut ya."–asheel.
" mana ada, yuk!"–aska.
Aska berkeringat keluar dari bioskop, remaja itu nampak lemas tak kuat. " harusnya lo bilang aja kalo lo takut." ejek gevan.
Sepanjang nonton tadi, aska terus ketakutan dan berteriak mungkin teriakannya lah yang paling kuat. Bahkan, ia tak berhenti merengek pada mereka untuk keluar saja dan tak melanjutkan menonton.
Asheel sedari keluar tadi sudah ketawa melihat betapa takutnya aska. Bahkan sampai sekarang aska nampak masih berkeringat dingin meski sudah 10 menit sejak mereka keluar dari bioskop.
Aska yang melihat mereka berdua yang nampak menistakannya, kesal. Ia memutuskan pergi meninggalkan mereka dengan raut wajah kesalnya.
" tungguin kita!" ucap asheel menyusul aska dikuti gevan.
...****...
Seorang gadis duduk di kursi taman rumah sakit. Ia melihat sebuah hasil pemeriksaan kehamilan yang berada di tangannya. Disitu tertulis bahwa hasilnya menunjukan bahwa ia positif hamil. " huft." helanya.
Gadis itu kemudian mengangkat kepalanya melihat langit kemudian memejamkan matanya " harusnya aku gk nurutin mau dia. Harusnya aku dengerin kata fika kalo dia itu playboy. Dan apa sekarang, dia justru suruh aku buat gugurin kandungan ini." sesalnya.
" tapi, tenang aja sayang. Mama udah bertekat buat lahirin dan besarin kamu, meski tampa figur seorang ayah." ucap gadis itu sembari mengelus lembut perutnya.
......................
