Bercerita tentang seorang mahasiswa yang diidolakan oleh semua mahasiswi diuniversitas terkenal dikota J. namun tidak dengan Ayzaila Reina Pradja karena menurutnya Albian Sanjaya sama aja seperti pria pada umumnya.
Tapi tidak dengan Albian Sanjaya yang diam-diam memperhatikan Ayzaila. menurutnya Ayzaila merupakan wanita yang sangat cantik dan menarik. namun ntah mengapa sikapnya sangat acuh terhadap Bian.
Hallo semuanya...
Selamat membaca karya kedua author yah. jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like dan Komennya agar author bisa lebih semangat lagi dalam membuat cerita 🙏😁
semoga kalian suka... 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PHJH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 11
Kediaman Albian
"Selamat pagi tuan muda" Sapa para pelayan ketika Albian memasuki kediamannya itu.
"Pagi semuanya" jawab Albian ramah.
"Abangggggg" Teriak Syasya yang baru turun dari tangga.
Meskipun Albian sosok yang cuek namun sebenarnya ia sangat menyayangi adiknya itu. sama halnya dengan Syasya ia sangat menyayangi abangnya itu meskipun ia cuek tapi ketika Syasya mempunyai masalah orang pertama yang akan hadir adalah Albian.
"Bang, Syasya kangen" seru syasya sambil berhambur memeluk Albian
"Sudah meluknya? aku harus segera mengambil barangku yang tertinggal" Al pun melepaskan pelukan syasya dan berlalu meninggalkan syasya yang masih diam mematung.
"Kenapa sih dirumah ini gak ada yang perduli dengan. syasya?" ucapnya lirih lalu berlari kembali kekamarnya
hiks....hikss....
"Apa salah gue? kenapa mereka semua gak perduli dengan gue, yang mereka fikirkan hanya pekerjaan saja. mama papa bang Al semuanya mengacuhkan gue 😭 apa gue buat masalah dulu baru mereka akan datang?" Syasya terus menangis hingga ia lelah dan tertidur.
"Sya, maafkan abang ya. abang nggak bisa menjadi abang yang baik untuk kamu. kedepannya abang janji akan menjadi baik untuk kamu" ucap Albian seraya mengelus lembut rambut Syasya dan terakhir mencium kening syasya lalu berlalu kembali keapartemennya.
Pada sore harinya syasya terbangun dan ingat jika abangnya masih dirumah.
"Ini kesempatan untuk bisa jalan-jalan bersama abang" ucapnya dengan semangat dan langsung masuk kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah beberapa menit ia pun selesai dengan ritual mandinya. dengan segera ia memakai pakaian kasualnya. selesai bersiap-siap Syasya langsung keluar kamar dengan wajah sumringah. dengan tas kecil yang ia gantungkan dibahunya kini ia berjalan menuju kamar Albian.
"Abang" panggilnya saat pintunya terbuka.
"Abang, bang Al.... " panggil Syasya mencari keberadaan abangnya itu.
"Apa mungkin dibawah yah?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Abang... bang Al" teriak Syasya sembari menuruni anak tangga.
"Maaf nona, tuan muda sudah pergi sedari tadi siang" ucap Paman Ben kepala pelayan.
"Oh oke makasih paman, aku akan ke mall mungkin akan pulang malam" ucapnya dengan wajah yang kecewa.
Syasya pun segera menghubungi Icel dan Lisa untuk menemaninya ke mall. karena saat ini ia sangat merasa kesal.
35 menit sudah Syasya menyelusuri padatnya jalanan kota J. akhirnya ia sampai di mall terbesar disana. Syasya terus berjalan dengan angkuhnya melewati orang-orang yang terpesona akan kecantikan yang syasya miliki.
Disela ia berjalan ia melihat kedua sahabatnya itu disebuah cafe. tiba-tiba muncul ide untuk mengagetkan kedua sahabatnya itu. namun setelah syasya berada sangat dekat dengan mereka, justru saysya mendengar apa yang tidak ingin ia dengar.
"Ah, kalau bukan anak pengusaha terbesar dikota kita, males banget gue temenan sama Syasya" ungkap Lisa dan dibenarkan oleh icel. Syasya yang berdiri tepat dibelakang mereka tersentak mendengar penuturan Lisa. ia pun ingin mendengarkan lebih banyak lagi dan duduk tepat dibelakang mereka tanpa Lisa dan Icel tahu.
