NovelToon NovelToon
Rahim Bayaran

Rahim Bayaran

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Beda Usia / Tamat
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Irh Djuanda

Violetta Madison gadis 20 tahun terpaksa menyewakan rahimnya demi membayar hutang peninggalan kedua orangtuanya. Violetta yang akrab dipanggil Violet itupun harus tnggal bersama pasangan suami istri yang membutuhkan jasanya.

"Apa? Menyewa rahim ?" ucap Violet,matanya melebar ketika seorang wanita cantik berbicara dengannya.

"Ya! Tapi... kalau tidak mau, aku bisa cari wanita lain." ucap tegas wanita itu.

Violet terdiam sejenak,ia merasa bimbang. Bagaimana mungkin dia menyewakan rahimnya pada wanita yang baru ia kenal tadi. Namun mendengar tawaran yang diberikan wanita itu membuat hatinya dilema. Di satu sisi, uang itu lebih dari cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Namun disisi lain,itu artnya dia harus rela kehilangan masa depannya.

"Bagaimana... apakah kau tertarik ?" tanya wanita itu lagi.

Violet tesentak,ia menatap wanita itu lekat. Hingga akhirnya Violet mengangguk tegas. Tanpa ia sadar keputusannya itu akan membawanya kepada situasi yang sangat rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terusir

Claudia berlutut di kaki Adrian,tubuhnya merosot dibawah sana. Tanpa ia sadari bahwa semuanya telah berakhir. Adrian hanya mematung menahan amarah yang sudah membuncah. Perselingkuhan, pengkhianatan dan siasat untuk mengelabui dirinya telah membuatnya marah.

"Berhentilah memohon, Claudia. Kau hanya akan mempermalukan dirimu sendiri." ketus Helena.

Adrian mendorong Claudia dengan kasar. Kali ini benar-benar tak ada ruang untuknya ,mendapatkan maaf dari Adrian. Adrian sudah muak dengan semua kebohongan yang diciptakan istrinya itu.

"Cepat kemasi barang-barang mu sebelum aku menyeret mu keluar dengan paksa " ujar Adrian .

Claudia hanya bisa menangis,tubuhnya bergetar .Entah itu sungguh-sungguh atau kebohongan baru yang ia ciptakan agar Adrian mengasihinya.

"Ad, aku mohon maafkan aku... Aku akan lakukan apapun asalkan kau memaafkan semua kelakuanku." mohonnya.

Adrian hanya berdiri, tak lama Helena turun dari lantai atas, ia mengemasi sendiri semua pakaian Claudia.

"Jangan dengarkan dia. Sekarang kau bisa pergi. Jangan tunjukkan lagi batang hidungmu di rumah ini lagi." ancam Helena.

Claudia menatap koper-koper yang dilempar begitu saja ke lantai ruang tamu. Napasnya memburu. Ini bukan hanya soal kehilangan rumah, ini tentang kehilangan kekuasaan, harga diri, dan seseorang yang dulu berhasil ia kendalikan—Adrian. Helena melemparkan satu tas terakhir ke kaki Claudia.

“Ambil dan pergi. Sebelum aku benar-benar hilang kesabaran.”

Claudia menatap Adrian, matanya merah, wajahnya basah oleh air mata, tapi kali ini tak ada kelembutan dalam sorot matanya—hanya rasa sakit yang diaduk oleh harga diri yang tercabik.

“Aku tidak percaya... setelah semua tahun yang kita lalui bersama, kau tega mengusirku seperti binatang.” desisnya, suaranya bergetar.

Adrian menjawab datar, dingin seperti es:

“Aku menyesal tidak melakukannya lebih awal.”

Claudia berdiri pelan. Tubuhnya lemah, tapi dagunya terangkat tinggi seolah menolak untuk terlihat kalah meskipun semua bukti mengarah padanya. Ia meraih koper dengan tangan gemetar, lalu berjalan menuju pintu.

