NovelToon NovelToon
Malam Hangat Berselimut Cinta

Malam Hangat Berselimut Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Cintapertama
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Herka Rizwan

Aini mengira kedatangan keluarga Julian hendak melamarnya. namun ternyata, mereka malah melamar Sakira, adik satu ayah yang baru ia ketahui kemudian hari. padahal sebelumnya, Julian berjanji akan menikahinya. ternyata itu hanya tipuan untuk memanfaatkan kebaikan Aini.
Tidak sampai disitu, ayahnya malah memaksa untuk menjodohkan Aini dengan duda yang sering kawin cerai.
karena kecewa, Aini malah pergi bersenang-senang bersama temannya dan menghabiskan malam dengan lelaki asing. bahkan sampai hamil.
Lantas, bagaimana nasib Aini. apakah lelaki itu mau bertanggung jawab atau dia malah menerima pinangan dari pria yang hendak dijodohkan dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herka Rizwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Arjun mendapatkan informasi dari bawahannya, bahwa Aini dibawa paksa pulang oleh ibu tirinya. Dan yang membuat pria itu murka, adanya mengenai kabar tentang pernikahan Aini dan Pak Danang.

"Benar-benar kurang ajar. Tua bangka itu gak ada kapoknya sama sekali. Ayo kita ke sana sekarang. Aku ingin membuat perhitungan dengan mereka!" titah Arjun segera.

Bersama beberapa pengawalnya, Arjun mendatangi kediaman Barata. Semua mata memandang kedatangannya yang diiringi barisan pria berseragam hitam.

"Siapa dia ya. Mau apa dia datang kemari?" bisik beberapa tamu yang masih ada di sana.

Salah satu orang yang merupakan bawahan Pak Danang mengenali Arjun, yang waktu itu pernah mematahkan tangan bosnya. Dia pun berlari ke dalam rumah, untuk melaporkan kedatangan pria itu.

"Apa, pria gila itu datang kemari?" tanya Pak Danang terkejut.

"Siapa dia?" Siska merasa terusik.

"Pria yang mengaku pacarnya Aini."

"Mau apa dia kesini? Bilang saja, kalau pacarnya kabur."

"Jangan cari mati, Siska. Lihat saja, tanganku bahkan belum hilang sakitnya."

Belum selesai bicara, rombongan Arjun sudah masuk ke dalam. Sorot matanya yang tajam tampak menelisik keadaan di sana. Satu persatu, tak ada yang luput dari tatapannya.

"Di mana Aini berada?" tanyanya dingin.

"Siapa yang kau maksud itu? Kami tak mengenalnya!" sahut Siska angkuh.

"Aku tanya sekali lagi. Di mana Aini saat ini?" Kali ini, suara Arjun terdengar lantang.

Langkahnya mendekati Barata, yang merupakan Ayah kandung Aini. Pria itu tampak diam tak mampu mengeluarkan suara.

"Sebagai seorang Ayah kandung, anda begitu mengecewakan sekali. Aini tak pernah bahagia, bahkan anda semakin menambah lukanya."

"Tahu apa kau tentang kebahagiaan Aini? Dia sudah mengambil semua milikku. Apa salahnya dia berkorban kali ini?" seru Sakira tidak terima.

"Sebaiknya tutup mulutmu. Aku tak butuh komentar mu!" tunjuk Arjun terlihat marah.

"Bos, sepertinya Nona Aini kabur bersama temannya. Tadi ada seorang penata rias memberikan kesaksian pada kami. Karena ia tak mau dinikahkan dengan Pak Danang," bisik asisten Arjun.

"Di mana orang itu sekarang?"

"Sudah kami amankan!"

Siska dan Danang saling berpandangan. Mereka penasaran, apa yang sedang dibisikkan oleh bawahan Arjun.

"Kalau masih ada yang mengganggu kehidupan Aini, maka aku takkan membiarkan mereka untuk bisa bernapas sedikitpun. Ayo kita pergi!"

Akhirnya, Arjun pergi meninggalkan kediaman Barata. Semuanya bernapas lega, karena bisa terhindar dari masalah.

"Sialan! Darimana dia tahu, kalau Aini ada di sini tadi?" gerutu Siska kesal.

"Sepertinya, dia bukan orang sembarangan. Sebaiknya, mulai sekarang kita tak boleh berurusan lagi dengannya," ujar Barata terlihat berkeringat dingin.

"Kalian bisa seenaknya berbicara seperti itu. Tapi bagaimana dengan aku. Sudah banyak kerugian yang aku dapatkan!" teriak Pak Danang. "Pokoknya aku tidak mau tahu, kembalikan uang yang sudah aku berikan untuk kalian. Kalau tidak, kalian akan mendekam di penjara selamanya!"

Ancaman itu menyebabkan penyakit jantung Barata kumat. Meski tidak sampai masuk rumah sakit, tapi nampaknya dia sedikit syok.

"Ini semua gara-gara putrimu, Barata. Kalau bukan karena dia melarikan diri, kita tak mungkin mengalami hal memalukan seperti ini," oceh Siska menghempaskan dirinya di atas sofa.

"Lagian Aini itu memang gak tahu diri. Udah tahu ada yang ingin menikahinya dengan mahar tinggi, eh dia malah membuat ulah," sambung Sakira yang tidak terima. "Bu, aku gak mau pernikahan ku sampai gagal ya. Pokoknya, semua harus tetap seperti yang kita rencanakan sebelumnya."