"Iya Lis, gue juga males. siapa sih yang mau temenan sama dia kalau bukan karena dia kaya haha" timpal Icel
"Tak perlu terlalu diambil pusing cel yang penting kita menikmati kebodohannya itu. dan berteman sama dia kita juga diuntungkan dengan barang-barang mewah ini hahahah" Sahut lisa
Syasya yang mendengar kata-kata itu hanya bisa menangis. ia tak percaya orang yang selama ini ia anggap sahabat ternyata bermuka dua. hari ini adalah hari paling menyedihkan untuk Syasya.
Dengan hati yang pilu ia pergi dari tempat itu meninggalkan kedua mantan sahabatnya. iyah walaupun syasya tak melabrak mereka namun bagi syasya mereka bukan lagi sahabatnya.
Dengan isak tangis yang belum juga reda Syasya melajukan mobilnya dengan sangat kencang. hingga tiba-tiba ada sebuah truk yang berada didepannya berhenti membuat syasya terkejut lalu membanting setirnya hingga ia menabrak sebuah pohon di pinggir jalan.
Tanpa sengaja ternyata Dara juga sedang berada didekat situ. dengan segera ia membantu sipengendara mobil malang itu. Saat sudah dikeluarkan dari mobil ia melihat ternyata pemilik mobil itu adalah Syasya musuhnya disekolah.
"Syasya" ucap Dara lirih
"Maaf pak, buk bisa tolong panggilkan ambulance?" tanya Dara lalu salah satu pejalan kaki yang melihat kejadian itu langsung menghubungi ambulance.
Arin yang baru saja mencari minuman untuk dirinya dan Dara pun terkejut melihat banyak orang yang berkumpul disana langsung melihat dan ternyata disana ada Dara.
"Dara ink Syasya?" tanya Arin yang menghampiri Dara.
"Iya rin dia menabrak pohon itu" ungkap Dara.
Tak lama itu pun ambulance datang dan langsung membawa Syasya kerumah sakit. begitupun dengan Dara dan Arin yang ikut masuk kemobil ambulance untuk menemani Syasya.
"Nih Dar minum dulu, tadi kata kamu haus" ucap Arin memberikan botol air minum yang ia beli tadi.
"Makasih rin" Dara mengambil botol air itu dan meminumnya hingga tinggal setengah.
"Syasya kenapa yah Dar sampai nabrak pohon begitu?" tanya Arin
"Ntahlah rin gue tadi gak begitu melihat, tiba-tiba aja terdengar suara keras lalu pas gue noleh mobil syasya udah nabrak pohon" jelas Dara lalu dibalas anggukan oleh Arin.
Syasya yang mulai sadar pun membuka matanya. dia terkejut melihat Dara dan juga Arin. kemudian ia mendengar Dara mulai ingin berbicara ia pun kembali menutup matanya untuk mendengarkan apa yang akan mereka bicarakan.
"Rin, lo gak dendam kan sama Syasya?" tanya Dara tiba-tiba.
"Nggak lah Dar, kan apa yang selalu syasya bilang itu faktanya. aku memang gadis cupu dan gak punya apa-apa" jawab Arin dengan entengnya.
"hemm.... pantesan kamu mau tolongin dia juga" sambung Dara
"Kamu sendiri kenapa tadi nolongin syasya? kan dia juga sering ngatain kamu Dar?" Arin bertanya balik pada Dara.
"Karena dia teman kita lah rin, seburuk apapun sikap dia kan dia teman satu sekolah kita dia sedang butuh bantuan kita lalu kenapa tidak" jawab Dara lalu ia bersandar dan memejamkan matanya.
"Ternyata dibalik sikap lo yang dinggin selama ini, lo orang yang baik Dar. Arin juga tak pernah dendam padahal kata-kata gue selalu kasar ke mereka" ucap Syasya dalam hati. ia juga bersyukur karena masih ada orang baik disekitarnya.
Mendengar penuturan Dara dan Arin barusan membuat Syasya merasa bersalah akan perlakuannya selama ini kepada Dara dan juga Arin. orang yang selalu ia rendahkan ternyata jauh lebih baik dari pada orang yang selalu ia anggap sahabat namun kenyataannya mereka adalah musuh sebenarnya.