Married With My Ex

Tidak cukup dibuat kesal ketika baru bangun tidur, kini Jenni harus menahan kesal lagi karena Andrew yang begitu manja padahal hanya bersiap-siap untuk berangkat bekerja saja. Sedari Jenni sudah dibuat pusing dengan harus menyiapkan pakaian kerja lengkap dengan dalaman dan segala perintilannya, malah suaminya itu meminta untuk dipakaikan kemejanya. Padahal Andrew sudah cukup tua hanya untuk sekedar memakai pakaiannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Pagi ini Jenni sudah sangat berusaha untuk menghindari Andrew dan memilih untuk membantu Mama Helena yang kebetulan sedang membuat sarapan. Sayangnya kegiatannya itu terganggu dengan kedatangan sang suami yang baru selesai mandi dan hanya menggunakan handuk di pinggangnya, pria itu merengek karena dirinya meninggalkannya tanpa menyiapkan pakainya terlebih dahulu. Akhirnya Jenni pun mengalah dan mengikuti keinginannya karena ibu mertuanya juga memintanya untuk mengurus sang suami dibandingkan membantu menyiapkan sarapan.

" Andrew, kamu itu bukan bayi lagi, jadi pakai saja kemejanya sendiri " ucap Jenni menatap Andrew dengan sinis.

" Ya aku kan bayi besarnya kamu, jadi kamu harus mengurus aku termasuk memakaikan kemeja ini " jawab Andrew dengan senyum yang sangat menyebalkan.

" Aku tidak sudi punya bayi yang menyebalkan seperti kamu. Sudahlah, kamu siap-siap sendiri, aku harus membantu Mama " ucap Jenni yang sudah sangat kesal sekaligus lelah.

Jenni membalikkan tubuhnya dan hendak melangkah keluar dari kamar itu, tapi sayangnya dicegah oleh Andrew.

" Tunggu dong, Jen! Ini aku gimana? Bantu pakai dong " ucap Andrew sembari menahan tangan Jenni.

" Pakai saja sendiri " jawab Jenni menarik tangannya.

" Jen, tidak baik loh kamu melawan suami. Aku ini suami kamu dan kamu pasti akan mendapatkan banyak pahala kalau mengurus serta melayani suami kamu. Aku cuma mau kamu menjadi istri yang baik seperti yang dikatakan Mama. Atau kamu mau aku bilang ke Mama kalau kamu tidak mau menjadi istri yang baik? " ucap Andrew menggunakan ibu mertuanya untuk membuat Jenni menurut.

Kedua tangan Jenni terkepal kuat dan gigi menggelatuk hingga menimbulkan bunyi karena saking kesalnya. Andrew selalu saja menggunakan ibunya untuk membuatnya melakukan apa saja yang diinginkan pria itu. Pasalnya, Mama Mercy sekarang lebih mempercayai Andrew dibandingkan dirinya. Jika Andrew mengadu pada Mama Mercy, maka dia akan mendapatkan siraman rohani.

Sepertinya tadi, Jenni menghubungi Mama Mercy untuk menanyakan tentang keadaannya, tapi malah ibunya itu sibuk menanyakan tentang hubungannya dan Andrew. Kebetulan Andrew mendengarnya dan tentu saja suaminya itu mengadu jika dia telah menjambak rambutnya hingga rontok. Mama Mercy pun memarahi Jenni habis-habisan dan menceramahinya untuk menjadi istri yang baik.

Hal itu juga yang membuat Andrew besar kepala dan berubah menjadi pria pengaduan menyebalkan. Sebelumnya saja sudah sangat menyebalkan dan sekarang malah semakin menjadi-jadi.

" Mana kemejanya? " ucap Jenni dengan ketus setelah membalikkan tubuhnya kembali menghadap Andrew.

Untuk sekarang Jenni memilih mengalah terlebih dahulu agar Andrew tidak mengadu pada ibunya, tetapi tentu dia tidak akan tinggal diam andai terus-terusan.

" Nah, gitu dong, Sayang " ucap Andrew tersenyum sembari memberikan kemeja miliknya pada sang istri.

" Cih, dasar pengaduan " cibir Jenni menatap suaminya itu dengan tajam.

