Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Tidak ada yang percaya
"Meri sudah tidak bisa lagi di biarkan begitu saja keadaan nya." Mela membuka suara saat mereka bertiga kumpul dalam satu kamar.
"Apa yang membuat dia tidak bisa di biarkan? soal sedih ya wajar saja lah, Mel!" Devan membuka suara lagi.
"Di dalam kamar tadi apa yang terjadi, Kak?" Mai menatap Kakak nya yang pucat ketakutan.
Mela menarik nafas berat dan berusaha untuk mengontrol diri agar tidak semakin runyam saja keadaan ini, dai tau kalau adik kedua nya ini tidak bisa mau di ajak bicara soal hal hal ghaib. namun apa yang terjadi pada Meri bukan lah hal biasa lagi, ada sesuatu yang memaksa nya untuk dia berbuat begitu.
Sebab dari sorot mata nya saja terasa sangat berbeda, jelas tadi Mela melihat bagai mana ketika Meri menempel pada dinding dan dia juga menangis dengan air mata darah. dan ketika sudah di buka pintu kamar, dia malah tertidur pulas di atas kasur nya.
Apa arti ini semua dan kenapa rasa aneh kian muncul setiap hari nya, sedangkan ini keluarga besar sehingga banyak sekali pikiran yang bertentangan satu sama lain. satu berpikir begini maka sekitar lima yang menolak pemikiran itu, kecuali mereka cuma berempat saja maka pasti akan sedikit lebih gampang solusi nya.
Ini para adik adik nya Mama Ajeng juga ikut campur karena selama ini memang apa bila ada masalah, maka keluarga besar akan turun tangan untuk mengurus nya. tidak bisa cuma mereka berempat saja, Meri memang jadi kesayangan selama ini karena dia bungsu dan sekarang begitu syok setelah kematian Mama mereka.
"Tadi saat mati lampu dia seolah menjadi orang yang berbeda." lirih Mela.
"Kapan pula mati lampu, Kak?" Mai tambah heran saja.
"Saat kejadian itu! apa listrik di luar tidak padam?" Mela menatap adik nya.
"Sekarang aku tau kalau Kakak yang kena gangguan jiwa, sejak tadi listrik baik baik saja tidak ada masalah." sahut Devan.
"Demi Allah kamar nya Meri tadi mati, aku masuk itu karena melihat dia masuk dengan wajah yang tidak mood." jelas Mela kian gelisah saja.
"Dia habis dari belakang dan sempat mencekik aku." jawab Mai pula membuat Mela kian kaget mendengar pernyataan Mai barusan soal adik mereka.
"Sudah lah hal begini tidak usah di bahas lagi, kalau kalian terus begini maka yang ada akan gila!" Devan keluar dari kamar dan memilih untuk pergi.
"Hal ghaib itu ada, kau saja yang tidak percaya!" teriak Mai kesal juga lama lama dengan Devan yang sangat keras kepala karena tidak percaya setan.
Mela menarik nafas berat karena dia adalah saudara paling tua di sini sehingga tanggung jawab nya jelas lebih besar dan dia harus berusaha semampu nya untuk mengatasi ini semua, tidak bisa mau santai santai saja dan menganggap ini akan selesai dengan sendiri nya, karena bukan hal yang mudah untuk mengurus hal hal begini.
"Sudah azan itu, ayo sholat dulu biar pikiran Kakak tenang." ajak Mai.
"Aku sedang haid, Mai." jawab Mela pelan karena masih bingung.
"Oh ya sudah, kalau gitu aku duluan ya." pamit Mai segera keluar kamar juga.
"Doa kan untuk adik kita, kasihan dia terus begitu." pesan Mela.
"Aku selalu berdoa untuk nya, semoga hal begini tidak terjadi lama." angguk Mai yang resah juga pikiran nya.
Mela menarik nafas berat karena tidak tau harus apa sekarang agar semua masalah selesai, Mai sudah pergi dan dia hanya tinggal sendirian dalam kebingungan yang sangat besar karena dia yakin ada yang tidak beres akan semua ini.
"Ya Allah apa ini semua? Mama pun kematian nya masih belum jelas karena apa." lirih Mela mengusap air mata nya.
"Melaaaaa...
