NovelToon NovelToon
Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:690
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

********

Pagi menjelang Suina turun kebawah menghampiri bibi dan ayahnya yang sedang sarapan.

Raut wajahnya terlihat seperti sedang lesu, karena semalaman tidak bisa tidur dan memilih untuk menyelesaikan pekerjaanya.

" Loh katanya lagi nggak pengen sarapan? " tanya bibi Yan bingung.

" Ayah! " panggil Suina tiba tiba.

" Hm! kenapa sayang? " tanya ayahnya yang sedang serius menyantap sarapannya.

" Ayah kapan pulangnya? " tanya Suina.

" Besok ayah sudah harus kembali, memangnya kenapa? " jawab ayahnya sambil bertanya.

" Suina ikut ya. " jawab Suina.

Ayahnya dan bibi Yan pun langsung kaget mendengarnya.

" Kamu kenapa? kok tiba tiba pengen ikut ayah? " tanya ayahnya penasaran.

" Nggak, Suina hanya kangen rumah aja. lagian bibi Yan juga pasti rindu dengan tokonya karena udah lama di tinggal. " jawab Suina.

" Benar kamu nggak apa apa? " tanya sang ayah memastikan.

" Iya, Suina nggak apa apa. pekerjaan Suina juga semuanya sudah selesai, jadi bisa ikut ayah deh untuk beberapa hari di sana. " jawab Suina.

" Ya udah kalau kamu pengen ikut. " ucap ayahnya yang tidak keberatan.

Di rumah sakit, Edo tengah serius mengerjakan beberapa pekerjaanya di ruang kerjanya.

Tiba tiba salah satu dokter senior datang menemuinya.

" Selamat pagi Dr. Edo. " ucap dokter itu masuk.

" Pagi dok, silahkan duduk. " jawab Edo sambil mempersilahkan.

" Saya nggak ganggu kan? " tanya dokter itu memastikannya sebelum lanjut dengan tujuanya.

" Sama sekali nggak dok, ada yang bisa saya bantu? " jawab Edo sambil bertanya.

" Begini Dr. Edo, hari ini saya ada keperluan di luar, masalah anak saya. " jawab dokter itu.

" Jadi apa bisa kita bertukar sif hari ini? " lanjutnya lagi dengan penuh harap.

" Baik dok. " jawab Edo tidak keberatan.

" Terima kasih Dr.Edo, terima kasih banyak. " ucap dokter itu sangat senang.

" Iya dok, sama sama. " jawab Edo.

Kemudian dengan cepat dokter itu keluar, karena harus segera pergi.

Tidak berselang lama sus Mia dan Iyan pun datang.

" Tadi aku lihat dokter senior keluar dari ruangan kerjamu?  ada apa? " tanya Iyan penasaran.

" Dia ingin tukaran sif denganku, katanya ada urusan penting, anaknya sedang sakit. " jawab Edo.

" Sakit? masa sih? " ucap Iyan tidak percaya.

" Memangnya kenapa dok? " tanya sus Mia penasaran.

" Nggak, hanya saja saya kurang yakin aja jika anaknya benar benar sedang sakit. " jawab Iyan.

" Memangnya dokter kenal dengan anaknya? " tanya sus Mia penasaran.

" Iya, dokter itu punya satu anak laki laki. tapi sekarang sedang kuliah di luar negeri jurusan kedokteran juga. jadi saya sedikit ragu jika anaknnya sedang sakit, kalau pun benaran sakit. kampus mereka kan punya fasilitas yang cukup memadai, di tambah lagi dia jurusan kedokteran. Pasti bisa menangani masalah kesehatannya sendiri. " jawab Iyan.

" Jadi maksud dokter, itu hanya alasannya saja. karena dokter senior itu ingin punya waktu lebih banyak di luar? " ucap Sus Mia menebak.

" Bisa jadi sus. " jawab Iyan.

" Kalian jangan berasumsi yang bukan bukan deh, mungkin saja anaknya benar sedang sakit. " ucap Edo.

" Do! kamu bukan baru sehari kerja di rumah sakit ini, masa gitu aja nggak faham. " ucap Iyan.

