Hay gaes, penasaran kan sama cerita Dave dan Vera yang tiba-tiba menikah.
Sebelum kalian membaca cerita ini, ada kalanya kalian membaca ceritaku yang judulnya "Partner Ranjang Om Duda"
Dave William Pratama, Putra tunggal dari keluarga Pratama, nasib percintaan tidak semulus seperti wajahnya.
Mencintai sahabatnya yang bernama Zena, membuat Dave harus menikahi Vera, adik tiri dari Zena.
Kecelakaan yang menimpa ibunya, telah merengut nyawa keluarga Vera, membuat Vera terpaksa menikah dengan Dave.
Verania Putriani, wanita cantik yang usianya baru menginjak 20 tahun. Sebagai mahasiswa yang terpopuler di kampusnya, banyak yang mengagumi kecantikannya, dia merupakan kekasih dari Putra Cort Wilson.
Di saat malam pertamanya dengan Dave, Vera justru pingsan dan dinyatakan keguguran.
Amarah, kebencian, sangat jelas tercetak di raut wajah Dave.
Yuk, simak ceritanya. Cerita ini khusus aku buat di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 13
"Dasar adik menyebalkan. Selalu saja perhitungan dalam masalah bisnis. Lama kelamaan anak itu seperti lintah darat," gumam El menyambar jas kerjanya lalu pergi meninggalkan beberapa uang pecahan untuk membayar menu makanannya.
Tiba-tiba saat El tengah beranjak dari tempat duduknya. Ada sebuah notif pesan masuk dari ponselnya.
'Jangan lupa transferannya Kak El yang cantik dan menggemaskan,' begitulah pesan dari seorang pria yang baru saja dimintai bantuan oleh Dokter El.
"Dia ...," geram El meremas ponselnya setelah membaca pesan dari adiknya, Vin, "Awas saja kamu Vin," lanjut El mengetik di layar ponsel nya.
"Sudah, dan cepat cari identitas wanita itu!" balas El dengan menyelipkan foto bukti transferannya.
Di satu sisi, Vin yang baru memasuki mobil pun tersenyum saat melihat balasan dari Kakaknya yang mengirim uang jajan 5 kali lipat dari jumlah biasanya.
"Yes! Sekarang aku harus mencari identitas wanita itu. Tapi, aku mulai dari mana ya? Mencari identitas wanita yang tidak aku kenali kan susah!" gumam Vin memainkan ponsel yang berada ditangannya.
Ting ...
Terdengar bunyi notif pesan masuk dari ponsel Vin, segera dia membuka dan melihat pesan masuk dari teman-temannya.
'Nongkrong di belakang kampus sama cewe-cewe cantik' ucap salah satu teman di grup whatsapp geng nya sambil menyelipkan foto bersama teman cewe-ceweknya.
'Di mana Vin, semua cewe-cewe tanyain keberadaanmu!' ucap teman lainnya lagi.
'Paling Vin masih tidur. Kan setiap malam begadang,'
Setelah membaca semua pesan grup whatsappnya, Vin mematikan dan memasukkan ponselnya kedalam saku celananya. Di nyalakan mobil mewah Vin agar dapat berjalan membelah jalanan kotanya.
Setelah sampai di depan kampus. Mobil Vin yang sudah terparkir mulus pun langsung di datangi beberapa teman wanitanya.
"Hai Vin," ucap salah satu wanita yang bernama Dena.
"Vin, dari mana saja? Kita daritadi menunggumu?" ucap teman wanita lainnya lagi.
Memakai pakaian ketat dan sexy merupakan hal biasa untuk kaum hawa dan adam di negara ini.
Vin, mahasiswa yang mempunyai paras tampan bagai malaikat tak bersayap. Hidung mancung dan kulit putih membuat banyak wanita tergila-gila. Dia meruapakan salah satu orang pemegang saham di kampusnya, tempat dia menimba Ilmu.
Dosen, dan semua orang tidak ada yang berani menegurnya jika dia membuat kesalahan, karena pengalaman salah satu dosen yang menegur kesalahan Vin akan berakibat buruk, di pecat tanpa pesangon.
Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya memanjakan mata Vin agar tidak terkena sinar matahari pagi yang membuat wajahnya memerah.
"Hai brother, kita ketemu di sini. Ayo masuk, teman-teman sudah menunggu kita," ucap seorang pria seusianya yang menjadi teman Vin saat memasuki beberapa bulan kampus barunya.
Tak ingin mengabaikan wanita-wanitanya, Vin menepuk semua punggung wanita yang sudah menyambutnya lalu berjalan merangkul lengan temannya yang sudah dianggap sebagai sahabatnya.
"Let's go," jawab Vin.
Kebahagiaan sesaat yang di berikan Dave membuat Vera terus tersenyum. Wajahnya terus berseri melihat sampai mobil mereka terparkir di teras rumah yang sangat luas dan megah.
