NovelToon NovelToon
Dokter Santika Kesayangan Mafia Kejam, Lumpuh Dan Dingin

Dokter Santika Kesayangan Mafia Kejam, Lumpuh Dan Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Pengantin Pengganti Konglomerat / Dokter Genius / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yayuk Triatmaja

Saat berumur lima tahun orang tua Santika membuangnya namun 12 tahun kemudian orang tuanya berusaha mencarinya. Hingga pada akhirnya mereka dipertemukan kembali.

Namun dua tahun kemudian dirinya di paksa untuk menggantikan Adik Tirinya yang dijodohkan dengan seorang pria yang terkenal dengan kekejaman dan dingin namun lebih parahnya pria tersebut ternyata lumpuh.

Awalnya Santika menolaknya namun orang tuanya mengancamnya akan menghentikan biaya rumah sakit Nenek angkatnya membuat Santika terpaksa bersedia menikah dengan pria tersebut.

Santika sama sekali tidak menyangka kalau banyak rahasia keluarga suaminya yang selama ini tidak diketahui oleh orang luar. Rahasia apakah itu?

Apakah Santika bahagia menikah dengan suaminya atau berakhir bercerai mengingat keluarga suaminya sangat membenci suaminya dan juga dirinya? Ikuti yuk novelku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dokter Wira

"Suamiku akan berhenti minum obat jika suamiku benar-benar sudah sembuh. Karena Aku sangat yakin selain Ibu Tirimu pasti ada juga orang-orang yang tidak baik yang ingin menyakiti suamiku kembali. Karena itulah Aku tidak ingin orang lain mengetahui kalau suamiku hampir sembuh walau orang lain itu keluarga sendiri." Sambung Santika.

Diego hanya terdiam sambil masih menatap ke arah Santika dan menunggu kalimat selanjutnya.

"Maaf, bukannya Aku tidak percaya dengan keluarga suamiku. Tapi Aku ingin melihat siapa saja keluargamu dan orang lain yang benar-benar tulus menyayangi suamiku." Ucap Santika.

"Kamu tidak perlu meminta maaf padaku karena apa yang kamu katakan Aku percaya." Ucap Diego sambil tersenyum.

"Terima kasih karena sudah percaya padaku." Ucap Santika sambil membalas senyumannya.

"Justru Aku berterima kasih padamu karena berkatmu racun di dalam tubuhku dan luka-lukaku kini hampir hilang sepenuhnya. Bahkan sebagian wajahku yang cacat kini kembali normal seperti dulu." Ucap Diego sambil tersenyum bahagia karena memiliki istri sebaik Santika.

"Sekarang sudah selesai. Ayo kita pergi ke tempat kediaman orang tuamu." Ajak Santika sambil berdiri.

Ketika Santika sudah berdiri tiba-tiba tangannya di pegang oleh Diego. Hal itu membuat Santika menundukkan kepalanya untuk menatap ke arah Diego.

"Sekali lagi terima kasih." Ucap Diego sambil ikut menatap ke arah Santika.

"Jika suamiku benar-benar ingin berterima kasih padaku maka bantu Aku untuk merawat tubuhmu sendiri dengan baik agar suamiku cepat sembuh." Ucap Santika dengan nada lembut sambil membalas menggenggam tangan Diego.

"Selain itu Aku ingin mendapatkan perlindungan dari suamiku agar tidak ada lagi orang yang berani menindasku. Karena itu Aku ingin suamiku ada semangat untuk hidup." Sambung Santika yang ingin suaminya tidak putus asa karena kedua kakinya belum bisa digerakkan.

"Kalau begitu, kita akan menjadi sandaran satu sama lain." Ucap Diego.

"Baik." Jawab Santika dengan singkat.

"Sekarang kita berangkat." Sambung Santika sambil menarik perlahan tangannya yang di pegang oleh Diego.

Diego hanya menganggukkan kepalanya kemudian Santika mendorong kursi roda yang dikenakan Diego menuju ke halaman depan.

Sampai di halaman depan mereka berdua melihat Satya berdiri di samping mobil. Satya dengan di bantu Santika memapah Diego untuk masuk ke dalam mobil.