Saat tangannya menyentuh gagang pintu, ia menoleh sekali lagi. Wajahnya berubah. Air mata sudah mengering, tergantikan oleh ekspresi yang jauh lebih menyeramkan: tenang, penuh tekad.

“Aku tidak akan membiarkan kalian menang. Aku tahu bagaimana keluarga ini. Dan jangan salahkan aku jika aku membuka mulut .”

Helena maju satu langkah, berdiri sejajar dengan Adrian, matanya menyipit.

“Silakan coba, Claudia. Tapi ingat... kau bukan satu-satunya yang bisa bermain kotor. Kami punya lebih banyak yang bisa menjatuhkan mu daripada sebaliknya.”

Claudia tertawa kecil—dingin dan getir.

“Kita lihat saja nanti, Mama...”

Lalu ia keluar dari rumah itu, membiarkan pintu terbanting di belakangnya. Suara dentuman pintu menggema seperti lonceng tanda akhir perang—atau mungkin, awal dari perang baru yang lebih gelap.

Adrian akhirnya duduk di sofa. Tangannya menutup wajahnya, napasnya berat. Beban bertahun-tahun perlahan mulai mengendur, namun luka-luka yang ditinggalkan terlalu dalam untuk langsung sembuh.

Helena menghampiri anaknya, meletakkan tangannya di bahu Adrian.

“Sekarang kau sudah bisa bernafas lega. Kau bisa memulainya kembali."

Adrian menatap kedua orang tuanya. Kini ia ingin kejelasan kenapa di momen yang tepat mereka bisa ada di kediamannya.

"Lalu apa maksud kalian tiba-tiba mengunjungi kediaman ku. Ini suatu kebetulan."

Helena dan Ramon saling tatap, lalu Ramon mulai membuka obrolannya.

"Kami ingin menjodohkan mu dengan seseorang... dan aku tidak ingin penolakan."

Adrian mengangkat kepalanya, menatap ayahnya dengan dahi mengernyit. Ia belum sepenuhnya pulih dari peristiwa barusan, dan kini kedua orang tuanya justru menambah beban pikirannya.

“Apa maksud Papa? Menjodohkan ku… sekarang?” suaranya datar, namun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

“Kau butuh awal yang baru, Adrian. Perempuan yang akan kami kenalkan padamu... berbeda dari Claudia. Dia bukan tipe yang hanya tertarik pada kekayaan atau status. Kami yakin, dia bisa menyembuhkan mu.” ucap Helena,melangkah maju dan duduk disamping Adrian.

“Dan yang terpenting, dia berasal dari keluarga yang bisa menjaga nama baik kita. Tidak seperti Claudia yang selalu menyulut masalah.” tambah Ramon.

Adrian berdiri pelan. Ia menatap kedua orang tuanya, penuh rasa tak percaya.

"Apa kalian tidak memikirkan perasaanku ? Aku masih butuh waktu?"

"Kau tidak perlu waktu. Kau hanya tinggal persiapkan dirimu. " tekan Ramon.

Adrian menghela nafas panjang, bagaimanapun kerasnya dia melawan keduanya. Namun ia tak akan pernah bisa menang. Sebab Adrian bukan orang yang egois.

Adrian menatap lantai untuk beberapa saat, mencoba menyembunyikan pergolakan batin yang berkecamuk di dalam dirinya. Hatinya masih remuk, tubuhnya lelah, dan pikirannya belum sanggup memikirkan cinta baru, apalagi pernikahan. Tapi ia tahu, ketika Ramon sudah berbicara seperti itu—tak ada ruang untuk penolakan.

“Aku ingin tahu siapa dia,” ujar Adrian akhirnya, lirih namun tegas.

Helena dan Ramon saling bertukar pandang singkat sebelum Helena menjawab, suaranya terdengar sedikit lebih lembut.

“Namanya Karina. Dia anak dari sahabat Mama dulu, Naira."

“Dia gadis sederhana. Latar belakangnya bersih. Tidak neko-neko. Dia bukan seperti Claudia.” tambah Ramon.