"Terimakasih, jadi mulai besok ... aku akan masuk kampus kan?" tanya Vera memastikan pada suaminya.
"Hem ... Turunlah, aku tidak mempunyai waktu," ketus Dave mengusir istrinya itu.
"Okeh," jawab Vera mengedipkan salah satu matanya dan membuka pintu mobil, "Hati-hati teman," sambungnya lagi membuat Excel terkekeh saat mendengar istri sahabatnya memanggil Dave dengan sebutan teman.
"Jangan tertawa, lebih baik kita segera pergi," ucap Dave saat melihat punggung sahabatnya bergetar.
"Siap, hahaha ...," jawab Excel menyalakan mesin mobilnya dan berjalan keluar gerbang rumah yang sangat mewah, "Sejak kapan kalian berteman?" tanya Excel saat mobilnya sudah keluar dari gerbang utama rumah Dave.
"Menurutmu aku mau berteman dengannya? Wanita murahan yang--"
"Yang apa?" tanya Excel penasaran saat Dave menggantungkan ucapannya.
Dave menghembuskan nafas lalu menyenderkan tubuhnya di punggung kursi, "Sudahlah lupakan. Aku tidak mungkin berteman dengan wanita seperti ini. Lihat saja penampilannya yang sangat terbuka," ucap Dave membayangkan paha mulus Vera yang terekspos begitu saja tanpa ada rasa malu.
"Dave, jangan samakan negaramu dengan negara ini. Sangat berbeda, dan bukankah kau sudah tahu. Penampilan seperti itu di sini adalah hal wajar, bahkan ada yang memakai pakaian lebih terbuka," jawab Excel, "Tapi, saat aku tak sengaja lihat paha putih mulusnya. Tiba-tiba sesuatu di bawahku menegang, hahah ...," sambung Excel diselingi dengan tawanya.
"Kau boleh mengambilnya, tapi setelah aku bosan," ketus Dave, "Dan masalah penampilan, kamu tahukan dari dulu aku tipe orang seperti apa? Tidak suka dengan wanita yang berpenampilan terbuka memperlihatkan setiap bentuk tubuh membuat banyak pria tergoda, apalagi aku sempat tinggal di negaranya. Di mana masih banyak orang yang bisa berpakaian sopan," sambung Dave lagi.
"Ya sudah terserahmu saja Dave. Aku hanya bercanda, mana mungkin aku tertarik dengan istrimu. Lagipula menurutku sifatnya masih sangat kekanak-kanakan," ujar Excel yang di setujui oleh Dave.
"Memang kekanak-kanakan, tapi dia ahli di atas ranjang," jawab Dave, 'Sampai-sampai, dia bisa mengandung anak pria lain setelah menikah denganku,' gumam Dave dalam hati, 'Aku tidak mau Ibu dan semua orang tahu, bisa-bisa banyak orang yang mencemooh keluargaku,'
"Memangnya kalian semalaman melakukan berapa ronde? Sampai-sampai kamu memujinya, hahaha ...," tanya Excel tertawakan renyah.
Bugh!
Dave menendang bangku kemudi tempat Excel duduk, "Lebih baik tambahkan kecepatanmu agar kita cepat sampai di caffe, setelah itu kita akan pergi ke kantor," titah Dave membuka layar ponselnya.
Dia melihat foto wanita yang dicintainya di dalam album fotonya,
'Aku merindukanmu Zen, aku ingin menelfonmu menanyakan kabar mu dan anakmu, tapi aku takut,' batin Dave meraba foto bersamanya dengan Zena di caffe miliknya.
"Dave," panggil Excel saat tak sengaja Excel melihat Dave melamun.
"Hem ...," jawab Dave masih menatap ponselnya.
"Lupakan dia, dia sudah bahagia dengan suaminya," ucap Excel asal. Dia menebak jika Dave melamunkan wanita yang selalu menjadi topik pembicaraannya.
"Sangat susah melupakan wanita yang kita cintai Cel, aku sudah berusaha, tapi tidak bisa," jawab Dave menggeser foto lainnya lagi.
"Belajar mencintai istri sendiri itu tidak sulit Dave, lagipula istrimu juga cantik, tidak kalah dengan wanita itu," ucap Excel lirih, dia takut melihat ekspresi sahabatnya yang berubah menjadi iblis.
"Wanita yang aku nikahi itu adik dari Zena, Cel. Dan wanita itu yang pernah mempermalukan Zena di depan umum. Keluarga Zena juga mengusir Zena karena tuduhan yang tidak masuk akal. Mereka mengira jika Zena merayu dan menggoda Ayah tirinya, padahal Ayah tirinyalah yang ingin melecehkan Zena," ucap Dave membuat Excel menganga.
Bersambung😘
ya bagus sih ceritanya. walaupun berkutat di peran utama nya aja. 👍