NovelToon NovelToon
MENGEJAR CINTA CEO TUA

MENGEJAR CINTA CEO TUA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Beda Usia / Pelakor jahat
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: akos

Kania, gadis yang hidupnya berubah seketika di hari pernikahannya.
Ayah dan ibu tirinya secara tiba-tiba membatalkan pernikahan yang telah lama direncanakan, menggantikan posisi Kania dengan adik tiri yang licik. Namun, penderitaan belum berhenti di situ. Herman, ayah kandungnya, terhasut oleh Leni—adik Elizabet, ibu tirinya—dan dengan tega mengusir Kania dari rumah.

Terlunta di jalanan, dihujani cobaan yang tak berkesudahan, Kania bertemu dengan seorang pria tua kaya raya yang dingin dan penuh luka karena pengkhianatan wanita di masa lalu.

Meski disakiti dan diperlakukan kejam, Kania tak menyerah. Dengan segala upaya, ia berjuang untuk mendapatkan hati pria itu—meski harus menanggung luka dan sakit hati berkali-kali.

Akankah Kania berhasil menembus dinding hati pria dingin itu? Atau akankah penderitaannya bertambah dalam?

Ikuti kisah penuh emosi, duka, dan romansa yang menguras air mata—hanya di Novel Toon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12. PENDERITAAN KANIA.

Kania mencoba tegar, berusaha menjadi istri yang baik untuk tuan bram, sambil menunggu tuan Bram keluar dari kamar mandi Kania menata rapi hidangan yang ada di atas meja, berharap tuan Bram tertarik dan mau makan bersamanya.

Sesekali Perut Kania berbunyi menahan lapar. Setelah dirasa cukup, Kania membuka lemari pakaian tuan bram mengeluarkan handuk dan piyama.

Dag-dig-dug bunyi jantung Kania saat berdiri di depan pintu kamar mandi, mencoba menjadi istri yang baik walau tak dianggap.

"Tidak ada salahnya mencoba" kania menyemangati dirinya berharap ada keajaiban.

Kreek.....

Sedikit demi sedikit pintu kamar mandi terbuka, tuan Bram muncul di Balik pintu. Bertelanjang dada dengan hanya mengenakan celana panjang parasut. Kania memalingkan wajahnya karena malu.

"Tuan, saya bawakan handuk dan piyama, pakailah jangan sampai tuan masuk angin."

Bukanya berterima kasih, tuan Bram malah mencengkram wajah gadis itu dengan tatapan membunuh.

“Jangan sekali-sesekali menyentuh barang-barangku tanpa seizinku! Dan satu lagi—jangan berharap dengan segala perhatian pura-pura mu ini aku akan berterima kasih padamu! Cui... pergilah dari hadapanku, sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran!”

Tuan Bram mendorong Kania hingga terhempas ke lantai, tanpa sepatah kata, ia meninggalkannya begitu saja. Kania terdiam sejenak, berusaha mengumpulkan tenaga. Perlahan Ia bangkit, melangkah tertatih menuju sofa, merebahkan diri dengan posisi miring, menghadap punggung sofa.

Menangis tanpa suara, Kania menahan sakit yang begitu dalam. Perutnya kosong, tapi rasa sakit di hatinya jauh lebih tajam dari lapar yang menggerogoti. Akhirnya, dalam keheningan ia terlelap.

Tuan Bram yang sedang selonjor di atas pembaringan tampak acuh tak acuh terhadap penderitaan gadis itu. Matanya terpaku pada layar laptop di depannya, seolah dunia di sekelilingnya tak lebih penting daripada pekerjaan yang sedang dia lakukan. Memang benar rumor yang beredar selama ini tentang dirinya sebagai sosok yang tak punya hati.

Pagi kembali menyapa meski matahari belum juga menampakkan wajahnya, Kania sudah terbangun. Setelah berdoa menghadap Tuhan, ia mulai merapikan kamar dan mengerjakan hal-hal yang dianggap perlu, tanpa sekalipun menyentuh barang-barang milik Tuan Bram.

