Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Issac yang mendengar jawaban dari Samuel kembali menatap gadis di hadapannya, matanya mulai melihat ke luka yang berada di leher gadis tersebut.
***
"Nona apa ini semua benar?" Ucap Issac dengan suara yang bergetar.
Nessa tersenyum.
"Ini memang tak masuk akal tapi inilah yang terjadi, kau tak banyak berubah Issac" ucap Nessa.
Memang benar ini tak masuk akal menurut Issac tapi dia ingin mempercayainya, karena dia tak rela kehilangan Ervina.
Issac meneteskan air matanya dia bahagia karena penyelamatnya masih hidup meski harus dalam raga orang lain.
"Issac berapa umurmu, kenapa kau masih suka menangis" ucap Nessa menggeleng.
Sedangkan Samuel tak menanggapi karena dia pun saat mempercayai jika Nessa adalah Ervina dia pun tak dapat membendung kebahagiaannya.
Issac segera menghapus air matanya saat mendengar ucapan Nessa, Samuel menepuk pundak Issac untuk menenangkannya.
"Saya menangis karena bahagia mengetahui jika nona masih hidup, saya yakin yang lain pun akan sama seperti saya saat mengetahuinya" ucap Issac.
"Baiklah, kita akan memberitahu yang lain nanti aku harus mengurus sesuatu dulu" ucap Nessa.
"Apa nona ingin menemui tahanan baru itu" ucap Issac.
"Ya aku harus menemuinya untuk memastikan sesuatu" ucap Nessa.
"Baik nona biar saya yang antar ke penjara bawah tanah" ucap Issac.
"Baik, Sam aku ingin kau kumpulan prajurit naga di aula sementara aku ke penjara bawah tanah, aku akan menemui mereka setelahnya" ucap Nessa.
"Baik nona" ucap Samuel.
Samuel segera meninggalkan ruangan tersebut untuk mengumpulkan semua prajurit naga di aula seperti yang di minta oleh Nessa.
"Kalau begitu kita ke penjara sekarang" ucap Nessa.
"Baik nona" ucap Issac.
Issac dan Nessa berjalan keluar dari ruangan tersebut menuju penjara bawah tanah dimana tuan Setia di tahan dua hari yang lalu.
Dalam perjalanan menuju penjara bawah tanah mereka berdua berpapasan dengan prajurit naga, anggota prajurit naga yang berpapasan dengan mereka bertanya tanya siapa kah gerangan gadis yang berjalan di samping ketua mereka.
"Apa kau mengenal gadis yang berjalan dengan ketua" ucap salah satu prajurit naga.
"Tidak aku baru pertama kali melihatnya, tapi saat tadi tak sengaja bertatapan aku merasakan sebuah tekanan saat aku sedang berhadapan dengan nona Ervina" ucap prajurit naga.
"Ya kau benar akupun merasakannya meski hanya sekejap" ucap prajurit naga.
"Jangan pikirkan lagi sebaiknya kita cepat ke aula tuan Sam mengumpulkan kita semua" ucap prajurit naga.
Kedua prajurit naga yang berpapasan dengan Nessa dan Issac segera menuju aula, sedangkan Nessa dan Issac kini mulai menuruni anak tangga yang mengajar ke penjara bawah tanah.
"Ini ruangannya nona" ucap Issac.
"Terima kasih, kau boleh ikut kembali ke aula dan ceritakan pada yang lain tentang aku nanti aku akan menyusul" ucap Nessa.
"Baik nona" ucap Issac.
Issac meninggalkan Nessa di depan ruangan yang di tempati oleh Setia, Nessa membuka pintu secara perlahan.
Nessa dapat melihat di tengah ruangan tersebut ada seorang pria tengah di ikat di sebuah kursi dengan keadaan yang cukup mengenaskan.
Saat ini kulit wajah Setia telah terkelupas hanya menyisakan daging merah yang telah bernanah, bukan hanya wajah tangan dan kakinya juga telah kehilangan kulit.
Nessa berjalan mendekati Setia yang masih tertunduk.
"Beberapa hari saja tidak bertemu anda sudah terlihat sangat mengenaskan tuan Setia" ucap Nessa.
Setia yang sudah lemas berusaha menganggkat kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.
"Si-siapa kau" ucap Setia lemah.
"Kau tak perlu tahu siapa aku, yang harus kau tahu hidupmu tak akan lama lagi" ucap Nessa menyeringai.
"Sebenarnya kenapa aku ada di sini brengs*k" ucap Setia.
"Hahaha.. apa kau sungguh tak tahu kenapa kau ada di sini sial*n" ucap Nessa.
Setia yang menahan rasa sakit dan perih di sekujur tubuh terus memikirkan apa sebabnya dia berada di sana, karena dia merasa tak mengenal orang orang yang menangkapnya dan dengan gadis yang saat ini berada di hadapannya.
"Sepertinya kau memang tak pernah menyesali perbuatanmu mengkhianati atasanmu" ucap Nessa.
