Sepasang suami istri paruh baya sedang berboncengan motor yang baru saja pulang dari pasar menemukan keranjang bayi didekat jembatan yang tidak jauh dari rumah mereka berdua.
bayi mungil sangat cantik tubuhnya yang masih merah baru lahir hanya dibungkus dengan kain bedong dan selimut bayi.
disampingnya ada secarik kertas bertuliskan " tolong rawat bayi ini dengan baik, suatu saat nanti ada orang yang akan menjemputnya " isi pesan didalam kertas tersebut.
dan didalam amplop surat tersebut terdapat Kalung emas putih terdapat liontin berinisial "A.S ".
karena adanya inisiatif huruf tersebut pak Angga dan istrinya Ajeng memberi nama bayi cantik tersebut " Amira Saraswati".
nama itu yang terbesit dipikiran mereka berdua.
mereka berdua merawat Amira penuh kasih sayang kayaknya seorang anak kandung mereka.
pak Angga dan istrinya memiliki seorang putra tunggal yang bernama Rahmad Darmawan berusia 25 tahun yang sudah menikah dan memilih tinggal dirumah istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ersy 07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setelah Kepergiannya
Malam semakin larut saat ini jam menunjukkan pukul 2 dini hari.
Saat ini Aditya berada dikantin rumah sakit sedang membeli kopi untuk mengurangi rasa kantuknya.
Setelah kopinya habis Aditya segera kembali ke ruang tunggu ingin melihat keadaan Diana.
Aditya berjalan melangkah cepat agar secepatnya sampai didepan ruang ICU.
Namun saat Aditya baru sampai didepan ruang ICU tiba tiba beberapa suster dan dokter berjalan terburu-buru masuk kedalam ruang ICU.
" sus ada apa tiba-tiba banyak dokter masuk kedalam ? "
Tanya Adit heran.
" kondisi pasien kritis pak " setelah itu suster tersebut masuk kedalam ruang ICU.
" Diana plis jangan tinggalkan aku sendiri din .." ucap Aditya perasaannya semakin tidak tenang.
ceklek...
Dokter Anita keluar dari ruang ICU dengan menghembuskan nafas panjang.
" dokter bagaimana keadaan Diana...?" tanya Aditya dengan perasaan kawatir.
" maaf pak Adit kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun takdir berkehendak lain nona Diana telah tiada dan beliau menghembuskan nafas terakhirnya pukul 02.25 dini hari .
kami dari pihak rumah sakit ikut berbelasungkawa atas meninggalnya nona Diana Saraswati.
" enggak mungkin.. enggak mungkin Diana ninggalin saya, dokter pasti bohong kan ?
dokter hanya bercanda kan...?
enggak mungkin calon istriku meninggalkan aku, dia udah janji akan menikah dalam waktu dekat ini " ucap Aditya hatinya benar-benar hancur karena sang kekasih telah tiada.
Dengan langkah lemah Aditya masuk kedalam ruang ICU.
Didalam suster sedang sibuk membereskan semua barang barang yang dipakai Diana.
saat suster akan menutup tubuh Diana dengan kain putih Aditya menghentikannya.
" Tunggu... tolong tinggalkan kami berdua " ucap Aditya dengan expresi datar.
3 suster yang ada didalam ruangan tersebut segera keluar meninggalkan Aditya.
Aditya berjalan mendekati tubuh kaku Diana.
" hay sayang... bagaimana kabarmu sekarang ..?
Apakah tubuhmu sudah tidak sakit lagi sekarang..?
Diana jika kamu pergi lalu bagaimana dengan aku , kenapa Kamu tega ninggalin aku sendirian sayang hiks hiks ...
aku sangat mencintaimu Diana...
Kamu janji akan menikah denganku dan melahirkan anak anak kita nanti hiks hiks ...
Sekarang aku harus bagaimana sayang..
kenapa bukan aku saja yang merasakan sakit itu..?
Lebih baik aku yang pergi lebih dulu karena bagiku sangat berat kehilangan kamu..
hiks hiks hiks...." Aditya menangis meraung raung didekat jenazah sang kekasih.
setelah Aditya bisa mengendalikan perasaannya, ditatapnya wajah cantik Diana yang sudah pucat.
pergilah sayang aku akan mencoba mengikhlaskan kepergianmu dari sisiku, namun namun dan semua kenangan tentangmu akan ku simpan dihatiku.
Semoga kelak kita bisa bersama lagi di surga ucap Aditya lalu mencium kening Diana untuk yang terakhir kalinya sebelum Diana bawa oleh pihak rumah sakit untuk dimandikan.
Tidak lama terdengar suara beberapa langkah kaki menuju ruang ICU.
Aluna dan Ardian datang dengan langkah tergopoh gopoh menuju ruang ICU .
" sabar ya sayang mungkin ini sudah jadi takdir Diana.
kamu harus kuat nak " ucap Aluna sambil mengelus kepala Aditya.
" mama ...Diana hiks hiks hiks..." Aditya langsung memeluk tubuh mamanya dengan Isakan tangis yang terdengar pilu.
" Aditya kamu harus tabah menerima kepergian Diana " ucap papanya sambil menepuk pundak putranya.
Beberapa suster datang membawa jenazah Diana menuju tempat pemandian jenazah.