Andrew tersenyum saja dan tidak peduli dengan cibiran istrinya itu karena yang terpenting sekarang Jenni mau melakukan apa yang diinginkannya. Tidak sia-sia selama ini dia bersikap manis di depan Mama Mercy jika hasilnya ibu mertuanya itu selalu berada di pihaknya.

Jenni memakai kemeja di tubuh Andrew dengan begitu lembut walaupun dirinya sedang kesal. Matanya terpaku melihat ke arah perut kotak-kotak yang dimiliki oleh sang suami saat dirinya akan mengancingkan kemeja itu. Memang terjadi perubahan besar pada tubuh Andrew setelah empat tahun berlalu, pria itu semakin berisi dan semakin gagah ya walaupun sebelumnya memang sudah memiliki tubuh yang bagus dan pastinya atletis.

" Kalau memang mau pegang ya pegang saja, Sayang. Semua yang ada di tubuhku ini adalah milik kamu " ucap Andrew mengarahkan tangan Jenni untuk menyentuh perutnya.

" Apa sih? Tidak jelas " ucap Jenni menarik tangannya dengan wajah yang memerah.

Andrew tergelak mendengar itu, istrinya itu benar-benar lucu saat sedang malu seperti ini. Dia tahu jika Jenni terus melihat ke arah perutnya tapi gengsinya sangat tinggi untuk memegangnya.

" Serius, Jen, pegang saja. Bahkan kalau kamu mau pegang yang di bawah juga boleh kok " ucap Andrew malah sengaja menggoda Jenni.

Blush.

Wajah Jenni semakin memerah walaupun sudah mencoba untuk biasa saja. Lagipula Andrew tidak ada malunya sama sekali mengatakan hal itu, padahal kan itu miliknya yang seharusnya tidak dipegang oleh orang lain tapi malah menawarkannya.

" Sini tangannya, aku bantu pegangnya " ucap Andrew meraih tangan Jenni lalu mengarahkannya ke bagian sangat penting di tubuhnya.

" ANDREW " pekik Jenni saat tangannya hampir menyentuh benda yang entah seperti apa bentuknya.

Andrew semakin tergelak dan kali ini sampai mengeluarkan air matanya. Wajah Jenni sangat-sangat lucu hingga membuatnya semakin senang untuk menggodanya.

" Kalau masih ingin tertawa, lebih baik aku keluar saja " ucap Jenni dengan wajah yang sudah berubah kesal.

" Iya-iya, aku tidak tertawa lagi " jawab Andrew menghentikan tawanya dan menghapus air matanya.

Kemudian, Jenni pun melanjutkan untuk mengancingkan kemeja Andrew yang sempat tertunda. Tidak hanya itu saja, Jenni juga membantu suaminya itu untuk memasang dasi dan memakai jasnya.

" Sudah selesai, aku keluar dulu. Kamu jangan terlalu lama dan membuat semua orang menunggu untuk sarapan bersama " ucap Jenni pada Andrew yang sudah rapi.

" Eh, tunggu " cegah Andrew lalu menarik Jenni mendekat.

Sedangkan Jenni memutar kedua bola matanya malas, entah apalagi yang diinginkan oleh suaminya itu. Dia sudah berpikir macam-macam dan kira-kira apa yang akan dikatakan oleh Andrew, pastinya akan menyusahkan dirinya.

" Apa lagi, Andrew? " tanya Jenni pada Andrew.

Tanpa aba-aba Andrew memberikan kecupan singkat di kening Jenni. Memang singkat, tetapi berhasil membuat jantung wanita itu tidak aman.

Cup.

" Terima kasih ya " ucap Andrew dengan senyum manisnya.

" Hmm " jawab Jenni berusaha mengendalikan dirinya.

Jenni harus terlihat biasa saja walaupun jantungnya saat ini sudah berdegup tidak karu-karuan dan wajahnya terasa memanas.

Setelah itu, Jenni memilih segera pergi dari hadapan Andrew karena tidak sanggup untuk terus bersama dengan suaminya itu. Entah apa yang sedang dirasakannya saat ini, kesal, senang, malu, semuanya bercampur menjadi satu.

" Aku yakin dia masih mencintaiku " gumam Andrew dengan senyum yang tidak luntur.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