Saat mendengar ucapan Nessa Setia sepertinya ia mulai mengerti kenapa ia berada di sana.
"Aku tak merasa bersalah karena sejak awal aku sudah bekerja dengan tuan Robert, Samuel dan Ervina saja yang bodoh hahaha" ucap Setia menahan sakit.
Plak!
Nessa menampar Setia, darah kembali mengalir dari wajahnya yang tanpa kulit Setia mengerang kesakitan.
"Akh!" Erang Setia.
"Dasar manusia tak tahu diri, kau pantas untuk menerimanya" ucap Nessa marah.
Nessa paling tidak suka berhadapan dengan manusia seperti Setia.
"Sepertinya aku tak perlu memintamu untuk memberitahuku alasan tuan Robert melakukan hal licik itu, selamat menemui raja neraka" ucap Nessa.
"Lepaskan aku sial*n" ucap Setia di sela erangan sakitnya.
Nessa tak menghiraukan ucapan Setia dia berjalan ke arah lemari dia mengambil katana dan bensin.
Nessa berjalan kembali ke arah setia sambil menyeret katananya yang menimbulkan sebuah suara gesekan.
"Apa yang akan kau lakukan" ucap Setia mulai ketakutan.
Nessa terus berjalan tanpa menghiraukan ucapan Setia dia dengan cepat menebas kepala Setia.
Kepala Setia terpisah dari tubuhnya dan terjatuh tepat di depan kaki Nessa, darah mengalir dari leher tanpa kepala itu Nessa mengangkat katananya dan menjilat darah tersebut.
"Inilah akhir untuk yang berani bermain dengan ku" ucap Nessa.
Nessa kembali memotong motong tubuh Setia, lalu dia menyiram tubuh Setia dengan bensin lalu membakarnya.
Api mulai membakar semua bagian tubuh Setia yang telah di potong potong oleh Nessa, dia tersenyum melihat apa yang telah dia lakukan.
Nessa menatap kepala Setia yang masih tergeletak di lantai dia mengambilnya dan membawanya pergi dari ruangan tersebut.
Nessa berjalan meninggalkan ruangan dengan memegang kepala Setia di tangan kirinya, sepanjang jalan menuju aula darah terus menetes dari kepala yang di bawa oleh Nessa.
Semua prajurit naga yang telah berkumpul di aula telah mendengar ceritanya dari Samuel dan Issac tapi dari mereka masih ada yang tak percaya karena mereka pikir itu hal yang tak dapat di terima oleh akal sehat.
Saat mereka saling berbincang satu sama lain tentang hal yang mereka dengar tiba tiba pintu aula terbuka dengan lebar, semua prajurit naga melihat ke arah pintu aula yang terbuka.
Mereka melihat seorang gadis remaja yang berdiri di sana tetapi mata mereka melotot saat melihat sesuatu di tangan gadis tersebut.
Seketika aura di ruangan tersebut menjadi dingin, prajurit naga yang melihat hal itu hanya dapat meneguk saliva mereka.
Nessa tak mempedulikan tatapan terkejut anggotanya dia berjalan dengan santai menuju Samuel dan Issac yang melihatnya dengan tatapan tak kalah terkejut.
"Apa kalian sudah menjelaskannya?" Ucap Nessa.
"I-iya kami sudah menjelaskan pada yang lain nona" ucap Samuel berusaha tenang.
"Bagus" ucap Nessa.
Nessa kini menatap semua prajurit naga dengan seksama, dia tak percaya jika prajurit naga sangat banyak.
"Aku tak akan basa basi lagi dengan kalian, seperti yang sudah di jelaskan oleh Samuel dan Issac itu memang tak masuk akal tapi itu yang terjadi" ucap Nessa dengan tegas.
"Aku ingin kalian mempersiapkan diri karena kita akan menghancurkan Black Diamond" ucap Nessa.
Nessa mengangkat tinggi tinggi kepala Setia agar prajurit naga dapat melihatnya.
"Pasti kalian tahu kepala siapa ini, dia adalah orang suruhan Robert Jhonson pemimpin mafia Black Diamond. Mafia Black Diamond adalah dalang dari kecelakaan yang aku alami" ucap Nessa.
Kini prajurit naga percaya jika gadis yang berada di hadapan mereka adalan Ervina pemimpin mereka.
"Baik nona" ucap seluruh prajurit naga.
"Aku akan memperkenalkan identitas baruku pada kalian, kini aku berada di dalam raga gadis bernama Nessa Rora Benedict putri satu satunya dari Zahir Kaid Benedict" ucap Nessa.
"Aku akan membawa beberapa orang untuk ikut denganku ke kota Fortisia karena aku tak dapat terus berada di sini" ucap Nessa.
"Sekarang kalian bisa kembali istirahat dan besok mulailah berlatih dengan serius" ucap Nessa.
"Siap nona" ucap prajurit naga.
Semua prajurit naga meninggalkan aula, di sana hanya menyisakan Samuel,Issac,Xander dan Nessa.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...