Selagi Tuan Bram masih terlelap dalam tidur. Kania menyiapkan air hangat, dan perlengkapan mandi agar ketika pria itu bangun, ia bisa segera mandi.

Untuk mengenal lebih jauh tentang kebiasaan tuan Bram, Kania pun bertanya kepada Bibi Ana, Dari percakapan itu, Kania mulai paham sedikit tentang kebiasaan-kebiasaan kecil tuan Bram.

Bukan cuman itu saja, Kania juga membuat kopi dengan takaran seperti instruksi dari BI Ana, meletakkan di atas nakas samping tua Bram agar mempermudah tuan Bram mengambilnya saat terbangun

Sambil menunggu tuan Bram bangun, Kania duduk di sofa yang juga menjadi tempat tidurnya. Membuka pansel, tampak sebuah pesan WhatsApp masuk, pesan yang di kirim Melli semalam.

Saling balas pesan pun terjadi, sesekali Kania tertawa cekikikan membaca balas pesan dari Melli hingga tidak menyadari dua pasang mata menyorot ke arahnya.

Siapa lagi kalau bukan mata tuan Bram, Tuan Bram membuka laptop kerjanya memastikan semuanya sudah terancang dengan baik. Tanpa menoleh, tangannya meraih gelas yang ada di atas nakas dan menyeruput isinya.

Sesaat, ia terdiam, rasa kopi yang berbeda dari biasanya.Tuan Bram turun dari atas pembaringan. Melangkah menuju kamar mandi. Setibanya di sana, keningnya kembali mengerut, ada yang beda dengan isi kamar mandi. Matanya teliti mengamati tiap sudut kamar mandi yang kini berubah total, dari perabotan hingga susunan barang.

Tuan Bram keluar dengan berbalut handuk seperti biasa melewati Kania yang masih asyik memainkan ponsel.

Tuan Bram langsung menuju lemari pakaian, mengeluarkan satu setelan jas lalu mengenakan.

Sesekali dia mendengar tawa kecil Kania yang seperti tidak punya beban sama sekali. Tawanya terkadang membuat telinga tuan Bram rada sakit.

Pria itu diam, memikirkan cara bagaimana menghentikan tawa gadis itu.

Lama berpikir hingga bibirnya menyungging.

"Aku menikahi mu bukan untuk bersenang-senang atau menghabiskan waktumu seperti sampah tak berharga. Ambil sepatuku sekarang juga, atau enyah dari hadapanku sebelum aku kehilangan kesabaran."

Ancaman tajam Tuan Bram membuat Kania terdiam. Dengan tangan gemetar, ia meletakkan ponselnya begitu saja di atas sofa, bergegas menuju rak sepatu untuk mengambil sepatu Tuan Bram.

Kania berjalan gemetar menghadap tuan Bram, terpaku bak patung yang tak bergerak.

“Tunggu apalagi? Cepat pasang, dasar tak becus!” Bentak tua Bram tajam penuh amarah.

Kania bersimpuh, tangan gemetar saat mulai memasang kaos kaki dan sepatu tuan Bram. Ketakutannya begitu jelas dari setiap gerakan yang ia lakukan.

Tuan Bram berdiri meninggalkan Kania begitu saja, memasukan laptop kedalam tas lalu bergegas keluar, Kania mengikuti dari belakang membuat tuan Bram kembali melotot.

Diam, menunduk sambil meremas jari saling bergantian, hanya itu yang bisa Kania lakukan untuk saat ini, Dia ingin menjadi sosok istri pada umumnya mengantar suaminya saat hendak berangkat kerja.

Daun pintu terbuka, disana sudah berdiri sekertaris Bams, meraih tas dari tangan tuan Bram.

Keduanya melangkah keluar di ikut Kania dari belakang, Tanpa mempedulikan Kania, tuan Bram langsung masuk mobil, mobil melaju pelang meninggalkan halaman mansion.

Dari kejauhan nyonya Marlin memperhatikan mereka. Ada rasa iba di kedua matanya, tuan Bram sama sekali tidak peduli dengan perasaan gadis itu.

