Kegaduhan dunia sihir membawa malapetaka di dunia manusia, petualangan seorang gadis yang bernama Erika Hesly dan teman temannya untuk menghentikan kekacauan keseimbangan dunia nyata dan sihir.
apakah yang akan dilakukan Erika untuk menyelamatkan keduannya? mampukah seorang gadis berusia 16 tahun menghentikan kekacauan keseimbangan alam semesta?
Novel ini terinspirasi dari novel dan film Harry Potter, jadi jika kalian menyukai dunia fantasi seperti Harry Potter maka kalian wajib baca yaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
Blarr
Ledakan itu membuat sebagian pohon itu terbakar, sesaat setelah itu seorang lelaki melayang dan memotong ikatan di tangan Erika.
"Hey Erika bangun" ucap laki-laki itu setelah menangkap tubuh Erika yang terjatuh.
Kekacauan terjadi, membuat sang penjaga tempat itu mencari sumbernya, sosok kerangka berjubah hitam melayang layang di sekitar pohon.
Laki-laki itu bedecak kesal, saat Erika masih belum sadar dari pingsannya, tanpa menunggu lama laki-laki itu menggendong tubuh Erika di punggungnya.
"Sialan" umpat laki-laki itu yang melihat salah satu tengkorak melayangkan serangan kearah mereka berdua.
BLARRR
Sapu terbang yang menopang kedua manusia itu terbakar dan jatuh ke genangan air, Erika yang tak sadarkan diri terpisah jauh dari Laki-laki itu.
Erika mengeryit saat merasakan dinginnya air membasahi tubuhnya, ia membuka kelopak mata saat dia tidak lagi bisa bernafas, dia melihat sekelilingnya dimana air memenuhi seluruh pandangannya, dia mencoba berenang saat kakinya tersangkut oleh reruntuhan.
Erika mencoba melepaskan kakinya yang tersangkut saat Akar pohon lagi-lagi menjeratnya, tangannya memberontak namun kekuatannya kalah dengan akar pohon itu.
Laki-laki yang terlempar jauh kini mendekat, berenang ke arah Erika yang terjerat, dia menempelkan beberapa batu peledak di bagian akar yang jauh dari Erika untuk menghindari luka pada gadis itu.
Laki-laki itu memeluk erat Erika saat terjadi ledakan yang cukup besar, setelah beberapa saat tubuh mereka terbawa arus air dan sampai ke laut.
"Erika!!" Teriak laki-laki itu yang kemudian menyusul Erika yang tenggelam
Gelembung udara dari bibir Erika menjadi jejak tenggelamnya gadis itu, arus laut yang cukup besar malam itu membuat laki-laki itu kesulitan untuk mengejarnya.
Kaki Erika yang keram membuat tubuh gadis itu tidak bisa berenang ke permukaan, kali ini tubuhnya terbawa arus dan tenggelam menuju dasar laut.
***
Dua pria berjubah dengan lambang Akademi Gilforda melesat cepat di dalam saluran pembuangan yang sudah tidak terpakai.
"Energi Negatifnya mulai menyebar" ucap salah satu dari pria itu setelah melihat bola sihir yang dia pakai menjadi merah.
"Kita harus cepat" ucap yang satunya melangkah lebih cepat dan dalam menuju pusat pembuangan.
Dentuman keras mengirimkan angin kencang yang berlawanan dengan arah mereka, membuat kedua pria itu hampir terhempas jika tidak menahannya.
Mereka bergegas menuju ke arah datangnya ledakan, saat sampai mereka melihat ke kacauan yang luar biasa. Akar pohon yang menggeliat bagai ular raksasa dan pohon besar yang menyimpan puluhan gadis muda yang menggantung di setiap batangnya.
"Apa....apa ini?" Salah satu pria itu berucap.
"Bagaimana mungkin..." Yang lainnya menatap tak percaya.
Sebuah kerangka berjubah melayang kearah mereka saat merasakan energi positif yang hadir di tengah kekacauan.
Tanpa pikir panjang pria berjubah abu-abu itu mengangkat tangan dan merapatkan mantra.
"SIRNA!!!" ucapnya membuat ledakan besar yang membakar seluruh kerangka berjubah itu.
Pria dengan julukan Penyihir Suci dari menara timur, nama yang di alun-alunkan oleh masyarakat dunia sihir, Penyihir terbaik yang menjadi pelindung menara, dia adalah Reymond Ferdelot sosok penjaga menara yang menjadi panutan semua penyihir abat ini.