Setelah masuk barulah Santika masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Diego. Kemudian Satya mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju kediaman orang tua Diego yang jaraknya lumayan jauh.

Singkat cerita mereka kini sudah berada di tempat kediaman orang tua Diego lebih tepatnya di ruang keluarga. Santika mendorong perlahan ke arah ruang keluarga di mana Ibu Tirinya sedang duduk dan ditemani Pelayan Surti.

Ayahnya Diego tidak bisa hadir begitu pula dengan Adik kandungnya yang bernama Albert dan ke dua adik tiri Albert.

Hal ini dikarenakan perusahaan milik Keluarga Besar Costa lagi ada masalah yang harus diselesaikan secepat mungkin.

Hingga mereka sudah berada di ruang keluarga di mana Diego dan Santika melihat Ibu Wulan sedang duduk saling menatap dengan tatapan penuh kebencian yang teramat sangat terhadap Diego.

Sedangkan Diego yang melihat Ibu Tirinya langsung pura-pura batuk dan pura-pura lemah agar Ibu Tirinya tidak curiga dengan dirinya.

"Salam dari kami buat Ibu." Ucap Diego dan Santika dengan serempak.

"Kamu sangat sombong sebagai seorang istri dari Diego sekaligus menantuku." Ucap Ibu Wulan dengan nada satu oktaf.

"Maaf Saya kurang mengerti kenapa Aku di sebut sangat sombong?" Tanya Santika dengan wajah bingung.

"Seharusnya sehari setelah kalian menikah, kamu datang untuk memberikan teh sekaligus memberikan hormat padaku." Jawab Ibu Wulan dengan nada ketus.

"Maaf, saat itu suamiku sedang terluka parah dan keadaannya sangat kritis. Karena itulah Aku sibuk merawat suamiku jadi tidak sempat memberikan teh sekaligus memberikan hormat untuk Ibu Mertua." Ucap Santika mencari alasan yang tepat dengan panjang lebar.

"Semoga Ibu bersedia memaafkanku." Sambung Santika sambil memberikan hormat.

"Sepertinya menantuku memiliki keterampilan medis yang sangat luar biasa. Putraku sungguh sangat beruntung karena bisa memiliki kamu di sisinya untuk merawatnya." Ucap Ibu Wulan sambil memaksakan untuk tersenyum.

"Bahkan Ibu belum sempat berterima kasih padamu, jadi bagaimana mungkin Ibu berani menyalahkanmu?" Tanya Ibu Wulan dengan nada lembut supaya mereka berdua tidak mencurigai dirinya.

Santika hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Ibu Mertuanya. Hal ini dikarenakan Santika sudah tahu, pasti ada kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Ibu Wulan sedangkan Diego hanya menatap mereka berdua secara bergantian.

"Ibu tidak tahu bagaimana caranya agar Ibu bisa membalas kebaikanmu? Hanya saja bagaimana bisa orang tuamu membiarkanmu menikah dengan Diego yang menderita penyakit parah? Apakah di dalam hatimu, kamu menyalahkan orang tuamu dan Ibu karena menjodohkan kalian berdua? Apakah kamu menyesal menikah dengan putraku?" Tanya Ibu Wulan beruntun.

Santika langsung mengarahkan pandangannya ke arah Diego di mana Diego juga menatap dirinya. Santika hanya tersenyum manis sedangkan Diego sangat penasaran apa yang akan di jawab oleh Santika.

"Tentu saja Aku menyalahkan orang tuaku serta Ibu Mertuaku dan Aku sungguh-sungguh menyesal." Jawab Santika dengan nada tegas.

Diego dan Ibu Wulan sangat terkejut dengan jawaban Santika. Terlihat sangat jelas wajah kecewa, terluka dan sangat sedih di hati Diego. Diego mengira kalau Santika menyukai dirinya dengan tulus.

Walau dirinya sangat terluka namun tidak berdarah dan sakit hati namun dirinya tidak ingin Santika di hukum dengan berat oleh Ibu Wulan. Mengingat Ibu Wulan terkenal dengan kekejamannya karena itulah dirinya ingin membela Santika.

"Ibu, istriku ..." Ucapan Diego terpotong oleh Ibu Wulan.