"Hah!" Mela menoleh karena ada suara seperti memanggil nama nya.
Tidak ada apa apa di belakang atau pun di samping nya, cepat Mela keluar dari kamar ini karena takut ada yang terjadi lagi seperti kamar nya Meri. bahaya kalau sampai nanti dia di cekik sampai mati, dari pada kejadian begitu maka lebih baik kabur saja.
"Mela."
"Allahu Akbar!" Mela tersentak walau yang menegur nya Tante Rindu.
"Kenapa lagi kamu ini? jangan tambah aneh saja!" Tante Rindu menatap keponakan nya.
"Tante, aku sudah tidak mau bicara jadi aku mau istirahat." Mela merinding dan ingin diam di kamar nya.
"Tante cuma tau tanya sedikit soal kejadian di kamar Meri, kamu kenapa berteriak di sana?" Tante Rindu sangat penasaran akan masalah yang baru saja terjadi ini.
Namun Mela mengabaikan nya agar tidak jadi masalah lagi, sebab dia juga tidak tau mau mengarang cerita apa. nanti di ceritakan yang sebenar nya pun mereka tidak percaya seperti hal nya Devan, jadi lebih baik dia pendam saja dulu sampai rasa takut ini hilang dalam hati nya akibat tatapan sengit serta air mata darah itu.
"Perut ku sakit, Tante!" Mela segera kabur masuk kamar nya.
"Astaga, ini anak nya Mbak Ajeng kok jadi aneh semua sih." keluh Tante Rindu yang di tinggal begitu saja.
"Kenapa lagi?" Om Bram muncul karena mendengar keributan.
"Mela itu loh kok tambah aneh saja seperti Meri, adik nya belum di urus dengan baik malah tambah pula sekarang dia." keluh Tante Rindu.
"Sudah lah jangan marah marah, wajar saja mereka begitu karena sebenar nya belum bisa menerima kematian Ajeng." Om Bram berpikiran dewasa karena memang dia sudah mulai tua dengan usia enam puluh tahun.
"Ya kan tapi mau sampai kapan?" Tante Rindu tak sabar juga.
Om Bram tidak menjawab karena kadang dia juga kesal akan sikap adik nya ini, yang nama nya duka ya tidak tau mau sampai kapan apa lagi ini duka untuk kematian Mama nya. mana mungkin lah hanya sehari dua hari, sebab yang nama nya Mama mereka akan pergi dengan membawa separuh hidup kita.
"Sudah tidur dia, tidak usah kau ganggu Meri." Om Bram membuka pintu kamar keponakan nya.
"Memang sejak tadi dia tidur kok, maka nya aku heran kenapa Mela teriak tidak jelas di kamar adik nya." sahut Tante Rindu sangat kesal.
Kamar yang cukup luas dengan tatanan yang sangat cantik membuat orang pasti nyaman tinggal di sini, Om Bram juga menatap sekeliling kamar yang berwarna kuning bercampur putih. jadi ya memang aneh saja kalau Mela berteriak ketakutan di sini, seolah ada sesuatu yang membuat dia sangat takut, padahal Meri saja tidur berguling di dalam selimut.
Kamar Meri.
Selamat pagi besty, jangan lupa like dan komen nya.
ternyata iblis rambut jabrik itu ,, rambut nya besi jg yaaa , pntas ja sayap nya Rani jd patah, pdhal sama-sama besi jg loch ,, tp kekuatan nya lebih kuat rambutnya si iblis 😤😤😤
untung Cakra datang,,hebat jg iblis kota bs matahin sayap Rani🤨
gilaaaa ni iblis ternyata kuat jg yaaaa , Maharani ja sayap nya mpe patah loch ngadu sama rambut nya si iblis 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
siap-siap ja si ervan kna hantaman nya Arya krn berkhianat , di sangka nya Arya gak tahu x yaaa 🤦🏻♀️🤣🤣🤣🤣
ternyata iblis jabrik bnar kuat dia bisa membuat sayap Rani patah, dai jg tau suami ratu burung hantu
sebenarnya siapa sich iblis itu BKIN penasaran aja tu jabrik
kalo misal di adu sama rambut nya menik kayaknya masih kuatan rambut nya si jabrik nih