S1~ BAB 1- BAB 66
.
Karena sebuah perjodohan menyatukan dua manusia yang tidak saling kenal, sang wanita yang cantik dan ceria harus di pasangkan dengan pria tampan namun sangat dingin dan cuek dan juga seorang dokter sekaligus direktur rumah sakit milik keluarganya.
Dengan merahasiakan pernikahan mereka apakah semuanya akan baik-baik saja?
🥕🥕🥕
S2 ~ BAB 67 - BAB 117
.
Mencintai pria dengan perbedaan kasta yang tinggi membuat Thea harus memendamnya dan tak boleh membiarkan perasaannya menghancurkannya tetapi pria tersebut terus terbayang di benaknya, bagaimanakah perasaan mereka berdua apakah saling mencintai atau tidak.
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PR S1 BAB 12_Menjadi Janda
Sampai di ruangannya, di sana sudah ada Bu Eli yang menunggu kedatangan anggota timnya.
"Ada apa Bu?" tanya Aldo.
"Kalian belum lihat internet?!" tanya Bu Eli dan mendapatkan tatapan bingung dari anggota timnya.
"Pasti belum, kalau begitu segera lihat Internet."
Segera semua orang melihat hp mereka masing masing dan betapa terkejutnya mereka dengan trending media sosial sekarang ini.
Begitu pun dengan Vania yang hanya bisa membesarkan matanya tak tahu harus bereaksi apa dengan berita yang beredar sekarang ini.
"Sekarang juga, Aldo dan Vania ke rumah sakit untuk mencari keterangan bukti siapa pacar dari dokter Raka sedangkan Nova dan Dewi di kantor menunggu kabar dari tim lapangan," instruksi dari Bu Eli.
"Baik, Bu."
Segera Vania dan Aldo rekan kerjanya menuju ke rumah sakit Rasendriya medical untuk mencari tahu kebenaran dari berita yang beredar, sampai di rumah sakit ternyata di sana sudah banyak awak media yang ingin mencari tahu juga berita heboh tersebut.
"Astaga, lihat tuh di sana sudah banyak wartawan." ucap Aldo.
"Ya sudah lebih baik kita juga ke sana siapa tahu nanti dapat informasi," ajak Vania.
Mereka pun segera menuju ke kerumunan awak media, Vania sebenarnya sedikit gugup bagaimana kalau dia sampai ketahuan karena di sana juga ada beberapa fans dari sang suami yang terlihat garang sekali, baru berita saja sudah sangat menakutkan apa lagi jika pernikahan mereka berdua di publish bisa-bisa Vania jadi bulan bulanan fans dari suaminya.
Sedangkan Raka sedang berada di ruangannya, dia belum tahu apa yang sebenarnya terjadi hingga Rizky sang asisten masuk dan memberikan kabar tentang dirinya.
"Tuan, sekarang ini di media sosial dan internet sedang heboh tentang pernyataan bahwa anda akan segera menikah, dan juga di luar rumah sakit ini sudah banyak wartawan yang menunggu untuk klarifikasi dari anda," ucap Rizky.
"Apa! Bagaimana bisa?!" tanya Raka yang menghentikan aktivitas melihat data pasien.
"Dari yang saya dapat, ada suster yang mendengar ucapan anda saat berada di kamar pak Hendro." sahut Rizky membuat Raka ingat akan ucapannya.
"Ohh, ya sudah biarkan saja toh saya juga sudah menikah," ucap Raka sambil memperlihatkan cincin pernikahan nya.
"Baik, tuan. Kalau begitu saya akan sampaikan ke rekan rekan media," ucap Rizky kemudian pamit dari ruangan Raka.
Rizky pun segera menuju ke bawah dan memberitahukan bahwa Raka tidak ingin berkomentar tentang berita yang tersebar dan berharap agar rekan rekan media bijak dalam membuat artikel atau nanti bisa di tuntut oleh pihak nya.
Mereka pun kembali ke kantor dengan tangan kosong begitu pun dengan Vania dan juga Aldo yang kembali ke kantor dengan tubuh lemas dan tidak bertenaga karena mereka belum makan siang apa lagi di sana juga panas-panas menunggu klarifikasi namun ternyata tidak ada klarifikasi.
"Bagaimana?" tanya Bu Eli melihat anggota timnya sudah datang.
Aldo pun menyilangkan tangannya menandakan bahwa mereka gagal mengambil berita.
