Dhea mencintai seorang lelaki teman kerjanya yang bernama Dion. Namun cinta keduanya terhalang restu dari keluarga Dion. Sebab dhea berasal dari keluarga yang kurang mampu. Beda dengan dion yang serba berlimpah. Meski demikian dion tetap berusaha mendapatkan restu kedua orangtuanya agar keduanya menikah. Lama hubungan terjalin kedua orangtua dion takkunjung memberi sinyal restu. Hingga terjadilah hal yang terlarang .
***
"Dion aku rasa kita sudah tidak mungkin untuk menikah, orangtuamu tidak merestui hubungan kita", ucap dhea terisak sedih.
" Tidak dhea, aku mencintaimu, aku akan tetap berjuang agar kau menjadi milikku yang halal", tegas dion.
Mungkinkah dhea tetap bersama dion meski tak direstui dalam hubungan terlarangnya? Ataukah keduanya patah semangat dan memilih melepaskan? Kepoin kelanjutannnya yuk ;)
-----
Hay sahabat noveltoon, btw ini kisah nyata loh. Tapi bukan kisahku. Kisah kenalanku. Kepoin yuk ;) Jangan lupa vote ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Bulan berbulan berganti dion dan dhea masih sering bertemu. Dion pun masih memerlukan beberapa hal di tempat kerja dhea guna melengkapi syarat kelulusan nya. Jadi keduanya masih sering bertemu dan membantu.
Kali ini dhea sudah merasa agak lega karena biaya sekolah adiknya sudah terlunasi tinggal memasok biaya sekolah bulanan saja. Adiknya pun tidak pernah memberatkan kakaknya dengan keinginannya. Ia mengerti keadaan kakaknya yang banting tulang memenuhi kebutuhannya. Bahkan dirman merasa ia sudah cukup membebani kakaknya itu. Sering dirman merasa sebagai lelaki seharusnya dia yang menjaga kakak perempuannya. Namun karena usia juga pendidikan yang masih harus disongsong keadaan justru sebaliknya. Dirman lah yang dijaga dhea.
Alhamdulillah meski sedikit budhenya pun masih sering membantu makan kedua anak yatim itu. Betapa berat kehidupan dhea menghidupi diri dan adiknya. Yang membuat dhea dan adiknya si dirman kekurangan kasih sayang. Ia menjadi pribadi yang pendiam dan sering merenung.
Memikirkan gimana kehidupan esok terjadi.
Bahkan untuk sekadar memiliki keinginan untuk dirinya pribadi saja sering ia abaikan. Seperti belanja kebutuhan pribadi ke mall jalan jalan liburan dsb. Dhea lebih mementingkan asal ia bisa hidup dan tidak mengharap bantuan siapapun, hidup seadanya asal halal.
Pagi ini seperti biasa dion hendak menjemput dhea untuk berangkat kerja. Sedang dirman ia mengontel seperti biasa.
"Pagi dek. mba ada?", sapa dion.
Dirman tertegun menatap sepedanya sembari bertopang dagu pura pura tidak mendengar sapaan lelaki muda itu. Bukan mengapa hanya karena kekhawatiran nya terhadap kakak perempuannya. Meski masih usia remaja, dirman tetap memiliki.kekhawatiran terhadap saudara perempuannya. Takut dhea dipermalukan atau dimanfaatkan oleh dion.
"Dek", sapa dion lagi sembari menepuk pundaknya.
"Eh mas dion, pagi, iya mas kenapa? Maaf tadi saya melamun", balas dirman mengelak.
"Oh lamunan apa dek? Pengen sepeda baru ya? Mas beliin mau ga?", tawar dion ramah.
"Oh enggak mas makasih. Gapapa kok. Biasa lamunan anak puber. Mas mau ketemu mba dhea ya?"
"Iya mau jemput kerja "
Dhea yang sudah siap pun menyapa kehadiran kekasih hatinya itu.
"Eh mas dion sudah sampai, ayo berangkat. Dirman hati hati ya berangkatnya, mba kerja dulu. Oya ini uang jajanmu, disisakan ya dek", pamit dhea.
"Iya kak, hati hati juga"
Dhea pun segera menaiki motor dion dan berangkat. Sepanjang perjalanan dion menceritakan gelagat dirman yang sepertinya menginginkan sepeda baru menurut pemandangan dion. Padahal yang sebenarnya dirman tengah mengkhawatirkan keadaan dan keselamatan kakaknya perempuan itu.
"Dhea kayaknya adikmu pengen sepeda baru ya?", tanya dion.
"Ah enggak ah, orang dia hidup asal hidup gak punya banyak keinginan kok", balas dhea.
"Tapi tadi waktu aku sapa ia sempat melamun liatin sepeda nya terus kayak pengen sepeda baru apa gimana tapi waktu aku tanya katanya lagi puber"
"Masak sih ah coba ah nanti tak tanya mungkin dia sudah jatuh cinta ya?", terka dhea.
"Iya kalik pengen pacaran dianya kayak kakaknya"
"Apa iya ya?"
"Bisa jadi"
Tak lama kemudian dhea dan dion pun sampai ke kantor. Keduanya lalu bekerja bersama lagi.
Sesekali kekahwatiran itupun mengisi diri budhe juga pakdhe nya dhea yang menjadi satu satunya wali untuk dhea juga dirman. Terutama khawatir pada diri dhea yang perempuan. Karena kebutuhan kasih sayang dhea yang mungkin kosong. Sehingga rawan didekati dan dimanfaatkan lelaki.
"Dhea kamu jangan pacaran terus, sisihkan uangmu buat beli motor sendiri meski second untuk berangkat sendiri", pinta pakdenya.
"Iya pakde"
"Cewek gak baik sering sama sama lelaki yang bukan muhrim kebanyakan berharap nanti kenyataannya susah", jelas pakdenya.
"Inggih pakde nanti dhea fokus kerjanya buat beli motor"
"Nah gitu bagus biar berangkat sendiri gak bareng dia terus"
****
Sementara alma dan fitri malah jadi sering bersama sejak alma tahu dhea punya kekasih. Tak jarang keduanya sering bertukar cerita dan berbonceng bersama.
Meski sulit alma berusaha menghilangkan bayang bayang dhea dalam dirinya. Dhea wanita yang ia cintai. Dia tidak mau merusak kebahagian dhea bersama dion.
Semoga saja dion gak nyakitin kamu dhea", batin alma sesak.
Sedang fitri sendiri yang terus bersama alma hita ia merasa mulai merasa cemburu jika alma membahas dhea di hadapannya.
"Saf, kamu gak ketemu dhea ya minggu kemarin?", tanya alma.
"enggak kan dia sama cowoknya, lagian kenapa kamu tanyain dia terus dia sudah punya pacar lan?", balas safitri sinis dan berwajah masam.
"Iya tapi aku khawatir saja takut dion nyakitin dhea saf, kan kayaknya dion tu nakal"
"Gak sekalian saja kamu rebut dia dari dion", balas safitri masih sinis.
"Gak berani dhea terlanjur sayang ke dion gak ke aku"
"Yah lagian kamu juga aneh orang dia ga sayang ke kamu juga"
"ya begitulah mungkin atau mungkin dia sayang ke aku ya"
"Ihh sudah ah mau pulang aku ", timpal dhea sinis
Safitri begitu merasa cemburu sebab perhatian alma tertuju penuh untuk dhea bukan dirinya. Sedang dirinya berharap alma menyayangi dan memperhatikannya.
-----
Cie safitri ...
jangan lupa like comment dan subscribe ya ;)