NOVEL LUAR BIASA
🏆 Juara Harapan Baru Novel Pria YAAW 10🏆
Perjalanan seorang pemuda bernama Lei Tian, ia adalah pewaris Klan Lei di Ibukota Provinsi Sinchuan. Ketika masih bayi ia dibawa pergi ke sebuah Desa yang sangat jauh dari Ibukota, setelah ia tumbuh menjadi anak-anak ia mengalami penghinaan dan penindasan. Hingga Ia dewasa dan menemukan sebuah rahasia besar di dalam tubuhnya, barulah ia mulai mendapatkan titik terang tentang jati dirinya.
Pada saat usia delapan belas Tahun barulah ia menuju Ibukota untuk berpetualang sekaligus untuk mencari tahu tentang asal usulnya.
Namun setelah ia mengetahui tentang keluarganya, berbagai peristiwa pembunuhan dan pengkhianatan mulai terkuak.
Hingga suatu hari ia membawa Klan Lei sebagai Klan yang disegani di Dunia Biru dan mencatatkan namanya sebagai Legenda Abadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keajaiban Liontin Naga Petir
Zhao Yusi yang melihat Lei Tian sedang dikelilingi oleh para perampok kini menyesali tindakannya yang sebelumnya. Orang yang dia permainkan karena dianggap tidak berguna kini tengah mempertaruhkan nyawa. Sementara beberapa temannya yang mengaku pandai berkelahi kini malah diam seperti patung.
Melihat kenekatan seorang remaja, beberapa orang dari kelompok penjahat tersebut segera bertindak cepat untuk mengakhiri aksi heroik Lei Tian.
"Awas.." teriak Zhao Yusi memberikan peringatan kepada Lei Tian.
Menyadari ada serangan yang datang bertubi-tubi, Lei Tian segera menggerakkan kakinya ke samping dan memutar pinggang untuk menghindari serangan tersebut. Namun baru saja ia berhasil menghindari serangan pertama, serangan berikutnya datang dari arah samping dan membuatnya lengah.
Adanya perbedaan kekuatan dan tingkat kultivasi, membuat Lei Tian tidak berdaya menghadapi gempuran para penjahat yang sudah terbiasa menghadapi pertempuran.
"Rasakan ini" teriak seorang penjahat sambil menghunuskan pedangnya.
"Sreet"
Sebuah luka gores membekas di lengan kanan Lei Tian.
Darah segar langsung menetes dari lengannya, merasakan rasa nyeri membuat Lei Tian mundur beberapa langkah.
Zhao Yusi hampir menangis melihat Lei Tian yang terluka demi melindungi masyarakat, walau bagaimanapun pencapaian yang ditunjukkan oleh Lei Tian sudah sangat luar biasa pada anak seusianya.
Pandangan mata Lei Tian melebar, andai saja ia memiliki senjata mungkin ia masih bisa mengimbangi serangan barusan. Namun pada saat ini ia tidak bisa berbuat lebih, ia hanya harus bertarung bertaruh nyawa.
Sebelumnya ia sudah memeriksa cincin penyimpanannya, tidak terlihat senjata tajam atau pusaka yang bisa ia gunakan untuk menghadapi para penjahat kali ini.
Sambil menahan napas untuk mengurangi rasa nyeri, Lei Tian kembali bergerak maju dengan membabi buta menghajar para penjahat yang mendekatinya.
Tanpa rasa takut Lei Tian bergerak dengan cepat sambil mengeluarkan semua kekuatannya, boleh dibilang jika saat ini Lei Tian sedang menghadapi pertarungan hidup dan mati.
"Sreet"
"Sreet"
Lagi-lagi Lei Tian menerima luka di sekujur tubuhnya, dan membuatnya hampir kehilangan banyak darah. Luka di tubuhnya bertambah, terutama sebuah luka baru di dadanya.
Menyadari jika lawannya memiliki kekuatan di atasnya, Lei Tian mengerutkan keningnya dalam-dalam. Meskipun ia berusaha semaksimal mungkin namun hasilnya tetap saja sudah bisa diprediksi. Ia tidak akan memiliki peluang sama sekali, apalagi melihat lawan yang berjumlah beberapa orang tengah mengelilingi dirinya.
"Ibu, sepertinya aku akan menyusul mu lebih cepat" Lei Tian berkata saat keputusasaan menghampirinya.
Sementara itu dari kejauhan tampak seorang pria paruh baya sedang mendekat ke arah pertempuran Lei Tian dengan para penjahat. Gong Dun baru mendapatkan kabar tentang kematian Nyonya Lin Mei, segera ia menuju Desa Gunung Batu. Namun alangkah kagetnya ia ketika mendengar pengakuan dari Bibi Jian, Lei Tian kini tengah membantu warga menghadapi para penjahat yang sedang merampok Desa Gunung Batu.
Kini Gong Dun sangat terkejut melihat kekuatan yang baru saja dikeluarkan oleh Lei Tian. Meskipun terlihat jelas jika gerakan Lei Tian sangat kasar, namun itu wajar karena selama ini ia tidak pernah belajar jurus maupun teknik beladiri.