"Kamu yang tenang, sayang. Mama udah atur semuanya. Jadi, kamu gak usah khawatir ya," bujuk Siska menenangkan putrinya.

Sakira tersenyum lebar. Dia tak peduli dengan nasib Aini ataupun nasib Barata sekalipun. Yang terpenting, tujuannya bisa tercapai.

Di tempat lain, Arjun menemui tukang rias. Wanita baik itu menceritakan tentang Aini yang menangis ketakutan karena hendak dipaksa menikah dengan Pak Danang.

"Kasihan sekali gadis itu. Semalaman dia dikurung di dalam gudang. Tak dikasih makan dan minum sedikitpun. Saya juga heran, kenapa ada keluarga kejam, yang hanya bisa memaksakan kehendaknya. Menikahkan gadis semuda itu demi kepentingan pribadi."

"Saya yang salah. Seharusnya, saya juga tidak memaksa Aini. Karena saya sangat takut kehilangan dia."

"Oya, Aini pergi bersama dua orang. Satu pria dan satu wanita."

"Pria?" Alis Arjun terangkat. "Siapa lagi gerangan orang itu?"

"Saya kurang tahu. Tapi, sepertinya teman Aini adalah si wanita. Soalnya, dia sendiri menelpon menggunakan ponsel saya. Dan suara wanita itu yang berbicara dengannya.

"Apakah itu Fena ya? Ah, kemana dia membawa Aini?" kata Arjun dengan pikiran tak tenang.

Rasa bersalah semakin menambah kegelisahannya. Setelah penolakan Aini malam itu, dia merasa sangat takut kehilangan gadis yang dicintainya tersebut. Padahal, hanya tinggal menunggu waktu, mereka akan segera menikah.

"Maafkan aku, Aini. Ini semua salahku. Seharusnya aku tak bertindak gegabah waktu itu," sesalnya tak berujung.

***

Di tempat lain, Aini disambut seorang wanita tua dengan haru. Keduanya bahkan berpelukan sangat erat.

"Aini, nenek sangat merindukan kamu, Nak!" ucapnya bercucuran air mata.

"Aku juga, Nek. Ternyata, aku hanya bisa bahagia bila bersama nenek," sahut Aini menangis.

Melihat pemandangan yang menyesakkan itu, membuat Fena menitikkan air mata. Bahkan pacarnya mengusap kepalanya untuk menenangkan.

"Yank, kasihan Aini ya. Beruntung kita menyelamatkan dia tadi. Kalau tidak, entah apa yang bakalan terjadi sama dia."

"Iya, sayang. Aini begitu menderita tinggal di rumah orang tuanya. Semoga kali ini, hidupnya jauh lebih aman."

Binar keceriaan sudah nampak di wajah Aini. Dia berusaha untuk menyembunyikan kejadian buruk yang menimpanya dari sang Nenek. Karena dirinya tak mau sampai membebani orang tua itu.

"Ai, apa yang akan kamu lakukan setelah ini?" tanya Fena di saat mereka sedang duduk di teras.

"Mungkin aku akan kembali tinggal di sini, Fen. Tak ada lagi yang bisa aku harapkan di tempat tinggal ayahku. Dulu, aku ke sana karena berharap, kalau ayah akan menjadi sandaran ku. Tapi ternyata, hanya penderitaan yang aku dapatkan."

"Lalu bagaimana pekerjaan mu? Sayang loh, Ai. Kita baru saja naik gaji. Yang keenakan malah Greta. Dia pasti menjadi orang yang paling berkuasa."

Aini tak menjawab. Ini semua gara-gara Arjun pikirnya. Tapi dia juga tak sepenuhnya menyalahkan pria itu. Dia sendiri yang mata duitan, sehingga terlibat hubungan pacar pura-pura dengan bosnya itu.

"Aku akan resign saja. Nanti aku akan buat surat pengunduran diriku dan ku kirimkan lewat surel."

"Kamu serius?"

Aini mengangguk. Sebenarnya dia juga sangat menyayangkan hal ini. Begitu susahnya dia mendapatkan pekerjaan. Dan sekarang, secepat itu ia lepaskan.

"Baiklah, kalau memang itu sudah menjadi keputusan kamu. Tapi kamu janji, harus selalu kasih kabar sama aku."

"Iya, bawel. Makasih banyak ya, atas bantuan kalian. Kalau saja tadi gak ada kalian berdua, mungkin saat ini aku sudah..."

"Ai, gak perlu terima kasih. Oya, aku dengar kalau Bos kita udah punya pacar. Dina bilang, kalau Pak Arjun udah bawa calon istrinya ke rumah neneknya."

"Hah, Di-na bilang begitu?" Aini mendadak gugup.

"Iya, benar. Kok kamu jadi gugup, Ai. Apa jangan-jangan, kalian punya hubungan ya?" tebak Fena, membuat jantung Aini seakan copot.

Bersambung...

1
Wayan Sucani
lanjut thor
Aiza Zayn: terima kasih udah mampir 🙏
total 1 replies
♥Kat-Kit♥
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
✨Wyn한✨
Mantap jiwa!
Ánh sáng
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!