Karena setelah dimandikan jenazah Diana akan dibawa pulang kerumah Aditya untuk disholatkan dan dimakamkan tempat pemakaman umum.
1 jam kemudian rombongan mobil milik kedua orang tua Aditya dan mobil ambulans datang tepat didepan rumah mewah milik keluarga Hermawan.
Aditya turun dari dalam ambulance ikut membantu petugas rumah sakit menurunkan peti jenazah Diana kedalam rumah.
anak anak panti asuhan dan ibu Dewi pemilik panti sudah ada didalam rumah Aditya.
Melihat kedatangan peti jenazah anak anak panti serta ibu Dewi menangis histeris..
" kak Diana hiks hiks ..." ucap beberapa anak panti yang dari kecil sudah mengenal Diana.
" Diana ya Allah nak... ibu masih enggak percaya bahwa kamu pergi meninggalkan kami untuk selamanya.
Padahal Minggu lalu kamu masih terlihat baik baik saja nak...hiks hiks pecah tangis ibu Dewi seorang ibu panti yang membesarkan Diana dari mulai bayi hingga pada akhirnya Diana lulus SMA melanjutkan kuliahnya dikota.
Diana gadis cantik cerdas dan pintar dari SD Diana sudah menerima beasiswa dari sekolahnya.
hingga lulus SMA dia dapat tawaran beasiswa kuliah dikota besar.
Sampai pada saat itu Diana bertemu dengan seorang laki laki tampan pintar dan cerdas yang menjadi cinta pertamanya yang tak lain Aditya Hermawan.
sejak saat itu Diana dan Aditya menjadi pasangan kekasih hingga mereka lulus kuliah S1 hingga saat ini.
" Bu Dewi yang sabar ya Bu , saya sekeluarga juga merasa kehilangan Diana.
padahal bulan depan kami sekeluarga berencana ingin datang ke panti untuk melamar Diana.
Namun takdir berkata lain, tiba tiba Diana pingsan dimobil saat Aditya akan mengantarkan ke kosan Diana.
Dan setelah dibawa kerumah sakit dokter menyatakan bahwa Diana mengidap penyakit kangker stadium akhir. Dan keadaan Diana sejak saat itu kritis.
Dan yang paling membuat Aditya terpukul adalah Diana tidak jujur dengan penyakitnya.
Aditya merasa bersalah karena tidak mengetahui sakit yang diderita Diana seandainya dia dari awal tau Aditya akan mengajak Diana berobat keluar negeri sampai sembuh " ujar Aluna menjelaskan keadaan Diana sebelum dibawa kerumah sakit.
" Insya Allah saya sudah mengikhlaskan kepergian Diana nyonya, hanya saya tidak menyangka bahwa Diana akan pergi meninggalkannya kita lebih dulu " jawab ibu Dewi mencoba tegar dengan keadaan ini.
Aluna mama Aditya menganggukan kepalanya sebagai respon.
Sedangkan Aditya dan Ardian papa Aditya bersama warga setempat membawa keranda menuju pemakaman umum untuk mengantarkan Diana ketempat peristirahatan terakhirnya.
Setiap langkah Aditya sudut matanya basah oleh air mata sesekali Aditya menghapus airmata.
Sayang saat ini aku akan mengantarkan kamu ke tempat peristirahatan terakhir mu.
aku doakan semoga kamu masuk syurga karena kamu wanita baik hati.
Semoga kelak kita bisa dipertemukan disurga doa Aditya untuk Diana dengan mengelus foto cantik Diana.
15 menit kemudian mobil ambulans dan para rombongan telah sampai di pemakaman umum.
Aditya ikut turun kedalam lubang kuburan turut membantu menurunkan jenazah Diana dibantu para warga yang sudah lebih dulu turun dibawah.
Setelah selesai semuanya Aditya kembali lagi naik keatas ikut mengubur jenazah sang kekasih tercintanya.
Setiap taburan bunga yang ia taburkan diselipkan doa doa baik untuk sang kekasih.
Setelah beberapa warga berpamitan pulang tinggalah Aditya dan kedua orang tuanya yang masih di pemakaman.
Bu Dewi dan beberapa anak yatim sudah pamit pulang lebih dulu karena kebetulan mendung sangat pekat.
" Adit ayo pulang dulu nak, besok kamu bisa kesini lagi " suara lembut Aluna menyadarkan dari lamunan Aditya.
" mama dan papa pulang duluan saja Adit nanti nyusul" jawab Aditya dengan suara sumbang.
" oke mama dan papa pulang duluan tapi kamu jangan lama lama disini sebentar lagi mau turun hujan " ujar Ardian sebelum melangkah pergi bersama istrinya meninggal pemakaman.
Sejak Diana meninggal sikap Aditya berubah menjadi dingin.
1 tahun kemudian setelah kepergian Diana , Aditya memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2 nya di Paris.
Hari harinya Aditya disibukkan dengan urusan kuliahnya sampai 3 tahun kemudian setelah lulus kuliah dengan nilai terbaik.
Aditya belajar banyak pengalaman selama di Paris.
Terutama pengalaman tentang cara menjadi pengusaha sukses.
Setelah 3 tahun di Paris, Aditya memutuskan untuk kembali lagi ke tanah kelahirannya negara Indonesia.
Aditya diminta papanya untuk ikut bergabung di perusahaan milik keluarga mereka.