" Aku tau, lagian aku juga bebas hari ini. jadi nggak masalah tugas sampai malam. " jawab Edo.

" Dokter terlalu baik. " ucap sus Mia.

Namun Edo hanya tersenyum mendengarnya.

" Apa kamu benar benar bebas hari ini? " tanya Iyan memastikan.

" Bukannya akhir akhir ini kamu selalu pengen cepat pulang? kenapa tiba tiba punya waktu luang sampai malam? " lanjut Iyan menggodanya.

Edo tidak menjawabnya, dan malah fokus dengan komputernya.

Melihat raut wajah pria itu yang seperti sedang murung, sus Mia langsung keluar untuk mengambilkannya segelas kopi.

" Silahkan dok. " ucap sus Mia.

" Terima kasih sus. " jawab Edo.

" Kamu kenapa Do? lagi serangan jantung ya? " tanya Iyan penasaran, karena melihat pria itu seperti tidak bersemangat.

" Jangan becanda tentang serangan jantung deh Yan. " jawab Edo serius.

" Oke! oke! aku nggak bakalan bercanda lagi dengan hal itu. " jawab Iyan.

" Tapi kamu kenapa? kok kayak nggak bersemangat gitu? sedang patah hati ya? " lanjut Iyan kembali bertanya dengan serius.

" Pata hati dengan siapa, aku nggak sedang menjalin hubungan dengan siapa siapa. " jawab Edo.

Mendengar jawaban sahabatnya itu, seketika membuat Iyan faham.

" Sepertinya ada yang sedang patah hati nih, sus. " ucap Iyan berbisik pada sus Mia.

" Memangnya Dr.Edo sudah pacaran sama profesor itu? " tanya sus Mia kaget.

" Sepertinya bukan dengan profesor itu, tapi gadis lain. kalau sama profesor itu nggak mungkin Dr.Edo sampai semurung dan tidak bersemangat seperti ini. " jawab Iyan.

" Aku bisa dengar Yan. " ucap Edo yang bisa mendengarkan pembicaraan mereka walaupun sedang berbisik bisik.

" Jadi siapa gadis itu? sampai bisa membuatmu semurung ini? " tanya Iyan yang langsung pada intinya.

" Gadis apa, aku nggak sedang menjalin hubungan dengan gadis mana pun. " jawab Edo.

Melihat Edo yang terus berusaha mengindari maksudnya, Iyan langsung berpindah duduk di sampingnya.

" Do! dengarin aku ya, terkadang kita harus mengambil resiko untuk suatu hal, seperti layaknya luka infeksi. jika luka itu terdapat nanah dan tetap di biarkan, itu akan berakibat sangat fatal bahkan tidak bisa sembuh. tapi jika kita bisa mengeluarkan nanah itu walaupun menyakitkan, maka luka itu akan lebih membaik dari sebelumnya. ingat kamu seorang dokter bahkan lulusan terbaik luar negeri, jadi apa yang perlu kamu takutin? " jelas Iyan panjang lebar.

Edo pun mulai mencerna semua perkataan sahabatnya itu, dan memikirkan maksud dan tujuannya.

" Keren kan kata kataku? jadi ngapain murung, udah kayak orang di tinggal mati aja. " lanjut Iyan mengejeknya.

" Benar tuh dok! hidup dokter ya dokter yang harus menentukan, jangan biarkan orang lain yang mengatur. karena yang menjalaninya dokter sendiri, yang tau itu baik ataupun buruk dokter sendiri. " imbuh sus Mia.

Setelah mengatakan hal itu, keduanya langsung keluar karena masih harus melakukan beberapa pekerjaan.

Sementara Edo terus saja memikirkan semua ucapan kedua sahabatnya itu.

Malam menjelang, pria itu masih saja sibuk di ruang kerjanya. walaupun tidak memiliki jadwal operasi hari ini, namun Edo masih harus mengerjakan beberapa laporan dari pasien pasiennya.

Tiba tiba wajah Suina mulai terlintas di fikirannya.

Bagaimana gadis itu tersenyum dan dapat membuat hari harinya menjadi lebih berwarna.

Senyum tipis mulai terukir di bibir Edo setiap kali memikirkan tingkah laku Suina yang selalu saja penuh kejutan.

