[NOT] Beautiful Wedding

Tap tap tap

Suara derap langkah high heels beradu dengan lantai terdengar memasuki sebuah rumah megah bak istana milik pengusaha terbesar di Indonesia siapa lagi kalau bukan Aglian Putra Angkasa. Tak lama kemudian, muncullah dua orang perempuan berbeda generasi tapi memiliki kadar kecantikan luar biasa masuk dengan senyum merekah.

Aglian yang tengah duduk di sofa single lantas berdiri sambil merentangkan tangan, sebuah kebiasaan yang mulai mendarah daging setelah ia berumah tangga dengan sang istri, Luna Calista.

Paham arti dari rentangan tangan itu, sang istri pun segera berhambur ke suami membuat sang putri mengerucutkan bibirnya.

"Papi, kok cuma mami yang dipeluk, Yesha enggak!" Protes Ayesha Salsabila Putri Angkasa, anak pertama dari pasangan Aglian dan Luna.

"Yeee, kak Yesha cemburu sama mami?" Ledek Si kembar Algatra dan Algara.

"Ck ... nggak usah pake ngeledek ya!" decak Ayesha membuat Aglian dan Luna terkekeh begitu juga Anggi, Diwangga, dan kelima anaknya.

"Ya udah, sini peluk papi! Papi juga kangen sama princess papi yang cantik ini," ujar Aglian seraya mengulurkan tangan yang disambut Ayesha dengan senyum sumringah. "Tapi setelah itu tolong jelasin kenapa berita kamu bisa viral hari ini ya princess," imbuh Aglian.

"Oh jadi disuruh pulang cepat-cepat itu karena ingin meminta penjelasan berita viral itu toh. Ih, papi, kenapa nggak lewat video call aja nanyanya. Yesha kan masih mau jalan-jalan," rajuk Ayesha setelah melepaskan pelukannya dari sang ayah.

"Enakkan bicara langsung toh biar lebih jelas. Jadi kenapa kamu tiba-tiba bertengkar dengan mereka? Dan dari mana kamu tahu mereka pasangan selingkuh?" cecar Aglian saat mereka telah duduk di kursi masing-masing.

Ayesha lantas menoleh Luna yang diangguki ibunya tersebut.

Lalu mengalirkan cerita bagaimana ia tahu kalau kedua orang itu merupakan pasangan selingkuh.

"Yesha juga tahu dari Tisya, Pi. Pria itu suami temen Tisya. Siang tadi kan kami video call, kebetulan Tisya lagi di sebuah cafe shop sama temannya. Nah pas video call itu, dari kamera tertangkap suami temennya Tisya itu juga sedang makan dengan seorang perempuan. Jadi Tisya minta diperjelas gambarnya. Awalnya Yesha nggak tahu, tapi pas bilang pria itu suami temennya itu Yesha jadi kesal sendiri. Apalagi menurut Tisya, suami temennya itu ngaku sedang meeting di luar kota eh taunya sedang selingkuh. Padahal anaknya sedang sakit kangen ayahnya eh ayahnya malah lagi asik-asikan sama perempuan lain," cerita Ayesha dengan wajah menggeram. "Nah, pas mau keluar dari restoran hotel, kebetulan banget Yesha papasan sama tuh duo keong lucknut, udah deh Yesha hampirin," imbuhnya dengan bangga.

"Yesha, Yesha, papi tahu kamu kesal, tapi nggak begitu juga sayang. Gimana kalau mereka nuntut kamu?" tanya Aglian.

Dengan percaya diri, Ayesha menoleh ke arah Diwangga yang sedang menyesap kopinya.

"Kan ada papa Angga," sahut Ayesha santai.

Diwangga dan Anggi lantas tersenyum lebar, "Tentu saja, kalau kamu butuh bantuan, bilang aja ke papa. Papa pasti bantu kamu."

"Iya, Sha, cerita kamu jadi ngingetin masa lalu mama. Diselingkuhi itu menyakitkan. Mama pernah di posisi itu. Kamu udah tahu kan masa lalu mama," ucap Anggi ikut mengeluarkan suaranya.

"Iya, Ma, makanya Yesha jadi marah. Mami juga dukung kok kata mami kita sebagai sesama perempuan harus saling bantu. Yesha yang liat aja sakit ati, apalagi temennya Tisya ya, Ma. Mbak Oryza pasti sakit banget."