Adrian hanya mengangguk kecil. Namun mendengar hal itu, pikirannya melayang pada sosok Violet yang sudah melekat di hati dan pikiran nya. Sehingga Adrian memberanikan diri mengungkapkan semua perasaannya.

"Ma, Pa, Ada saru hal yang harus kalian ketahui sebelumnya."

Helena dan Ramon mencoba mendengarkan perkataan Adrian dengan serius.

"Aku sudah menikah!"

Helena terperanjat. Begitu juga dengan Ramon. Ia tak menyangka dengan berita yang baru saja diungkapkan. Helena mendekati putranya dengan perasaan menggebu.

"Menikah? Kau pikir aku akan percaya. Kau bahkan tak mampu mengusir Claudia. Dan apa ini.... kau hanya beralasan agar perjodohanmu dibatalkan. Benar begitu bukan?." kesal Helena.

Adrian menghela nafas,

"Violet... wanita itu Violeta Madison, aku benar-benar sudah menikahinya. Dan ini akta pernikahan kami." tuturnya ,sambil mengeluarkan sebuah kertas yang ia selipkan di balik saku jas nya.

Ramon meraih kertas itu, seketika matanya melebar dan di sana tercatat tanggal pernikahan mereka yang bermula tiga bulan lalu.

"Apa Claudia mengetahuinya?" tanya Ramon.

Adrian mengangguk tegas, namun ia tak menjelaskan peristiwa detailnya. Ia tak ingin menimbulkan masalah untuk ke depannya. Sementara Helena menarik paksa kertas itu dari tangan Ramon.

"Violetta Madison" lirih nya.

"Bawa dia bertemu dengan kami. Kami ingin melihat sendiri, Apa benar yang kau katakan. Atau kau hanya ingin menghindari perjodohan saja." ujar Ramon.

Adrian berdiri tegak, meski jantungnya berdebar tak karuan. Sorot mata kedua orang tuanya menusuk, menuntut kejelasan. Tapi kali ini, ia tak bisa mundur. Violetta bukan hanya pelarian, dia adalah keputusan.

“Baik. Aku akan membawanya besok malam,” ucap Adrian mantap.

“Kalau dia benar istrimu, maka dia harus siap menerima beban menjadi bagian dari keluarga ini. Kami tidak menerima sembarang orang. Apalagi... jika dia hanya wanita biasa.” ucap Helena masih tak percaya.

“Dia bukan sembarang wanita, Ma. Violet jauh lebih kuat dari yang Mama bayangkan." sahutnya mantap.