Setelah kepergian Tuan Bram dan sekretarisnya, Kania kembali masuk. Beberapa pelayan yang sedang bekerja tak sengaja melontarkan kata-kata menyakitkan yang menusuk hati Kania.

Kania mengacuhkan kata-kata mereka, menahan sakit di hati sambil melanjutkan langkah menuju kamar. Namun, belum sampai ke tujuan, Nyonya Marlin yang sedari tadi menatapnya dari kejauhan mendekat, didampingi oleh Bi Ana yang setia mendorong kursi roda dari belakang.

Nyonya Marlin mengajak Kania ke kamarnya. Kania mengambil alih posisi Bi Ana mendorong kursi roda sementara Bi Ana kembali menjalankan tugasnya seperti biasa.

"Kania, ibu minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam. Sakit sekali rasanya mengatakan ini, tapi kenyataannya Bram tidak menganggap mu sebagai istrinya. Ibu hanya bisa berdoa agar kamu kuat dan tabah menghadapi semua ini. Percayalah, meski sekarang hatinya tertutup, suatu hari nanti Bram akan membuka pintu hatinya dan mencintaimu dengan tulus. Ini doa ibu untuk putrinya."

Kania bersimpuh di hadapan Nyonya Marlin, kepalanya diletakkan di pangkuan perempuan paruh baya itu. Hati Kania terasa damai seolah beban berat perlahan hilang di saat sentuhan tangan membelai rambut serta mendengar kata yang keluar dari bibir Nyonya Marlin.

************************************

Hari demi hari berlalu, sudah satu minggu Kania berbagi kamar dengan Tuan Bram. Perlakuan pria itu terhadapnya semakin menjadi-jadi, tak ada satu pun hal yang dianggap benar olehnya ketika itu menyangkut Kania.

Kania pasrah, ini konsekuensi yang harus dia terima, menikah dengan pria yang sama sekali tidak mencintainya.

Setelah tuan Bram pergi, Kania langsung ke kamar nyonya Marlin, pagi itu Kania berencana menemui Melli di tempat kerjanya.

Tanpa ragu sedikit pun, Nyonya Marlin menawarkan supir pribadi untuk mengantar Kania, namun dengan halus Kania menolak. Ia lebih memilih naik ojek. Mau tak mau, Nyonya Marlin mengalah dan memasukkan seikat uang kertas ke dalam tas Kania. Kania hendak menolak, tapi tatapan tajam Nyonya Marlin membuatnya terdiam.

Ojek yang ditumpangi Kania melaju menuju tempat kerja Melli. Tak butuh waktu lama, mereka tiba di depan mal terbesar dan paling megah di kota itu.

Setelah bertemu dengan Melli yang kebetulan baru saja berganti shift, mereka masuk ke sebuah restoran mewah yang masih dalam kawasan mal. Kania ingin membalas semua kebaikan melli padanya selama ini.

Awalnya Melli ragu, bukanya apa, makanan dalam restoran itu cukup mahal, hanya orang-orang kaya saja yang biasa masuk ke restoran itu.

“Tenang saja, aku bisa bayar berapa pun makanan yang kamu pilih,” kata Kania meyakinkan sambil menarik pergelangan tangan Melli.

Mereka pun duduk di kursi dekat jendela. Tak lama kemudian, seorang pelayan datang membawa daftar menu restoran.

Keduanya memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang, tanpa sengaja Kania melihat mobil Tuan Bram masuk ke area mal.

Tuan Bram keluar bersama sekretarisnya. Tak lama setelah itu, sebuah mobil mewah kembali datang dan dari dalam mobil turun seorang perempuan cantik, perempuan yang sama persis dengan yang ada dalam foto waktu itu.

.

1
Trivenalaila
suka jln ceritanya, klu bisa dilanjutkan yaaa🙏🙏
Akos: akan lanjut terus KK sabar ya
total 1 replies
Ahn Mo Ne
apakah ini lagi hiatus.??
Akos: setiap hari update kk,
total 1 replies
Muna Junaidi
Hadir thor
Ayu Sasih
next ditunggu kelanjutannya kak ❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!