Namun hal itu tidak bisa membuatnya tenang, sebelum mendengar suara gadis itu.

Keesokan harinya, Edo menyelesaikan pemeriksaan beberapa pasienya sebelum kembali kerumahnya.

Setelah semua pekerjaanya selesai, barulah pria itu mulai bersiap siap untuk pulang.

Sementara di rumah, Suina tengah sarapan pagi bersama bibi dan ayahnya.

Tiba tiba ponselnya berbunyi tanda pesan masuk.

Dengan cepat Suina menghentikan kegiatan makannya, kemudian melihat isi pesan yang masuk.

" Hah! " ucap Suina kaget.

" Kenapa? " tanya bibi Yan ikut kaget.

" Suina harus keluar sebentar bi. " jawab Suina yang langsung beranjak dari duduknya.

" Mau kemana? " tanya bibi Yan penasaran.

" Periksa kucingnya sebentar, darurat. " jawab Suina kemudian langsung bergegar keluar.

" Dasar anak nakal! bukanya ngabisin sarapannya dulu, malah keluar. " gumam bibi Yan heran.

" Kucing siapa? " tanya ayahnya Suina penasaran.

" Kucing itu, yang aku pernah ceritain keabang. " jawab bibi Yan.

" Oh.. sepertinya mereka benar benar sangat dekat. " ucapnya tersenyum.

" Eh! bukannya Suina mau ikut abang pulang? terus kenapa gadis itu malah keluar? " tanya bibi Yan bingung.

" Yan! Yan! kamu kayak nggak tau Suina aja, walaupun dia bicara pengen ikut. itu hanya bersifat sementara saja, buktinya tuh anak udah kembali bersemangat. mungkin aja kemarin suasana hatinya sedang kalut, makanya bicara seperti itu. " jawab abangnya.

Sementara itu di jalan, Suina terus berlari menuju kediaman Edo.

Karena pria itu sempat mengirimkannya pesan, Jika siputih sempat mencoba keluar beberapa kali. sehingga membuat Suina langsung bergegas untuk memeriksanya sendiri.

Di rumah sakit, ketika ingin pulang. tiba tiba Edo mendapatkan panggilan darurat untuk menangani salah satu operasi cukup penting.

Sehingga dengan cepat ia kembali mengganti pakaiannya kemudian langsung menuju ruang operasi.

Butuh satu jam untuk pria itu menyelesaikan operasinya.

Setelah itu Edo langsung bergegas kembali keruang kerjanya.

Di lihatnya sudah banyak sekali pesan dan panggilan yang masuk kedalam ponselnya.

" Astagah! " gumam Edo yang langsung keluar menuju mobilnya, kemudian pulang kerumah.

Sesampainya di sana, ia melihat Suina yang tengah berdiri di depan gerbang rumahnya.

Dengan cepat Edo turun dari mobilnya kemudian menghampiri gadis itu.

" Suina! " ucap Edo cemas.

Namun gadis itu hanya tersenyum saja.

" Kamu sudah berapa lama berdiri di situ? wajahmu benar benar sudah sangat merah. " tanya Edo kaget.

" Dari dua jam yang lalu. " jawab Suina, kemudian mulai merasa pusing.

Dengan cepat Edo menahan tubuhnya kemudian membawa gadis itu masuk kedalam.

" Duduklah, saya mau ambil handuk basah dulu. " ucap Edo yang langsung menuju dapur.

Beberapa menit kemudian ia datang lagi sambil membawa loyang yang berisi air dingin dan juga beberapa handuk kecil.

Edo mulai membasahi handuk itu, kemudian meletakannya di atas kening gadis itu. agar suhu tubuhnya cepat menurun.

" Kamu ngapain berdiri di depan seperi tadi? saya kan sudah bilang jangan terlalu membuat tubuhmu kelelahan apalagi keluar di saat matahari sedang terik teriknya. " omel Edo.

Namun gadis itu hanya terkekeh mendengarnya.

" Angkat rambutmu sebentar. " pinta Edo yang hendak meletakan handuk basah di lehernya.

" Maaf, saya hanya cemas saja dengan si putih. " jawab Suina.