"Sepertinya mereka memanfaatkan kerangka itu sebagai penjaga" ucap Reymond yang kini melayang dengan sihirnya.
"itu benar" ucap pria lainnya.
Pria berjubah biru itu menggunakan bola sihirnya untuk menganalisis pohon besar yang kini terlihat masih aktif mendeteksi Energi di sekitarnya.
Pria dengan Enam bola sihir yang melayang membentuk lingkaran di punggungnya itu mendeteksi kejanggalan pada pohon itu, baik cara hidup maupun perkembangan pohon yang tidak seperti pohon biasanya.
Henry Calvior seorang penyihir yang mengembangkan alat-alat sihir yang kini beredar di seluruh dunia sihir, menaranya berada di ujung selatan dunia sihir, dimana pada menara itu terdapat alat sihir yang mendeteksi Energi jahat yang ada di seluruh Dunia Sihir.
"Kita harus memusnahkan pohon itu sebelum akarnya menjalar ke dunia luar" ucap Henry yang di anggukki oleh Reymond.
Saat mereka akan memusnahkan pohon itu, akarnya menjalar kesebuah lubang yang menuju ke arah laut.
"dia...sepertinya dia menemukan Energi lain selain kita" Reymond segera memotong akar pohon itu dengan pedang yang ia lapisi dengan Energi Sihir.
"Aku menemukannya" ucap Henry saat bola sihirnya memperlihatkan wajah gadis yang menjadi alasan mereka di tempat itu.
"Aku akan menangani ini, kau pergilah" Reymond bersiap dengan pedangnya.
Tanpa pikir panjang Henry pergi dari tempat itu, menyusuri saluran yang menghubungkan tempat itu ke laut lepas. Bola sihirnya menyala terang membimbingnya melesat kearah tujuannya.
***
"Uhukk-hukk..." Erika terbatuk saat air laut keluar dari mulutnya.
Matanya memandang sekitar saat dia menemukan seorang Laki-laki yang telah menyelamatkan nyawanya.
"Xavier" panggil Erika
Laki-laki itu adalah Xavier, sosok berambut panjang yang kini tengah menahan sakit di bagian perutnya.
"Apa kau tidak apa-apa?" Erika bertanya saat melihat Xavier yang kesakitan.
"Yah...lebih baik kita segera pergi dari sini" ucap Xavier yang kemudian bangkit dari duduknya.
Dia membantu Erika yang kesusahan berdiri karena luka di kakinya, Xavier memapah Erika menyusuri bibir pantai tanpa tujuan, setidaknya mereka harus menjauh sejauh-jauhnya nya dari tempat itu.
***
Di sisi lain Alzer tengah terjebak dalam perangkap ilusi yang diciptakan oleh Reymond di menara sihirnya.
beberapa jam sebelum ini terjadi, Alzer yang mengikuti Profesor Seti diam-diam nyatanya tertangkap saat setelah dia menggunakan alat teleportasi yang berhubungan langsung dengan menara timur Reymond.
berakhirlah sekarang laki-laki itu berada di dalam ilusi yang tampak nyata, dimana sekarang dia terjebak di antara lava panas yang siap membakarnya.
"...ini...adalah ilusi....aku...aku harus keluar" gumamnya pada diri sendiri.
Disebuah tebing yang curam, dia melihat ke bawah dimana lava panas siap menangkapnya jika dia jatuh.
Dia hanya perlu sebuah keberanian untuk lompat dari tebing itu, tapi rasa takutnya lebih mendominasi saat dia mulai mengumpulkan keberaniannya.
"jika kau tidak bisa mengalahkan rasa takutmu, maka kau tidak akan bisa mengendalikan kekuatan itu" ucapan penyihir Reymond memenuhi pikirannya.
dengan tekat bulat Alzer memejamkan matanya saat pegangannya kesebuah batu ia lepaskan dan dia menjatuhkan diri kearah lava yang mendidih.
Singg....
Suara itu menjadi pertanda hilangnya ilusi sihir yang menyelimutinya, dengan nafas yang tersengal-sengal Alzer menatap sekitar, memperkirakan berapa lama dia terjebak dalam ilusi itu.
"Petinggi Rey sialan!" umpat Alzer yang kemudian pergi dari tempat itu.