"Bentar, bentar, apa kata kamu tadi Sha, Oryza? Nama perempuan itu Oryza Sativa? Benar?" Tiba-tiba Damar menegakkan punggungnya dan mengajukan pertanyaan saat mendengar nama Oryza disebut Ayesha. Binar matanya menunjukkan ketertarikan dan rasa penasaran yang besar.

Sontak saja hal itu membuat tanda tanya di benak semua orang yang melihatnya.

...***...

Tak ingin terlihat lemah, Oryza lantas segera menyeka air matanya lalu segera kembali membaringkan diri di atas ranjang pasien. Tak lama kemudian, sosok Hendrik muncul dari ambang pintu. Melihat kedatangan Hendrik, Oryza lantas membalik tubuhnya membelakangi Hendrik.

Dengan tampang tanpa dosa apalagi menyesal, Hendrik mendekati Oryza dan duduk di tepi tempat tidur.

"Sayang, kamu udah bangun?" tanya Hendrik masih seperti biasanya tapi Oryza mengatupkan bibirnya tak membuka suara sama sekali untuk merespon Hendrik.

"Sayang, maafin, Mas ya karena akhir-akhir ini mas sibuk banget. Tapi mas janji, lusa mas akan meluangkan waktu untuk menemani kalian jalan-jalan, bagaimana? Mau kan? Jangan marah lagi ya?" ujar Hendrik sambil mengulurkan tangannya hendak mengusap rambut Oryza tapi secepat kilat tangan itu ditepis membuat Hendrik menghela nafasnya.

"Sayang kamu marah karena berita yang viral itu ya? Sayang ... "

"Keluar!" desis Oryza memotong ucapan Hendrik. Tapi Hendrik belum mau menyerah, ia kembali menyuarakan apa saja untuk membujuk sang istri.

"Sayang, jangan marah-marah dong! Kan mas udah ada di sini untuk temenin kamu," ujar Hendrik yang berupaya merengkuh tubuh Oryza.

Tapi secepat kilat Oryza bangkit dari tempat tidur sampai jarum infusnya tertarik lalu putus.

"Aaaargh ... "

"Sayang ... "

"Jangan mendekat!" seru Oryza dengan wajah merah padam. "Keluar! Keluar dari sini!" teriak Oryza murka tak peduli dengan darah yang terus menerus menetes dari pergelangan tangannya.

"Ada apa ini?" seru Oma Neni yang baru saja masuk ke ruangan rawat inap Oryza.

"Ma, tolong suruh putra kesayangan mama ini keluar dari ruangan ini. Aku lelah, aku capek, aku ngantuk, mau istirahat. Aku nggak bisa istirahat kalau ada dia di sini," ucap Oryza sambil menatap sinis Hendrik.

"Tapi, Yang, tanganmu ... "

Belum selesai Hendrik mengucapkan kalimatnya, Oma Neni sudah terlebih dahulu mengehentikan Hendrik dan memberi isyarat agar Hendrik keluar lebih dahulu.

Hendrik pun menghela nafas panjang, ia pun segera keluar dari ruangan itu. Sekeluarnya Hendrik dari ruangan itu, tungkai kaki Oryza mendadak lemas seperti jelly. Ia pun merosot ke lantai dengan wajah yang pucat pasi. Oma Neni terkejut lalu ia pun segera menghampiri Oryza dan membantunya berdiri.

"Za, kamu nggak papa? Apa kamu baik-baik aja?" tanya Oma Neni cemas.

"Menurut mama? Apa menurut mama aku akan baik-baik aja setelah tahu perbuatan suamiku di belakang ku?" ujar Oryza seraya tertawa sumbang.

"Za, jangan berpikir macam-macam dulu! Pikirkan kesehatan mu," ucap Oma Neni yang mencoba memberikan perhatian agar menantunya itu tetap bergantung padanya.

"Anak-anak dimana, ma?" Mendadak Oryza teringat kalau ia belum menjemput Raja. Mata terpejamnya langsung terbuka lebar. Rasa khawatir akan keberadaan anak-anaknya lebih dominan kini.

"Kamu nggak usah khawatir, anak-anak ada di rumah sama Siti. Kamu istirahat aja yang benar dan jangan mikir yang aneh-aneh." Oma Neni berpesan tak ingin menantu kesayangannya ini sakit.

...***...

Dari semalam pingin update tapi malah ketiduran. Nggak bisa ngontrol kantuknya 🥱

Oh ya, Happy Ied Mubarak semuanya. Selamat hari kemenangan dan semangat berlebaran semuanya.

Taqobalallahu Minna waminkum. Mohon maaf lahir batin semuanya.

...Happy reading 🥰🥰🥰...