" Kan dokter bilang dia pernah mencoba untuk keluar beberapa kali, jadi saya cemas dan ingin memeriksanya sendiri. " jawab Suina.

Edo hanya ingin memberitahukannya saja jika kucing itu mencoba untuk keluar beberapa kali, namun ia tidak menyangka jika Suina akan memeriksa bahkan menunggu selama itu di depan gerbang rumahnya.

" Maaf! tiba tiba saya ada operasi darurat tadi. jadi nggak tau kalau kamu sempat menelpon saya. " ucap Edo sambil mengusap kedua tangan Suina dengan handuk basah.

" Saya hanya ingin memberitahukan hal itu saja, bukan bermaksud menyuruhmu datang memeriksanya dan sampai menunggu selama itu. bahkan sampai panas panasan seperti ini, sekali lagi saya minta maaf. " lanjut Edo yang merasa tidak enak.

" Pasienya baik baik aja kan? " tanya Suina tiba tiba, yang malah bertanya pekerjaanya di rumah sakit.

" Em! " jawab Edo mengangguk.

" Terus kenapa dokter minta maaf? dokter sudah menyelamatkan nyawa seseorang. itu lebih penting, jadi jangan minta maaf seperti itu. " ucap Suina.

" Lagian ini kesalahan saya sendiri, karena terlalu cemas dengan si Putih. " lanjut Suina sambil tersenyum.

Edo yang mendapatkan tanggapan seperti itu, langsung merasa kagum dengan pemikiran gadis itu.

" Lain kali, kamu bisa telpon saya sebelum datang kesini. " ucap Edo.

" Saya nggak bisa. " jawab Suina.

" Kenapa nggak bisa? memangnya kamu nggak punya nomor ponsel saya? " tanya Edo kaget.

" Saya punya nomor ponsel dokter, tapi saya nggak bisa telpon dokter. mungkin aja dokter sedang sibuk atau menangani pasien, jadi saya nggak pengen ganggu. Semua orang tau, jika dokter itu pasti sangat sibuk, terutama jika sedang berada di rumah sakit. " jawab Suina.

" Nggak Suina, kamu tetap harus menelpon saya. bagaimana jika terjadi sesuatu? kamu tetap harus menelpon saya. saya seorang dokter, ponsel saya tidak pernah saya matikan. jadi kamu bisa menelpon saya kapan saja. " ucap Edo.

" Tapi saya nggak berani telpon dokter, jika dokter sedang sibuk. " ucap Suina.

Mendengar itu, Edo langsung beranjak menuju kamarnya untuk mengambil sesuatu.

" Hai! " ucap Suina begitu melihat si putih menghampirinya.

" Kamu buat aku cemas saja. " ucap Suina sambil mengelusnya.

Tidak berselang lama Edo datang kembali sambil membawa sesuatu.

Kemudian pria itu duduk di samping Suina, sambil memperhatikannya yang sedang asyik bermain dengan si putih.

" Jika saya tidak sempat menjawab panggilanmu karena sedang di ruang operasi, kamu bisa menggunakan ini untuk masuk. " ucap Edo sambil memberikannya kartu akses rumahnya.

Suina langsung kaget melihat pria itu memberikan kartu akses untuk masuk kedalam rumahnya.

" Kamu bisa datang kapan saja, jadi jangan menunggu di luar kepanasan sampai wajahmu merah seperti itu. " lanjut Edo.

" Em! " jawab Suina mengangguk saja, dengan raut wajah yang kebingungan.

Suasana pun berubah hening seketika, Suina masih merasa terkejut begitu Edo memberikan kartu akses rumahnya.

Sementara Edo senyum senyum sendiri, sambil mengelus si putih yang sedang berada di pangkuannya.

Keesokan harinya sekitar pukul 8 pagi, Suina datang kerumah pria itu karena ingin mengantarkan makanan kucing yang sempat ia beli kemarin.

" Dokter yakin ngasih kartu akses ini kesaya? " tanya Suina memastikannya lagi.

" Em! saya mengizinkan kamu untuk datang kapan saja kerumah ini,  tapi dengan beberapa persyaratan. " jawab Edo.

" Sarat apa? " tanya Suina penasaran.