"Astaga, ibu tahu ini pasti akan sulit karena kalau berita tentang dokter Raka, bahkan kehidupan pribadi nya saja tidak ada rekan media yang tahu, dia sangat menutup sekali akses orang luar untuk mengetahui tentang dirinya." ujar Bu Eli.
Mereka pun terlihat frustasi tapi harus tetap bekerja dan mencari cara agar kabar tentang dokter Raka bisa mereka dapatkan.
Hingga waktu pulang kerja pun semua karyawan sudah pulang tetapi hanya tim Vania saja yang belum pulang karena berita sialan yang belum tahu kebenarannya itu, ingin rasanya Vania menelepon sang suami dan menyuruhnya untuk mengklarifikasi hal tersebut biar pun itu bohong tapi lebih baik segera ada kejelasan bukan.
"Kalian semuanya boleh pulang, sekarang ini sudah waktunya buat pulang." ucap Bu Eli.
"Terima kasih, Bu."
Mereka pun keluar dari kantor secara bersamaan begitu pun Bu Eli yang juga ikut keluar kantor, tepat saat mereka keluar kantor di sana sudah ada mang Udin supir suruhan Raka untuk selalu mengantar jemput sang istri mulai hari ini karena kasihan juga Vania harus menyetir sendiri atau pun naik bis.
"Eh, lihat tuh ada mobil bagus banget!" pekik Nova yang sangat senang melihat mobil bagus.
Vania yang mengenali itu adalah sopirnya pun di buat bingung karena mobil tersebut terus saja mendekati mereka dan berhenti tepat di depan Vania.
Pak Udin pun membuka pintu untuk Vania agar segera masuk karena cuaca di luar sangat dingin takut jika nona mudanya akan masuk angin.
"Silahkan nona muda," ucap mang Udin.
Sedangkan rekan kerja Vania hanya bisa melongo dan tak mengerti dengan situasi barusan.
"Van, ini siapa? Dan kenapa bapak ini manggil elo nona muda?!" tanya Dewi penuh pertanyaan.
"Pertanyaan elo gw jawab besok aja ya, sekarang gw harus pulang. Byeeee!" pamit Vania.
Vania pergi dengan meninggalkan sejuta pertanyaan di benak Dewi, Aldo, Nova dan Bu Eli pasalnya mereka tahu mobil tersebut sangat mahal bahkan mungkin hanya beberapa orang yang memilikinya di negeri ini, gaji sebagai seorang jurnalis sangat lah kecil untuk membeli mobil mewah tersebut dan juga meskipun itu mobil punya orang tua nya, Dewi juga tahu kalau bisnis keluarga Vania bukan lah perusahaan besar seperti Rasendriya company.
"Ya sudah lebih baik kita pulang dan tunggu penjelasan dari Vania besok saja," ucap Bu Eli, kemudian mereka pun berpencar masing masing.
Sampainya di mansion Vania di sambut oleh mama Aida dan papa Bagas yang sedang asyik berada di ruang keluarga sambil bercanda ringan, papa Bagas memang sangat senang menggoda sang istri sehingga kehidupan mansion terlihat lebih riang.
"Vania pulang!" sahut Vania.
"Sayang, kamu udah pulang?!"
"Iya, ma. Oh ya ma Raka udah pulang belum ya?"
"Belum deh kayaknya Van, soalnya dari tadi mama sama papa di sini gak ada tuh tanda-tanda Raka," jawab mama Aida.
"Ya sudah kalau begitu aku ke kamar dulu ya ma pa," pamit Vania.
"Iya, sayang."
Sebenarnya mama Aida dan papa Bagas tahu tentang berita yang tersebar di media sosial dan internet bahkan di televisi pun berita tersebut sudah terpampang jelas, mereka ingin menanyakan hal tersebut kepada Raka nantinya.
"Apa! Setelah membuat berita heboh tersebut dia belum juga pulang dan menjelaskan sama aku!" kesel Vania karena melihat Raka yang juga belum pulang, bahkan dia tidak meneleponnya saat berita itu menyebar tadi seperti mencoba untuk memberikan ketenangan untuk Vania.
"Apa sih yang elo harapkan dari pernikahan ini Van, elo harus sadar bahwa bisa saja itu memang benar adanya bahwa Raka akan menikah dengan kekasihnya sekarang dan akan segera menceraikan elo Van," ucap Vania pelan kepada dirinya sendiri dengan nada sedihnya karena baru saja dia menikah tapi harus bersiap untuk menjadi seorang janda di usia muda.
.
.
Bersambung..........