"DIAM!" Bentak Ibu Wulan dengan suara menggelegar.

"Katakan padaku. Di mana letak kesalahanmu?" Tanya Ibu Wulan dengan nada satu oktaf.

Santika hanya tersenyum ke arah Ibu Wulan kemudian menatap ke arah Diego yang sedang menatap dirinya yang terlihat sangat kecewa namun berusaha untuk tersenyum.

Santika yang melihatnya hanya membalas senyuman Diego dengan senyuman manis kemudian kembali menatap ke arah Ibu Wulan.

"Aku menyalahkan Ibu karena memberikan pernikahan kami terlalu lambat." Jawab Santika.

Diego yang mendengar jawaban Santika tentu saja sangat terkejut dan membuat dirinya menatap ke arah Santika sambil menunggu kalimat selanjutnya.

"Jika pernikahan kami diberikan lebih awal maka Aku bisa menikahi Kak Diego lebih awal. Saat ini Aku dan Kak Diego saling mencintai ... (sambil menatap ke arah Diego) ... Karena itu Aku sangat berterima kasih atas perjodohan ini." Ucap Santika sambil menatap ke arah Ibu Wulan kemudian memberikan hormat.

("Tidak heran kalau kamu adalah gadis kampung yang tumbuh di pedesaan. Ternyata gadis si alan ini menyalahkan perjodohan pernikahannya yang terlalu lambat." Ucap Ibu Wulan sambil menahan amarahnya).

Ketika Ibu Wulan ingin berbicara, tiba-tiba datang dokter kepercayaan Ibu Wulan yang menangani penyakit Diego. Dokter tersebut bernama dokter Wira di mana dokter Wira memberikan hormat pada Ibu Wulan.

"Salam untuk Nyonya Besar, Tuan Muda Diego dan Nyonya Muda Diego." Ucap dokter Wira sambil memberikan hormat.

"Aku ingin dokter mengecek kondisi putraku lalu laporkan saat ini juga!" Perintah Ibu Wulan.

"Baik." Jawab dokter Wira dengan singkat.

Dokter Wira kemudian berjalan ke arah Diego setelah itu dokter Wira berlutut untuk mengecek nadi Diego. Hingga lima menit kemudian ...

"Kembali ke Nyonya Besar, Tuan Muda Diego belum sembuh dari penyakitnya. Denyut nadinya dibandingkan tiga hari yang lalu tidak berbeda sama seperti sebelumnya. Jadi masih perlu istirahat yang cukup." Ucap dokter Wira setelah selesai mengecek nadi Diego.

("Sepertinya Aku yang terlalu kuatir kalau Diego sudah sembuh." Ucap Ibu Wulan).

"Pergilah." Ucap Ibu Wulan.

"Baik." Jawab dokter Wira dengan singkat.

Dokter Wira itupun pergi meninggalkan mereka sedangkan Ibu Wulan hanya menatap Diego dengan perasaan bahagia. Karena penyakit Diego tidak bisa disembuhkan namun tanpa sepengetahuan Ibu Wulan kalau Diego dan Santika tahu apa yang ada dipikiran Ibu Wulan.

"Putraku, sepertinya penyakitmu belum sembuh jadi di masa depan, beristirahatlah dengan tenang di rumah." Ucap Ibu Wulan yang melihat Diego kembali batuk.

"Jangan biarkan kejadian kemarin terulang kembali agar tidak kehilangan kehormatan keluarga Costa." Sambung Ibu Wulan.

"Baik." Jawab Diego dengan singkat.

"Ibu sangat lelah jadi kalian berdua keluarlah!" Usir Ibu Wulan dengan nada angkuh.

"Baik, kami pamit pulang." Ucap Santika sambil memberikan hormat.

Sedangkan Diego hanya terdiam kemudian Santika berjalan ke arah Diego lalu berdiri di belakang Diego.

Santika kemudian mendorong kursi roda dan meninggalkan Ibu Wulan bersama Pelayan Surti yang sedang menatap kepergiaan mereka berdua.