1
Al Fatih
Yaaa sdh tamat saja Kaka.....,, aq masih ingin melihat perjalanan kisah cinta tuan Adrian dan violet,, juga masa tumbuh kembangnya Helena.....,, yaaaa jadi kemaruk aq 🤭. Makasih utk ceritanya Kaka.....🥰
Irh Djuanda: ada novel baru aku kak, yang belum ada jejak kakak di sana. "Pria Kaya dan Gadis Tunawisma" silahkan mampir kak. sekedar memberi komentar untuk saya.
total 1 replies
Al Fatih
Sungguh bermakna ...,, membuat kehidupan jadi lebih berarti,, bukan hanya utk diri sendiri tapi juga orang lain.
Irh Djuanda: mampir di novel terbaru ya kak,
total 1 replies
Al Fatih
Q berikan kopi utkmu Kaka othor,, agar semakin semangat melanjutkan kisah ini,, hingga tuan Adrian dan violet bisa benar-benar hidup berbahagia.
Adrian junior sudah otw blm yaaa 🤭
Irh Djuanda: makasih kakak /Angry/
total 1 replies
Al Fatih
Duuuh menegangkan.....,, tapi harus menunggu lagi kelanjutannya bsk...
Semoga tuan Adrian, vio ,, Eva dan mama Helena akan baik2 saja dan selamat dari niat jahat papa Ramon
Al Fatih: Pengen tau momen romantis nya tuan Adrian dan violet....,, Krn pembawaan hidup mereka menegangkan dan berbahaya terus. Tapi ga ap2 deh,, yg penting happy ending tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: Biar gak gantung klo kebanyakan bab, pusing mikirin alurnya /Facepalm/
total 4 replies
Al Fatih
Pantes,, tuan Adrian punya hati yg lembut dan baik,, mqkn dari ibu kandungnya,, mom Bertha.
Vio,, kamu harus percaya sama tuan Adrian,, Krn aq juga bisa merasakan ketulusan cinta tuan Adrian utk mu....
Al Fatih
Siapa ya yg buka kasus itu lagi,, masak iya bapaknya tuan Adrian....
Al Fatih
sat set yaa tuan Adrian,, Claudia dan Baron sudah d atasi. Skrg tetep waspada terhadap niatan kedua orang tua mu terhadap vio.
Diyah Pamungkas Sari
wedok lembek ngene ki rasane kudu tak ulek ae. wes di omongi jok mbuka lawang ngeyel. ora ketok pinter e malah guobl** bin tol** dadine
Al Fatih
Syukurlah tuan Adrian cepat kembali.
Vio..., kamu skrg harus lebih hati-hati dan waspada,, jangan ceroboh yaaa
Al Fatih
Aq berikan kopi kepada Kaka othor,, supaya tetep semangat yaa utk nulis kisahnya tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: aihh terimakasijh ya kak .jadi makin semangat lo
total 1 replies
Al Fatih
Tolong pastikan vio akan aman dan baik2 saja ya tuan Adrian.
Al Fatih
Semakin bikin penasaran....,, vio , kamu harus kuat...baik jiwamu ( mentalmu) maupun ragamu ( Krn perasaan ku Adrian junior lagi otw,, jadi fisik mu harus kuat,, jangan lemah) Agar mereka tidak menyakiti mu atw memanfaatkan mu....
Al Fatih
Dan salah satu dari korban kebakaran itu adalah ayahnya vio. Ternyata orang tuanya tuan Adrian juga 11 12 sama jahatnya dgn Claudia. Semoga tuan Adrian bisa menjaga keamanan nya vio....
Al Fatih
Q berikan kopi utk Kaka othor,, supaya tetep semangat utk lanjutin kisahnya vio dan tuan Adrian
Irh Djuanda: terimakasih kak atas dukungannya
total 1 replies
Al Fatih
Semoga orang tuanya tuan Adrian bisa menerima vio,, walaupun jujur perasaanku mengatakan kalo kemungkinan itu sangat kecil,, Krn mereka sudah punya pilihan sendiri.
Qta tunggu kelanjutan nya ya Kaka othor
Al Fatih
wah,, sat set yaaa,, semoga beneran cerai,, walaupun pastinya Claudia akan berusaha bertahan. Ternyata kedua orang tuanya tuan Adrian memang ga sreg sama Claudia. Kira2 gimana yaa reaksi mereka kalo mengetahui keberadaannya Eva dalam kehidupannya tuan Adrian.
Al Fatih: Maaf salah tulis aq,, maksudnya vio Kaka
Irh Djuanda: eva apa violet kak?
total 2 replies
amatiran
lanjut Thor,plis jgn lm²🙏
Al Fatih
Walaupun terlambat setidaknya dirimu sudah tau tentang kejahatan dan kelicikan nya Claudia, tuan Adrian.
Tolong jagain dan sayangi vio dengan tulus,, ok. Aq merasa ad sesuatu yang kau sembunyikan tentang vio, tuan Adrian. Sesuatu yg baik,, aq rasa begitu....
Al Fatih
Apapun keputusan mu vio,, emak mendukung mu nak....,, Berpikir lah dengan jernih,, tenangkan hatimu...,, saat ini bukan hanya tentang dirimu,, tapi calon bayimu dan ayah dari bayimu....
Al Fatih
Claudia sudah ketar ketir sendiri.
Dia takut bukan karna takut kehilangan cintanya tuan Adrian,, tapi takut kehilangan hartanya tuan Adrian.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!