"Berhenti! Kalian cari mati" teriak Gong Dun yang muncul dari balik kegelapan.
Menyadari kedatangan seseorang yang ia kenal, Lei Tian bisa bernapas dengan lega, dengan sisa tenaganya ia mencoba bertahan dengan tubuh yang dipenuhi luka pedang.
Gong Dun yang menyaksikan Tuan mudanya terluka tidak tinggal diam, dia segera menarik belati panjangnya yang merupakan ciri khas orang-orang yang berasal dari Sekte Belati Merah.
Tatapan Gong Dun begitu tajam kepada para penjahat yang telah menyakiti Lei Tian. Aura membunuhnya dalam sekejap melonjak membuat para penjahat mulai gentar.
Mereka menyadari jika pria yang berada di hadapan mereka bukanlah tandingannya meski mereka menang jumlah. Saat Belati Merah sudah terhunus ke atas udara, di bawah cahaya lampu yang redup kengerian tampak terpancar dari wajah Gong Dun.
Menyadari adanya niat membunuh dari orang yang baru saja datang, kelompok penjahat yang mengelilingi Lei Tian kini bersiap untuk menyerang Gong Dun secara bersamaan.
"Siapa kau? berani-beraninya ikut campur dengan urusan kelompok kami" ujar Ketua penjahat tersebut.
Gong Dun tidak menjawab, ia menarik napas dalam-dalam. Sepuluh orang penjahat yang tersisa hendak menyerang Gong Dun secara bersamaan, mereka ingin menghabisi Gong Dun dengan cepat.
Trank!
Trank!
Trank!
Dengan belati panjangnya, Gong Dun masih tampak tenang menangkis setiap serangan, ia dapat melihat kombinasi serangan dari mereka yang masih terdapat celah yang cukup besar.
"Jurus Belati Membelah Langit" teriak Gong Dun penuh semangat.
Gong Dun segera bergerak dengan cepat, memutar pinggang dan menggeser kakinya ke kiri dan ke kanan membuat pola menyerupai bentuk zig-zag.
Beberapa kali ia menghindar dari sabetan pedang, ia juga sambil melakukan serangan balasan saat ia mendapatkan titik lemah dari lawan-lawannya.
"Aarrgghh"
"Aarrgghh"
"Aarrgghh"
Teriakan demi teriakan terdengar sangat memilukan di kegelapan malam, satu persatu para penjahat mulai jatuh terhempas ke tanah dengan luka menganga di leher mereka.
Gong Dun dengan cepat berhasil mengambil nyawa dari lawan-lawannya tanpa banyak mengalami kesulitan. Apalagi setelah Ma Lingsheng ikut terbunuh, mental yang lainnya menjadi hancur.
Metode yang cepat dan lincah tidak terbaca oleh para penjahat yang terbiasa merampok itu. Sebagai seorang kultivator tentu Gong Dun memiliki teknik membunuh yang berbahaya.
Pengalamannya sebagai pengawal pribadi Patriark Lei Yun Xi tidak perlu diragukan lagi, apalagi kekuatannya sudah meningkat dari sebelumnya. Setelah berhasil mengakhiri pertempuran, Gong Dun memfokuskan pandangannya kepada sosok Lei Tian yang kini sedang terluka.
Gong Dun segera menghampiri Lei Tian untuk memeriksa lukanya.
"Tuan muda apakah anda baik-baik saja?" ucap Gong Dun dengan nada khawatir.
"Paman Gong, terimakasih" ucap Lei Tian dengan nada lemah sebelum ia kehilangan kesadaran.
"Tuan Muda" teriak Gong Dun.
"Paman, biarkan ia istirahat dan menyembuhkan luka di kediamanku" ujar Zhao Yusi menawarkan diri.
"Baiklah jika begitu, maaf merepotkan" ucap Gong Dun.
Gong Dun segera mengangkat tubuh Lei Tian ke dalam kamar Zhao Yusi, setelah meletakkannya ia segera membuatkan beberapa ramuan obat.
Zhao Yusi merasa sangat bersalah melihat kondisi pria yang pernah ia hujat kini sedang berbaring lemah di tempat tidurnya. Namun tanpa ada yang menyadarinya, Liontin Naga Petir yang menggantung di leher Lei Tian kini sedang bergetar dan menyerap darah Lei Tian.
Liontin Naga Petir tersebut menyerap darah Lei Tian dengan ganas. Darah yang mengalir dari luka sebelumnya kini terserap ke dalam Liontin tersebut, seperti sedang berinteraksi dengan tubuh Lei Tian Liontin tersebut bergetar dan mengeluarkan energi aneh.
Dalam sekejap Liontin Naga Petir tersebut terserap ke dalam tubuh Lei Tian yang kini sedang pingsan. Seolah membentuk kesadarannya sendiri, Liontin Naga Petir tersebut membentuk lautan kesadaran yang sangat luas di dalam tubuh Lei Tian.