"Nyonya Besar, Hamba merasa kalau istri Nyonya Diego sama sekali tidak menganggap Nyonya Besar sebagai Ibu Mertua. Apakah Nyonya Besar membiarkannya begitu saja?" Tanya Pelayan Surti.

"Kenapa mesti terburu-buru? Di masa depan akan ada banyak kesempatan untuk memberinya pelajaran." Jawab Ibu Wulan.

"Hal yang harus kita lakukan adalah segera menyelesaikan rencana kita." Sambung Ibu Wulan sambil tersenyum jahat.

Ibu Wulan ingin agar ke dua anak tirinya mati dengan cara mengenaskan supaya ke dua anak kandungnya bisa menguasai harta suaminya.

"Baik." Jawab Pelayan Surti dengan singkat sambil tersenyum licik.

Pelayan Surti sangat licik dan memiliki jutaan rencana jahat. Hal ini dikarenakan agar dirinya mendapatkan uang yang sangat banyak dari Ibu Wulan.

Pelayan Surti selalu memberikan ide tentang rencana jahatnya agar Ibu Wulan semakin mempercayai dengan dirinya.

xxxxx

Santika mendorong kursi roda sambil berpikir sedangkan Diego yang duduk di kursi roda hanya menatap ke arah depan namun pikirannya entah kemana.

("Aku merasa kalau Ibu Wulan sangat membenci Kak Diego. Apa mungkin Ibu Wulan memiliki dendam dengan Kak Diego?" Tanya Santika sambil berpikir).

Santika melihat dari kejauhan seorang pria tampan namun hatinya sangat jahat dengan ditemani pengawal setianya.

Di mana mereka berdua berjalan ke arah Santika dan Diego dengan tatapan kebencian dan dendam terhadap Diego.

Ketika mereka hampir dekat barulah Santika menghentikan langkahnya sambil masih memegang kursi roda.

1
Rahma Inayah
semoga aja Santika SDH meminum penawar racun yg sering dia minumin PD diego
Rahma Inayah
pasti deon mau menjebak Santika sampai dsn SDH ada ank buah Rahwana .semoga Santika BS menghadapinya
Rahma Inayah
Santika di lawan sedari kecil dia SDH dia ajari byk hal oleh kakek angkatnya dr pengenalan obat2tan ,bela diri jg tak tik licik org yg ingin mencelakainya
Rahma Inayah
ya ..pasti suruhan Dian dan rese jg bertha yg haus harta dan kekkuasaan
Yayuk Triatmaja: Terima kasih banyak atas komentar nya
total 1 replies
Rahma Inayah
pasti yg drg ibu nya dan ke dua saudara or Bu Wulan dan 2 ank nya
Rahma Inayah
semoga santika bisa membantu membuktikan klu mmg wulan wanita ular baik di dpn tp jahat diblkng
Cindy
lanjut kak
Rahma Inayah
perlahn tp pasti.sblm.kalian membunuh sanrika kalian dulu yg akan mati krn virus yg di tularkan bertha
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Rahma Inayah
semoga penghiant di bkng bs meuyusl dr wira ..mendprkn hukuman mati veni ..slnjutnya suri siap2 km akan di jatuhi hukuman mati juga klu kedoku sdh terbongkr sebagi prppokator
Rahma Inayah
bagus thor ceritanya ..
Yayuk Triatmaja: Terima kasih banyam
total 1 replies
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Yayuk Triatmaja: siap hari ini UP lagi. Jangan lupa bintang 5, vote, komentar, bunga dan like nya ya? Terima kasih
total 1 replies
Yayuk Triatmaja
betul sekali. Terima kasih banyak atas komentarnya
Cindy
lanjut
Yayuk Triatmaja: Siap. Hari ini sudah up nunggu lulus review dulu
total 1 replies
Rahma Inayah
km salh lwn rahwana jgm mentg2 km mafia berdarh dingin bs dgn
mudh membunuh mafia juga diego sdh siao sedia dgn pengawal bayangannya
Rahma Inayah
semoga santika bs membunuh ke 10 pembunuh bayaran itu
Rahma Inayah
semoga santika dan satya bs mengatasi
Rahma Inayah
stlh 2 org suruhan mu yg akn menyisil suri dan km wulan .bersiap lh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!