Saat kamu menemukan seseorang yang sangat amat kamu cintai, lebih dari sahabat, namun dia malah meninggalkanmu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jewu nuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Yang Tulus
"Menurut lo gimana?"
Junkyu memicingkan matanya, menatap brosur yg baru saja Hana berikan pada Junkyu dengan sedikit teliti.
"Belanda?"
"Iya, tahun ini gue bakal les bahasa dan bisa berangkat kalo lulus tesnya"
"Bagus" Junkyu menepuk puncak kepala Hana.
"Kok bagus sih? Gue kan minta pendapat lo"
"Menurut lo gue harus berpendapat apa?"
"Ngga tau, itu kan pendapat lo"
Junkyu menghela napas "emang ngga bisa kuliah disini aja?" Pria itu kembali fokus dengan laptopnya.
"Gue udah cari jurusan yg gue mau di kota ini, tapi ngga ada yg cocok" Hana memanyunkan bibirnya. Gadis itu sebenarnya ingin kuliah saja di sini, tentu karena ada Junkyu yg akan selalu dengannya.
Tapi setelah di tinjau lebih dalam dan bicara dengan Ayah, sampai otak Hana berpitar 180 derajat pun, Belanda adalah tempat yg tepat untuk Hana kuliah. Lagi pula gadis itu tidak mau menyia nyiakan kesempatan yg sudah Ayahnya berikan.
"Ya udah terserah lo aja"
"Ih! Juna! Itu lo terus lagi ngapain?! Kenapa ngga dengerin gue ngomong?!"
"Lagi nyelesein presentasi, gue dengerin kok omongan lo"
"Bohong"
"Iya, ini di dengerin" Junkyu menutup laptopnya. Pria itu menghadap Hana sambil sesekali mengusap puncak kepalanya.
"Emang yakin ngga mau disini aja? Kuliah sama gue di UI"
"UI mah ketinggian buat gue"
"Ya terus belanda apa kabar sih?!"
Hana terkekeh "gini loh, ay"
"Hm?"
"Dulu gue tuh sempet buat perjanjian sama ayah, kalo keterima di Belanda gue bisa pilih tempat manapun buat jadi liburan tahun ini"
"Iya, terus lo mau kemana?"
"Korea"
Junkyu memutar bola matanya malas.
"Ih kok gitu mukanya? Ayah tuh pengen salah satu dari kita kuliah di kampus lama ayah, karena bang Hyunsuk ngga mau jadi gue yg harus kesana"
"Harus?"
Hana mengangguk.
"Ya udah terserah lo"
"Dih, ngambek ya?"
"Ya gimana engga sih?! Coba bilang sama gue gimana caranya ngga kesel kalo bakal jauh sama pacarnya?"
Hana memajukan bibir bawahnya, meledek Junkyu dengan wajah yg tengah kesal.
"Minta digigit apa gimana sih"
Hana tertawa "coba lihat yg lain" kali ini Hana menunjuk beberapa orang yg tersebar di taman. Sebagian dari mereka sibuk belajar dengan teman atau bahkan kekasih mereka demi lulus ujian dengan nilai baik.
"Semua orang disini tuh bersaing buat kampus disini, sementara gue? Gue cuma perlu pusing mikirin negara orang, jadi saingan kalian berkurang satu"
"Ngga nyambung"
Hana tertawa "udah lah, jangan bete gitu. Gemes jadinya"
Junkyu kembali membuka laptopnya.
"Janji deh, kita bakal sama sama terus kan sampai mati"
"Hmm"
...***...
"Gimana? Udah siap?"
"Udah, Kak"
"Kamu bisa masuk 5 menit lagi ya"
Hana tersenyum setelah seorang wanita baru saja keluar dari ruang tes.
"Jangan tegang" pria itu memeluk pinggang Hana dari belakang. Membuat Hana semakin gugup karena Junkyu tiba tiba menghirup aroma parfum dicelah lehernya.
"Sukses ya, cantik"
"Thank you" Hana berbalik badan, mengecup bibir Junkyu sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk, bergabung dengan yg lain untuk mengikuti tes.
Hanya ada ketenangan dan ketegangan, tapi gadis ini berusaha semaksimal mungkin untuk tidak merasakan keduanya. Dia hanya berharap bisa keluar dari zona nyamannya sebentar untuk membuat tes ini dengan baik, sampai semuanya selesai.
"Gimana?"
Hana menunjukkan hasil tesnya tepat di depan wajah Junkyu. Sama halnya dengan yg lain, Hana tersenyum lebar setelah tau hasil ujian miliknya.
"Korea!"
Junkyu terkekeh, mengusap puncak kepala Hana sambil memeluk tubuh mungil itu.
"Kalo lo mau nyerah di tengah jalan nanti, inget ini ya? Gue adalah orang pertama yg tau perjuangan lo, sekeras apapun lo memulai, dan semenderita apa lo berjalan di jalan berduri ini"
"..."
"Karena cuma gue yg selalu minta lo buat ngga berhenti, karena gue bakal selalu ada buat lo kapanpun lo butuh"
"Makasih, sayang"
"..."
"Kali ini gue beneran yakin, kalo gue setulus ini cinta sama lo, Juna"