" Yang pertama, saya tidak ingin pulang kerumah yang berantakan. jadi kamu harus tetap menjaga rumah ini agar tetap bersih seperti sebelumnya. " jawab Edo.

" Baik, itu tidak masalah. " ucap Suina.

" Yang kedua, saat kamu di sini pastikan untuk mengunci dan menutup pintunya terlebih dulu sebelum bermain dengan si putih. " lanjut Edo.

" Tapi saya selalu menguncinya sebelum masuk kesini. " jawab Suina.

" Maksud saya semua pintu yang ada di rumah ini, bukan hanya gerbangnya saja. karena kamu sering membiarkannya terbuka ketika sudah asyik bermain dengan si putih. hal itu bisa membuat nyamuk ataupun serangga masuk kedalam. saya tidak suka dengan serangga, dan kucing juga tidak suka dengan nyamuk. " jelas Edo.

" Oh ya? aku baru tau kamu nggak suka nyamuk. " ucap Suina sambil berbicara dengan kucing itu.

" Yang ketiga. " ucap Edo lagi.

Namun gadis itu malah asyik bermain dengan si putih dan tidak memperdulikannya.

" Suina! " panggil Edo.

" Hah! " jawab Suina yang langsung melihatnya.

" Setelah bermain dengan si putih, cuci tanganmu terlebih dulu sebelum menyentuh apa saja di rumah ini, faham? " ucap Edo.

" Iya. " jawab Suina mengangguk.

" Dan yang terakhir, kamu bisa makan apa saja yang ada di dapur ataupun di kuklas. tapi jangan pernah menyalakan kompor. " ucap Edo lagi.

" Hah? saya sudah dewasa dok, jadi tau caranya untuk menyalakan kompor. " ucap Suina kaget dengan larangan Edo.

" Saya tidak khawatir dengan itu, tapi yang saya khawatirkan kamu akan lupa untuk mematikannya. " jawab Edo.

Suina pun langsung tersenyum faham mendengarnya.

" Nah, itu memang sangat mungkin terjadi, dokter benar. " ucap Suina.

" Dan juga! " lanjut Edo yang masih belum selesai dengan peraturannya.

" Ada lagi? " tanya Suina kaget.

" Jangan pernah membuat makanan ataupun kue sendiri, memegang pisau, ataupun memandikan si putih. " jawab Edo.

" Hah? kalau semuanya nggak boleh, untuk apa dokter kasih aku kartu aksesnya? mending ambil balik aja. " tanya Suina heran.

" Jangan pernah naik keatas. " lanjut Edo lagi.

" Dokter tenang aja, saya nggak bakalan naik keatas. saya akan tetap di sini sama si putih. " jawab Suina.

" Jangan biarkan putih naik keatas juga. " ucap Edo.

Suina semakin heran dengan semua peraturan yang di Edo untuknya.

" Dokter bicara seolah olah saya akan pindah dan menetap di sini saja. " jawab Suina.

" Dokter tenang saja, sekalipun rumah dokter kebakaran. saya tetap tidak akan naik keatas. " lanjut Suina.

" Hah! " ucap Edo kaget mendengar penuturan gadis itu.

Suina pun langsung tertawa melihat ekpresi Edo yang kaget dengan candaannya.

" Saya cuma bercanda, dokter jangan terlalu serius. kalau pun itu beneran terjadi, saya yang akan mengadopsi dan merawat si putih beserta anak anaknya nanti. " ucap Suina tertawa.

Edo pun hanya bisa menggeleng mendengar lelucon Suina yang seperti sedang menyumpahinya.

" Terus gimana dengan saya? " tanya Edo penasaran.

" Saya akan mengadopsi dokter juga, saya nggak keberatan jika harus mengurus dokter. asalkan dokter patuh dengan peraturan yang ada di rumah saya. " jawab Suina tertawa.

Edo pun ikut tertawa mendengar jawaban gadis itu.

Suina benar benar bisa membuat suasana hatinya kembali berwarna, walaupun sering kali tingkah yang ia lakukan membuat Edo terkejut.

Namun hal itu dapat menghiburnya bahkan bisa tertawa, seperti semua beban yang ia rasakan hilang sejenak.

###NEXT###

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!